Mohon tunggu...
Fadia Lyra Anjani
Fadia Lyra Anjani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyukai hal hal yang menarik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Visi Misi Semar pada Upaya Pencegahan Korupsi

10 November 2023   23:21 Diperbarui: 10 November 2023   23:34 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.canva.com/design/DAFzlSBcuz4/onGhbFmm9bLtloZe9eG0Xw/edit

Semar digambarkan sebagai simbol nilai-nilai ideal yang menjadi pandangan hidup masyarakat Jawa, antara lain:

1. Semar ke dunia : singgah di Ngombe. Dunia ini hanya palsu dan tidak jelas karena pada akhirnya akan kembali  kepada Sang Pencipta. Oleh karena itu, turunnya Semar ke dunia merupakan simbolik yang bersifat sementara.

2. Dharmahita (menyerah). Sebagai contoh sikap Semar yang digambarkan sebagai dewa namun merupakan abdi atau abdi dari saudara Pandawa, artinya menurut pemahaman orang Jawa, walaupun mempunyai kedudukan yang tinggi, namun ia harus tetap rendah hati.

3. Urip Samadya (Hidup Sederhana). Dari sosok Semar yang disebut sebagai dewa namun tetap menjadi abdi, kita bisa belajar untuk  hidup sederhana dan tidak terlalu ambisius. Menikmati hidup saja sudah cukup, karena roda terus berputar.

4. Berbasis di Pambudi (sopan dan halus). Semar yang digambarkan sebagai seorang laki-laki namun dengan perawakan dan ciri wajah yang feminim, artinya dimanapun berada harus tetap sopan, halus, lemah lembut sebagai perempuan dan tidak terkesan menantang di hadapan orang lain. Ketidakjelasan sikap Jawa  antara Iengi dan Mboten. Maksud dari sikap samar-samar ini adalah untuk menghindari konflik dan menjaga keharmonisan, sehingga orang Jawa mengiyakan padahal awalnya tidak.

     Punakawan  adalah seorang abdi (bukan abdi). Seorang hamba harus bijaksana, dapat dipercaya, jujur, visioner, tenang dan mempunyai keberanian yang cukup untuk menghadapi segala situasi dan emosi, baik yang sederhana maupun yang kompleks.

     Kehadiran Semar dalam kehidupan nyata seringkali ditunggu-tunggu seiring dengan semakin kacaunya situasi negara saat ini, kesengsaraan dan penindasan pihak yang kuat terhadap yang lemah semakin sering terjadi, moralitas dan etika semakin lumrah. memikirkan kekayaan pribadi tanpa mengkhawatirkan kekayaan pribadi. kondisi masyarakatnya yang semakin tertindas dengan kebijakan yang mereka ambil. Simbol kebijaksanaan dalam dunia wayang, Semar adalah dewa yang menyamar sebagai orang kecil untuk memulihkan perdamaian ketika negara berada dalam situasi berbahaya. Hal ini membuat banyak orang, atau segelintir orang yang masih peduli dengan keberlangsungan negeri ini, mendambakan sosok Semar yang kini bereinkarnasi di kehidupan nyata, mampu menyelamatkan negara dari krisis.Berbagai krisis multidimensi tengah menyerang Indonesia. Hari ini. Bangsa. Selain itu, dalam  Islam juga diajarkan bahwa akan ada  Al-Mahdi yang diturunkan Tuhan sebagai penyelamat.

     Semar juga merupakan lambang mistik pati Ngelmu-Kasampurnaning, khususnya Bojo sira arsa Mardi Kamardikan, ajwa Samar Sumingkiring dur-kamurkan Mardika, artinya “kemerdekaan jiwa dan jiwa, artinya kebebasan jiwa dan jiwa, yang Yaitu, tidak diserbu hawa nafsu dan keduniawian demi mencapai kematian yang sempurna dan suci, tanpa noda dosa.

Apa itu Korupsi

     Korupsi adalah suatu bentuk ketidakjujuran atau perilaku kriminal yang dilakukan oleh individu atau  organisasi yang mempunyai kekuasaan untuk mendapatkan keuntungan yang tidak sah atau menyalahgunakan kekuasaan untuk keuntungan pribadi. Korupsi dapat melibatkan berbagai aktivitas, termasuk penyuapan, penjualan pengaruh dan penggelapan, dan  juga dapat melibatkan tindakan hukum di banyak negara. Korupsi politik terjadi ketika pejabat atau pegawai pemerintah lainnya bertindak dalam kapasitas resminya demi keuntungan pribadi. Korupsi lebih banyak terjadi di negara kleptokrasi, oligarki, negara narkotika, dan negara mafia. Data terkini menunjukkan bahwa korupsi sedang meningkat. Setiap negara mengalokasikan sumber daya nasional untuk mengendalikan dan mengatur korupsi dan mencegah kejahatan. Strategi yang diterapkan untuk memberantas korupsi sering kali dirangkum dalam istilah anti korupsi. Selain itu, inisiatif global seperti  Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB 16 juga memiliki target  yang diharapkan dapat mengurangi segala bentuk korupsi secara signifikan.

     Menurut buku “Teori dan Praktek Pendidikan Anti Korupsi” karya Sukiyat, korupsi merupakan sesuatu yang busuk, jahat dan merusak. Dengan demikian, korupsi dapat dipahami sebagai perbuatan  yang  sifat dan kondisinya tidak bermoral dan bejat, berkaitan dengan jabatan pada instansi atau aparatur pemerintah, penyalahgunaan jabatan karena pemberian, melibatkan faktor  dan kebijakan ekonomi, serta menempatkan keluarga atau kelompok dalam pelayanan di dalam lingkungannya yurisdiksi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun