Mohon tunggu...
Fadil Amelia Herawati
Fadil Amelia Herawati Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Argumentasi Dimensi Pada Semesta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Teater Suket "Padang Bulan" Karya Ucok Klasta Studi Pentas Daring 2021

22 Desember 2022   20:45 Diperbarui: 22 Desember 2022   20:50 2848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis : Fadil Amelia. H  || Editor : Fadil Amelia. H

OLEH : FADIL AMELIA HERAWATI

NPM : 210402080036

 

Judul : Padang Bulan

Tema : Kemerdekaan Indonesia

Jumlah pemeran :10 orang

Karakter : 

      1. Bulan (menjadi tokoh utama protagonis)

      2. Padang (menjadi salah satu tokoh sentral)

      3. Jembar (menjadi tokoh andalan yang bersama dengan tokoh utama)

      4. Kalangan (menjadi tokoh percaya diri atau usil)

      5. Aki (kakek tua yg sudah keriput)

      6. Nini sekaligus Ibu Lugu (menjadi penduduk desa)

       7. Lugu (menjadi tokoh sentral atau anak ngotot)

       8. Boss (menjadi seorang pengusaha)

       9. Politikus dan Pejabat Pemerintah Kota (orang yang berpendidikan tinggi)

      10. Kamtib (menjadi seorang keamanan yang tegas)

Drama hasil karya Ucok Klasta merupakan drama yang menampilkan suasana tahun 2000 awal, yang dapat dilihat dari kostum yang dipakai oleh para pemain. Tetapi drama ini menurut saya kurang mendukung karena property adegan 1 hanya terdapat satu kursi sebagai propertynya, lalu untuk bagian sound atau suara yang yang bocor ke backsound, dalam drama tersebut kadang terdengar suara motor berlalu-lalang hingga membuat penonton menjadi kurang mencerna perkataan yang sedang dibicarakan.

Pementasan drama "Padang Bulan " karya Ucok Klasta ialah mengenai sebuah kritik sosial saat arus modernisasi perlahan mengerus kebudayaan yang terus berkembang pada berjalannya zaman ini. Ucok Klasta selaku penulis naskah tersebut juga menyampaikan pesan dalam naskah yang dibuatnya yaitu penyampaian kepada pembaca bahwa budaya yang sudah ada sejak dulu seharusnya tetap dilestarikan agar generasi penerus selanjutnya tidak melupakannya. Hal tersebut ditunjukan melalui pemilihan tokoh, penokohan, latar dan judul yang diambil.

Bulan digunakan dalam judul tersebut oleh Ucok Klasta karena merupakan penggambaran anak-anak yang biasa berkumpul pada saat bulan purnama untuk bermain bersama. Pada arus modern yang terus berkembang perlahan membuat kebudayaan yang telah ada sejak dulu dan seterusnya harus dilestarikan agar generasi muda juga bisa mengenal betapa serunya permainan zaman dulu.

Alur Drama : 

  • Alur merupakan serangkaian peristiwa yang berlangsung dalam sebuah cerita. Alur campuran yang digunakan pada adegan ke tiga ketika Aki mendongengkan sebuah cerita kepada Bulan, Padang, Jembar, dan Kalangan menjadi benang merah antara cerita utama dengan cerita dalam dongeng dan tidak terlepas dari permasalahan melainkan permasalahan dijelaskan melalui adegan ke tiga. Arus modern yang terus berkembang perlahan mengikis kebudayaan yang telah ada sejak dulu dan seharusnya dilestarikan agar generasi muda juga bisa mengenal betapa asiknya permainan jaman dulu.

Latar Tempat Drama :

  • Adegan 1 : bertempat di area pekarangan depan rumah aki dan nini dibuktikan adanya property bilik dan kursi yang berlapiskan tikar.
  • Adegan 2 : berlatarkan seperti adegan pertama
  • Adegan 3 : berlatarkan tempat perkotaan, tempat restoran yang dibuktikan dari property pendukung gambar suasana tempat tersebut.
  • Adegan 4 dan 5 : berlatarkan tempat yang sama seperti adegan pertama

Nada dan Latar Suasana :

  • Adegan 1 : pada awal masuk cerita suasana sunyi/tenang, lalu kemudian suasana ceria yang di buktikan pada saat padang, bulan, jembar, dan kalangan masuk sambil tertawa, setelah itu suasana makin ceria saat anak-anak memulai permainan tebak-tebakan.
  • Adegan 2 : masih pada suasana ceria. Kemudian pada saat tokoh aki dan nini masuk sambil membawa klenyem suasana berubah menjadi tenang, setelah itu pada saat adegan aki sedang bercerita untuk cucu-cucunya suasana makin tenang dan serius karna mendengarkan cerita yang dibawakan.
  • Adegan 3 : Disini suasananya berubah menjadi sedih dan mencekam karna pada adegan ini menceritakan lugu yang kelaparan sambil menadahkan tangan di pinggir restoran kondang. Setelah itu suasana makin mencekam dan rusuh karna di adegan ini lug uterus diseret-seret oleh kamtib karna dianggap telah mengganggu pemandangan di kota. Pada akhirnya suasana berubah menjadi tenang kemudian suasana sedih karna pada adegan ini ibu lugu masuk dan melerai mereka setelah itu ibu lugu menghampiri lugu dan menceritakan keadaan di kota yang sebenarnya merupakan kampong halaman mereka yang sudah berubah.
  • Adegan 4 : Sama seperti adegan pertama yaitu suasana sunyi/tenang, kemudian suasana berubah menjadi sedih karena anak-anak mengingat bahwa aki dan nini telah tiada setahun yang lalu dan mengenang betapa baiknya sosok aki dan nini bagi mereka. Setelah itu suasana berubah menjadi ceria lagi karena anak-anak mulai bermain jilumpet.
  • Adegan 5 : Pada adegan ini merupakan klimaks/puncak drama. Suasana yang mencekam, dibuktikan pada saat padang berubah menjadi plestesien, jembar menjadi handphone, kalangan menjadi bulldozer yang kemudian merundung, menakut-nakuti, dan menarik bulan agar mengikuti mereka (agar mengikuti perkembangan jaman).

Gaya Bahasa :

Adegan 1

003. Padang : Mana yang lain ?

004. Bulan, Padang : Jembaaar ...! Kalangaaan!

Jembar masuk.

005. Bulan : Kamu tak bersama kalangan, Jembar ?

006. Jembar : Tidak.

007. Bulan, Padang, Jembar : Kalangaaan ...!

Kalangan masuk dengan diam-diam lantas berteriak mengagetkan teman-teman.

008. Kalangan : HEI !!!

009. Bulan, Padang, Jembar : Ora kageeet ...Weee !

Semuanya tertawa.

     Gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa percakapan, dimana menggunakan gaya bahasa menengah serta pada struktur kalimat pada drama yaitu gaya bahasa repetisi, gaya bahasa retorika, dan terdapat pada bagian Polisindenton dan gaya bahasa kiasan yaitu alusi.

Makna Leksikal :

Padang bulan ini merupakan sebuah pementasan drama remaja yang memiliki nilai-nilai sebagai bentuk sebuah penghormatan untuk tanah kelahiran kampung halaman.semua orang bertumbuh dan berkembang pada tempat bermain yang menjadi tempat cerita. Pada pementasan drama ini memiliki nilai kehidupan untuk saling tolong menolong, saling memiliki simpati dan empati yang tinggi, toleransi dan bermasyarakat, dan menjaga alam tetap lestari serta melestarikan budaya negara kita.

Makna Gramatikal :

Kebudayaan yang dimasukkan kedalam naskah berwujud pada permainan tradisional yang sering dimainkan oleh anak-anak. Selain itu selain permainan tradisional adapun juga beberapa lagu yang digunakan seperti lagu "Padang Bulan" dan "Mentog-Mentog. Ucok Klasta menyampaikan pesan kepada pembaca bahwa budaya yang sejak ada sejak dulu seterusnya tetap dilestarikan agar generasi penerus tidal melupakannya.

Kesimpulan :

Analisis yang dapat diambil pada pementasan drama Padang Bulan yaitu kita dapat menambah wawasan baru yang juga berkaitan pada seni yang menunjang pengalaman serta pengetahuan tambahan. Pada drama ini, menunjukkan sebuah pesan bahwa arus globalisasai yang demikian banyaknya. Indonesia harus mempunyai sebuah karakter bangsa tersendiri dimata dunia yaitu dengan tidak meninggalkan nilai-nilai luhur kebudayaan yang lama sehingga masyarakat Indonesia terus menanamkan kebudayaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun