"Tidak inginkah kamu memberitahu siapa namamu sebenarnya?" Bunga sedikit terkejut mendengar pertanyaan itu. Dia semakin merasa Si Pria Tampan ialah pria tampan berbeda, karena baru sekarang ada yang benar-benar ingin tahu siapa nama Bunga sebenarnya.
"Saya adalah Bunga, tapi kalau kamu ingin memanggilku Si Kupu-kupu ... itu tidak masalah," jawabnya sambil menyesap bir yang nyaris habis.
"Aku ingin kamu menemaniku malam ini."
"Seperti kemarin?"Â
Pria tampan tidak menjawab, hanya tersenyum sambil mengangkat kedua alisnya.
Pergumulan mereka malam ini selesai. Bunga terbaring menutupi tubuh sintalnya dengan selimut, menyaksikan Si Pria Tampan yang hendak mengenakan kembali pakaiannnya. Dia tahu, sebentar lagi ia akan pergi. Dia tahu setelah ia pergi, dia akan kembali mencari pelanggan lain sampai matahari terbit nanti.Â
Tapi ternyata dia salah. Kali ini Bunga mendapat tamu yang tak biasa. Pria tampan tiba-tiba mengurungkan niatnya untuk meninggalkan kamar. "Keberatankah kamu jika menemaniku sampai pagi?" tanya pria tampan yang kini duduk di tempat tidur, di samping Bunga.
"Asal bayarannya menyesuaikan."
"Aku siap membayar berapa pun," celetuknya sambil menyalakan rokok, "tapi yang saat ini kuinginkan bukan tubuhmu lagi."Â
Bunga mengernyit, ini permintaan istimewa.
"Ceritakan padaku tentang dirimu, kupu-kupu." Ia mengembuskan asap rokok dan tersenyum ke arah Bunga.