Dan akhirnya JK mulai melirik ARB yang masih menguasai Golkar. JK menawarkan perdamaian untuk ARB. JK berselingkuh dari kubu Agung Laksono. Buat JK yang penting Golkar mau masuk cabinet dan mendukung posisi dirinya . Tidak penting siapa yang menjadi Ketua Golkar karena yang penting JK berharap agar mendapatkan pendukung politik baru di cabinet.
Ical akhirnya bersedia. Saat ini Akbar Tanjung, Muladi dan lainnya sudah berada di kubu Agung Laksono. Di sisi lain KMP juga dikatakan sudah bubar sejak PAN melompat merapat ke Jokowi. Bergabung dengan pemerintah bukan pilihan buruk bagi ARB. PDIP sendiri sudah menjadi “sahabat” ARB ketika Setya Novanto di skakmat Sudirman Said.
Tetapi ARB minta syarat bahwa Golkar akan bergabung ke pemerintah tetapi kendali Golkar harus tetap ada ditangannya. ARB akan bergabung dengan Tim Transisi tetapi akan mengadakan Rapimnas dulu dan Agung tidak boleh jadi Ketua Umum Golkar bila nanti ada Munas ataupun Munaslub. Deal, JK langsung setuju.
Selanjutnya JK mulai bermain di kubu Agung yang sudah didukung Akbar Tanjung, Muladi dan lain-lain. Keinginan Akbar Tanjung, Muladi dan para senior Golkar sangat jelas yaitu Konflik Golkar harus berakhir dan Munas harus diadakan. Sementara Agung Laksono sendiri keinginannya juga jelas yaitu ingin menggantikan ARB. Tetapi intinya mereka sepakat harus diadakan Munas Bersama agar semua kekuatan bisa bersatu. Sepakatlah mereka membentuk Tim Transisi. JK ditunjuk sebagai Ketuanya dan Rapat Pertama akan dilaksanakan di kediaman JK.
Selanjutnya kita lihat bersama-sama JK kura-kura dalam perahu ketika Rapat Tim Transisi ternyata Ical tidak datang. Akbar dan Agung bersuara keras ketika Ical ingin melaksanakan Rapimnas ilegal tetapi JK hanya diam saja. Padahal JK adalah Ketua Tim Transisi. Ya memang sebelumnya JK diam-diam sudah mengatur semuanya dengan ARB.
Rapimnas kubu Ical ternyata berlangsung megah dan sukses. Malah yang datang menghadiri pada pembukaan ada Habibie (Tim Transisi), ada Menko Polhukam dan ada Menkumham. JK juga sebenarnya merencanakan hadir tetapi masih berpura-pura dalam posisi Ketua Tim Transisi. Tetapi akhirnya kedok mulai terbuka ketika Penutupan Rapimnas JK hadir dan mendampingi ARB. Alasannya kangen sama kawan-kawan di Golkar. Mulus sekali permainannya JK ini.
Dan semalam setelah menghadiri Rapimnas kubu Ical, JK pun mengeluarkan pernyataan : Tim Transisi mendukung Munaslub yang disuarakan oleh mayoritas DPD-DPD yang hadir di Rapimnas. Munaslub akan diselenggarakan oleh DPP (Dewan Pimpinan Pusat) yang terdiri dari gabungan kubu Munas Bali dan kubu Anco. Nah loh. Semakin clear sudah posisi JK.
Secara hukum Rapimnas Golkar kemarin itu tidak sah karena penyelenggaranya kubu ARB yang belum disahkan Menkumham.. Seharusnya JK sebagai Ketua Tim Transisi melarang Munas tersebut. Tapi faktanya JK menghadiri dan mengamini semua keputusan Munas. Dalam hal ini Tim Transisi ternyata hanya akal-akalan JK untuk memuluskan apa yang menjadi keinginan ARB.
Munaslub adalah permintaan ARB pribadi yang diamini oleh mayoritas DPD yang hadir. Mengapa ARB minta Munaslub sementara Agung Laksono ingin Munas, karena Munaslub harus dilakukan oleh DPP Golkar sementara Munas bisa dilaksanakan oleh Tim Transisi. Disini masalahnya pada siapa yang pegang kendali .
Kalau Munaslub yang harus dilakukan oleh DPP maka kendali dipegang Ical. Ical bisa mengkondisikan siapa saja panityanya dan apapun hasilnya , sementara kalau Munas oleh Tim Transisi maka kendali ada di Tim Transisi. Hasilnya pasti tidak sesuai dengan keinginan Ical. Dan kalau nanti Tim Transisi (Akbar dan Agung) mempermasalahkan DPP yang menyelanggarakan Munaslub, maka Ical punya alasan untuk mendesak Menkumham untuk mengesahkan sementara Munas Bali. Begitulah strategi cantik Ical yang ternyata didukung JK plus Habibie (Faksi Sulsel).
SENTUHAN JOKOWI MEMBUAT KONFLIK GOLKAR SELESAI