"Baiklah, tapi nanti makan ya, Mama masak banyak menu seafood loh buat kamu." Mama mulai tersenyum sambil mengelus kepalaku. Aku jadi sedikit merasa bersalah padanya.
*
"Matt membuang boneka babiku lagi, Mas. Padahal aku membelinya dari Jepang dan harganya lumayan mahal, lho."
"Jadi ... Matt masih menganggapku babi jantan?"
"Tapi dia tetap anakku, Mas. Anakku satu-satunya."
"Ma, mulai besok aku tidak mau tinggal di sini lagi, aku takut, Ma. Kemarin Matteo nyeburin aku ke kolam renang. Untung ada Papa yang nolongin aku, kalo enggak aku bisa mati tenggelam. Pokonya aku nggak mau tau, aku minta dibeliin rumah baru, titik."
"Itu ide bagus. Gimana sayang, kamu mau kan beliin rumah baru buat aku dan Paprika?"
Aku bisa mendengar percakapan mereka dari kolam renang dan aku semakin yakin jika Mama tidak akan bahagia lebih lama lagi. Tapi Si Babii Jantan dan Paprika ternyata punya ilmu sihir. Mereka bisa hidup lagi meski aku sudah membunuhnya berkali-kali.
"Lihat, Matt! Mereka masih hidup. Kamu tidak pernah membunuh mereka."
"Aku bersumpah. Aku bahkan sudah menyetubuhi Paprika di kamarku sendiri. Aku juga tidak tahu kenapa mereka bisa hidup lagi dan lagi."
"Bodoh! Kamu hanya membunuh boneka babi ibumu, Matt. Haha! Dan kamu melakukan masturbasi bersama potongan paprika yang kamu ambil dari toping pizza? Apa kamu gila?"