Mohon tunggu...
Reza aka Fadli Zontor
Reza aka Fadli Zontor Mohon Tunggu... -

Bukan Siapa-siapa, Hanya seorang Pemerhati Masalah Politik dan Sosial Zonk.Fadli@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kematian Mirna, Bawelnya Ayah Mirna, dan Dugaan Korban Persaingan Bisnis

6 Februari 2016   08:55 Diperbarui: 13 Februari 2016   23:43 44783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

5.tanggal 6 malam hingga tanggal 8 januari malam keluarga sudah menerima kenyataan bahwa  Mirna sudah tidak ada.  Keluarga menolak otopsi yang ditawarkan oleh Polisi.

6.tanggal 7 januari polisi datang ke Café Olivier  meminta keterangan 5 orang saksi dan meminta rekaman CCTV.  Tanggal 8 polisi memeriksa Café tetapi belum melakukan Olah TKP.

7.tanggal 9 januari Kapolsek Tanah Abang  AKBP Jefri Siagian mengatakan dari CCTV belum ada yang mencurigakan.  Café  juga sudah buka untuk umum.  Di sisi lain, Tanggal 9 itu juga Mirna diotopsi dan setelah itu dimakamkan di Bogor. Keluarga Mirna akhirnya bersedia /mengiklaskan korban diotopsi sesuai permintaan polisi.

8.tanggal 10 Dirkrismum Polda Metro Jaya mengabarkan dari 3 sampel kopi yang dibawa dari café Olivier salah satunya mengandung sianida.  Pertanyaan besarnya Kapan sebenarnya sample kopi dibawa polisi dari Café Olivier?  Kemungkinan besar paling cepat tanggal 7 Januari barulah polisi mendapatkan sample kopi tersebut. Polisi meminta sample kopi dari Café Olivier dan menurut pemilik Café bekas kopi Mirna sudah dia cicipi bersama Bar tendernya. Pemilik café merasa lidahnya kebas sementara  bar tender sampai muntah-muntah.  Jadi  kopi yang diminum Mirna ini rupanya sudah diutak-atik oleh pihak Café sebelum diserahkan ke polisi.  Maksud diutak-atik disini adalah dipindahkan dari meja TKP ke dapur Café dan dicoba untuk dicicipi oleh  pihak café. Dan selanjutnya barulah diserahkan ke polisi.  (Mudah-mudahan Kopi yang diminum Mirna tidak tertukar dengan kopi lainnya).

9.tanggal 11 Januari barulah Polisi melakukan  Olah TKP di Café Olivier. Itu berarti 5 hari setelah kejadian barulah TKP diperiksa dengan teliti.  Bisa disimpulkan dalam 5 hari tersebut bisa saja ada bukti-bukti yang seharusnya masih ada tetapi  sudah tercemar/ sudah raib.

10.tanggal 12 januari keluar pernyataan dari Puslabfor polisi bahwa hasil forensic menemukan lambung korban terluka. Ada sianida 3,75 mg  di lambung korban. Dipastikan polisi bahwa kopi yang diminum Mirna mengandung 15 gram Sianida. Kopi ini kalau diminum orang lain bisa menewaskan 20-25 orang. Ini cukup aneh karena berdasarkan literature kedokteran  1 gram sianida yang dilarutkan bisa membunuh orang dalam 30 menit. Nah kalau 15 gram yg dilarutkan kemungkinan besar korban akan tewas dalam 10 menit.  Faktanya korban meninggal 1 jam kemudian.  Entahlah salah literaturenya mungkin.

Sepuluh poin itu barulah keanehan awal.  Tetapi dari sepuluh poin itu saja sudah menimbulkan  banyak asumsi-asumsi public.  Asumsi itu terjadi karena dua  hal antara lain bagaimana sikap polisi terhadap pemilik Café Olivier yang “sangat bersahabat” dan  keanehan  (perubahan) sikap  dari  Darmawan Salihin.  Kita mulai  dulu dengan Café Olivier.

 

BISA DIDUGA  CAFÉ OLIVIER PUNYA BANYAK PESAING BISNIS

Sejak awal kalau memang  Mirna adalah korban Pembunuhan menggunakan Sianida maka pertanyaannya, mengapa yang jadi korban adalah orang biasa? Apa salah Mirna, wanita muda yang bukan merupakan orang penting?  Umumnya pembunuhan dengan racun Sianida itu dilakukan dengan motif politik atau persaingan bisnis tingkat  tinggi.

Pertanyaan berikutnya , kalau memang Jessica yang membunuh Mirna, betapa bodohnya Jessica membunuh orang didepan umum?   Jessica orang mampu dan sudah 4 tahun tinggal di Australia. Kalau memang niat mau membunuh Mirna maka Jessica bisa saja menyewa pembunuh bayaran untuk itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun