4. Kalangan (menjadi tokoh percaya diri atau usil)
   5. Aki (kakek tua yg sudah keriput)
   6. Nini sekaligus Ibu Lugu (menjadi penduduk desa)
    7. Lugu (menjadi tokoh sentral atau anak ngotot)
    8. Boss (menjadi seorang pengusaha)
    9. Politikus dan Pejabat Pemerintah Kota (orang yang berpendidikan tinggi)
   10. Kamtib (menjadi seorang keamanan yang tegas)
Drama hasil karya Ucok Klasta merupakan drama yang menampilkan suasana tahun 2000 awal, yang dapat dilihat dari kostum yang dipakai oleh para pemain. Tetapi drama ini menurut saya kurang mendukung karena property adegan 1 hanya terdapat satu kursi sebagai propertynya, lalu untuk bagian sound atau suara yang yang bocor ke backsound, dalam drama tersebut kadang terdengar suara motor berlalu-lalang hingga membuat penonton menjadi kurang mencerna perkataan yang sedang dibicarakan.
Pementasan drama "Padang Bulan " karya Ucok Klasta ialah mengenai sebuah kritik sosial saat arus modernisasi perlahan mengerus kebudayaan yang terus berkembang pada berjalannya zaman ini. Ucok Klasta selaku penulis naskah tersebut juga menyampaikan pesan dalam naskah yang dibuatnya yaitu penyampaian kepada pembaca bahwa budaya yang sudah ada sejak dulu seharusnya tetap dilestarikan agar generasi penerus selanjutnya tidak melupakannya. Hal tersebut ditunjukan melalui pemilihan tokoh, penokohan, latar dan judul yang diambil.
Bulan digunakan dalam judul tersebut oleh Ucok Klasta karena merupakan penggambaran anak-anak yang biasa berkumpul pada saat bulan purnama untuk bermain bersama. Pada arus modern yang terus berkembang perlahan membuat kebudayaan yang telah ada sejak dulu dan seterusnya harus dilestarikan agar generasi muda juga bisa mengenal betapa serunya permainan zaman dulu.
Alur Drama :Â
- Alur merupakan serangkaian peristiwa yang berlangsung dalam sebuah cerita. Alur campuran yang digunakan pada adegan ke tiga ketika Aki mendongengkan sebuah cerita kepada Bulan, Padang, Jembar, dan Kalangan menjadi benang merah antara cerita utama dengan cerita dalam dongeng dan tidak terlepas dari permasalahan melainkan permasalahan dijelaskan melalui adegan ke tiga. Arus modern yang terus berkembang perlahan mengikis kebudayaan yang telah ada sejak dulu dan seharusnya dilestarikan agar generasi muda juga bisa mengenal betapa asiknya permainan jaman dulu.