*
Samar-samar, saya mendengar suara Ernest sedang berbicara dengan seseorang.
"Sebenarnya, dia itu siapanya kamu, sih?"
"Ah, sudahlah, jangan mengejekku terus."
Mereka tertawa. Dia? Siapa yang mereka bicarakan?
"Jangan-jangan kamu memang jatuh cinta sama pasien itu. Ayolah, mengaku saja!"
"Cukup, Dave. Aku cuma mau menolong dia."
"Alasan. Mana ada menolong orang sampai bobo enak bertahun-tahun? Kenapa tidak kamu nikahi saja sekalian?"
"Jangan gila, istriku bisa meradang. Bisa mendadak jadi gelandangan aku nanti!"
Ernest dan Dr. Dave kembali tertawa.
Tanpa pikir panjang, saya segera berlari menghampiri mereka. "Apa maksudnya? Siapa dia? Siapa perempuan itu, Ernest?" Saya menarik dan memukuli Ernest sambil meneriakinya dengan pertanyaan yang sama terus menerus seperti orang gila.