Mohon tunggu...
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto Mohon Tunggu... Freelancer - PENA MANFAAT semoga pena ini selalu membawa manfaat.

Al Ghazali : kalau kamu bukan anak raja atau bukan anak ulama besar, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dua Hati (3)

30 Juni 2016   00:22 Diperbarui: 30 Juni 2016   17:47 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“To, To, kenapa kamu nggak minta sama aku aja?”, keluh Fira,”Seribu persen aku kasih, To.”

“Aku malah sangat seneng kalau itu kamu lakukan itu”, lanjut Fira.

Untuk sejenak Anto terdiam, tertunduk merasa sangat bersalah dengan yang menjadi kelakuannya. Terlalu pengecut untuk menyampaikan perasaannya pada Fira.

“Iya, Fir”, jawab Anto dengan suara getir. Getir menyadari momen emas yang bisa dia dapatkan saat itu tapi dia lepaskan begitu saja.

Anto terselamatkan dari memberi komentar atas ucapan Fira karena waitress sudah datang dengan membawa makanan yang mereka pesan. Waitress yang mengantarkan hidangan tersebut, meletakkan baki hidangan di meja. Anto memajukan pesanan Fira ke hadapan Fira dan lemon tea yang juga dipesan Fira. Sementara dia meletakkan sendiri hidangan untuk dirinya. Fira meneguk lemon tea hangat di hadapannya. Bau segar lemon bercampur teh menghampiri hidung Anto. Fira pun memejamkan matanya menghirup aroma yang muncul dari lemon tea-nya. Fira begitu menikmati aroma tersebut, hingga memejamkan matanya. Sekilas Anto teringat momen-momen pada masa dia dekat dengan Fira di SMA. Momen dimana dia tidak bisa melupakan pengalaman tersebut, saat dia mencium Fira untuk pertama kalinya. Fira memejamkan mata persis seperti saat ini.

“Harum sekali lemon tea ini, aku selalu suka dengan lemon tea, Tok”, sesaat Fira berkata-kata setelah menikmati aroma lemon tea-nya.

Anto agak tergagap karena tiba-tiba Fira mengatakan sesuatu kapadanya. Anto Cuma bisa tersenyum atas apa yang diucapkan Fira. Dia pun mencicipi lemon tea yang ada di hadapannya. Selanjutnya Anto memperhatikan cara Fira memotong sandwichnya dengan perlahan dan anggun.  Anto pun mulai memotong sandwichnya dan mulai menikmati potongan demi potongan.

“Kamu pulang jam berapa malam mini?, tanya Anto sambil melirik ke arah arlojinya yang sudah menunjukkan jam 20.00.

“Sudah kok sudah selesai, cuma tinggal bebenah sebentar”, jawab Fira.

“Oh syukur deh”, jawab Anto,”Habiskan dulu aja ya?”

Fira menganggukkan wajahnya, sambil tersenyum. Dia pun melanjutkan memotong sandwichnya dan mengkombinasikan dengan salad. Sesekali dia mengolesi saos pedas ke sandwichnya. Anto pun mengikuti menyantap, hidangan yang ada di depannya. Sesekali diselingi dengan lemon tea. Tak berapa lama, keduanya selesai melahap hidangannya masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun