"Haloo permisi, sudah ku peringatkan berapa kali nona stoorm cepat ambil sepedamu dan segera antarkan susu hangat itu ke rumah nyoya stark SEKARAAANG! " Seru ibuku  yang sudah sepuluh kali memintaku mengantarkan susu untuk nyonya stark. Aku segera bangun tanpa mengiyakan ibuku dan segera mengayuh kencang sepedaku ke arah rumah tua milik nyonya stark.Â
Nyonya stark adalah wanita tua yang tinggal sebatang kara diujung jalan komplek rumahku, dia wanita tua yang hidup sendirian karena suaminya telah lama tiada dan tak memiliki anak seorangpun. Dan ya tentu saja karena itu ibuku sering membantunya dengan memberikan sup dan menyuruhku membersihkan rumahnya. Dan aku,namaku Stormi, Stormi Noyabr, iya aku tau nama ini cukup aneh, atau mungkin sangat aneh, akupun tidak tau secara spesifik apa arti namaku ini, tapi sepengetahuanku Stormi adalah badai dan Noyabr bahasa Azerbaijan yang berarti bulan November.Â
Aku adalah remaja 18 tahun yang tidak terlalu pandai, tapi tak bodoh, tidak terlalu cantik tapi juga tak jelek, aku sudah aktif organisasi sejak SMP, tapi tidak terkenal juga. Kesibukanku saat ini adalah bersekolah, mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi dan sedikit berbisnis. Ya hanya bisnis kecil menjual makanan ringan yang konsumennya juga teman temanku sendiri. Â Seperti remaja pada umumnya aku juga ingin menjadi kaya raya dan dapat membeli segala kebutuhan dengan uangku sendiri.Â
Oh satu hal lagi aku bukan anak satu satunya dikeluargaku, karena aku memiliki seorang kakak laki laki yang bernama Groove August. Dan dia sedang berkuliah di luar kota saat ini. Berbedan denganku, Groove lebih pandai dibandingkan denganku. Dia anak yang pandai sejak kecil, menemukan jalan keluarnya sendiri dalam mengerjakan tugasnya,memiliki wawasan yang luas meskipun dia agak ngeyel, pokoknya Groove sangat pantas menjadi figure seorang kakak.
Aku dan keluargaku tinggal di perumahan yang tak begitu dekat dengan kota tetapi juga tak jauh dari kota, dan memiliki penduduk yang cukup banyak, dan berasal dari berbagai daerah yang berbeda. Hanya saja aku tak tau banyak soal tetanggaku, karena ya aku hanya banyak dirumah belajar, bermain ponsel dan berbisnis. Sesekali keluar rumah hanya untuk mengunjungi rumah nyonya Stark untuk membantunya, tak lebih dari itu. Karena menurutku tak ada yang dapat nyambung jika kuajak bicara, ya.. karena... Memang aku tak dekat.
Ckiiit... Tin tin.., suara sepedaku yang baru saja tiba didepan rumah nyonya Stark. " Oowh Stormiiii,apakah itu kauu?" Terdengar suara nyonya Stark yang berusaha berteriak agar aku mendengar suaranya karena beliau sudah tua renta, " Oh iya nyonya Stark ini aku, Stormi." Jawabku sembari menutup pintu gerbang rumahnya. " Aku sudah menunggumu sejak pukul tujuh tadi storm, aku sangat membutuhkan bantuanmu, bisakan kau ambilkan brangkas kotak besar berwarna merah diatas loteng rumahku??" Pinta nyonya Stark.
"Oh tentu saja bisa, ini sup untukmu nyonya Stark, aku akan mengambilkannya untukmu." Jawabku sembari menghidangkan sup buatan ibuku kepada nyonya Stark. Dan akupun mulai menaiki loteng rumah nyonya stark. Dan saat aku berada di loteng rumahnya aku menemukan sebuah buku berwarna hijau pastel yang sangat cantik, seharusnya aku tak membukanya saat itu, tapi karena aku penasaran, kubuka buku itu dan betapa terkejutnya aku melihat ada fotoku saat aku berumur 6 tahun, berfoto dengan suami nyonya Stark di halaman rumah mereka. Yang tandanya saat itu saat pertama kalinya aku pindah di komplek perumahanku. Dan aku mulai membuka lembaran berikutnya dari buku itu, dan terdapat tulisan tangan yang sepertinya tulisan nyonya stark, yang berisi.
"Ini tetangga baruku yang rumahnya 10 rumah jaraknya dari rumahku, dia sangat lucu dan ramah kepada semua tetangga, Namanya Stormi, sungguh nama yang berani dan kuat aku menyukainya, dia juga begitu menggemaskan. Aku dan suamiku sangat senang bila dia berkunjung kerumah kami, karena kami akan merasakan kehadiran seorang anak disana, aku membuatkannya kue, membelikannya mainan, dan mengajarkannya membuat sup daging yang enak bersama suamiku, dan kami terkadang juga mengundang ayah,ibu dan kakaknya untuk makan malam bersama dirumah. Sangat menyenangkan. Kakak Stormi, Groove juga sangat ramah dan lucu, tapi dia jarang bermain denganku karena dia suka bermain dengan anak laki laki.
"Aku sungguh tertegun sekaligus kaget karena ternyata nyonya Stark menulis setiap momen kami didalam buku tersebut. Kubuka terus lembar demi lembar halaman buku itu yang hampir semuanya berisikan momenku dan Groove bersama mereka. Sampai pada halaman ke 48 aku melihat itu adalah tulisan terakhir nyonya Stark dalam buku itu, yang juga terdapat fotoku dan dirinya tanpa tuan Stark suaminya. " Ini aku bersama Stormi kecil yang sudah tak kecil lagi, dia sudah tumbuh besar, usianya sekarang 10 tahun, kulitnya menghitam karena suka bermain diluar,badannya gendut sekali karena dia sangat suka makan, tetapi dia tetap menggemaskan, tapi setelah suamiku meninggal, aku tak tau mengapa dia jarang bermain disini, aku sedih karena merasa kesepian, dia hanya mampir sesekali untuk mengantarkan titipan ibunya lalu pulang. Dia seperti bukan Stormi yang dulu, yang ramah,lucu,dan percaya diri."Â
Hanya sampai situ tulisan nyonya Stark berakhir, aku jadi teringat sesuatu saat itu, apa yang kualami dan yang membuat aku berubah seperti yang dikatakan nyonya Stark dalam tulisannya. Tak sadar aku sudah 30 menit berada didalam Loteng. Nyonya Stark yang menunggu lama dibawah hingga supnya habis pun terlihat panik, ternyata dia sudah meneriaki ku sedari tadi karena suaranya yang ringkih dan pelan aku jadi tidak mendengarnya.
"Storm apa kau baik baik saja? " " Storm" " apa kau kesulitan membawanya " itu yang diucapkan nyonya Stark berulang ulang sampai aku mendengarnya dengan jelas. Segera ku tutup buku itu dan turun membawa brangkas kotak besar yang di inginkan nyonya Stark " oh ah ttt .. tidak nyonya Stark, aku tidak kesulitan, aku ha.. hanya sedikit membersihkan brangkas ini karena berdebu" jawabku gelagapan.Â
"Ah syukurlah, terimakasih Stormi, sudah sejak lama aku ingin mengambil brangkas ini tapi aku tak bisa menjangkaunya " jawab nyonya Stark sangat senang. Beliau lalu membuka brangkas itu dan melihat barang barang yang ada di dalamnya. Aku segera mencuci mangkuk bekas makan sup nonya Stark dan memberinya segelas susu hangat yang kubuat disana dan membersihkan rumahnya. Setelah itu aku menghampiri nyonya Stark untuk pamit pulang karena ada jadwal kursus yang harus kuhadiri.
"Nyonya Stark, aku sudah membereskan rumahmu, jikalau anda membutuhkan bantuan segera telfon ibuku saja tak apa, aku pulang dulu, akan ada kursus yang harus ku hadiri." Ujarku, sambil melihat isi dari brangkas hitam miliknya, kemudian dia mengatakan " pergilah Storm, lakukan harimu dengan baik, jadilah percaya diri, hati hati dijalan storm".
Aku lalu bergegas mengambil sepedaku dan berangkat ke tempat kursusku,aku sangat senang dapat melihat nyonya Stark tersenyum seperti itu, karena setiap aku mengunjungi rumahnya dia akan tersenyum saangat lebar. Tapi nyonya Stark  sangat jarang tersenyum kepada anak anak kecil dikomplek rumah kami karena katanya mereka tak selucu aku saat kecil haha alasan yang sangat konyol.
Akhirnya kursus ku selesai, jarum jam sudah menunjukkan puku 3 sore, karena hari ini aku kursus sendiri tanpa teman- temanku aku memilih untuk segera pulang karena jujur saja berpikir membuat otakku lelah, butuh makanan dan minuman yang dapat memulihkan kinerja otakku ini karena aku masih harus mengerjakan essai pengetahuan sosial yang harus segera dikumpulkan.Â
Aku pun segera menaiki sepedaku dan pulang kerumah. Sesampainya dirumah aku segera mencuci kaki dan tanganku dan masuk ke kamar untuk memulai mengerjakan essai, tapi tiba tiba aku teringat tulisan didalam buku nyonya Stark yang menceritakan tentang aku, aku hanya tak percaya karena yang dia ceritakan soal aku seperti bukan aku. Karena aku saat ini adalah seorang gadis yang pemalu,tak pandai bergaul, tak percaya diri dan ya sangat berbanding terbalik dengan cerita dalam tulisan nyonya Stark. Tapi aku masih mengingat semua yang diceritakan nyonya Stark dan bagaimana aku saat itu.
Semua bermula ketika aku terlahir didunia. Sejak kecil, karena aku ini lucu, imut, dan menggemaskan, aku teringat  banyak orang orang yang menyukaiku, gemas ingin mencubit pipiku, karena aku memiliki kulit putih, pipi chubby,rambut keriting berwarna merah dan tingkah yang lucu, aku juga mengingat  ternyata sejak aku dapat berbicara, aku adalah anak yang percaya diri, ramah, tidak sombong.Â
Bahkan sekalipun hidupku nomaden karena ayahku seorang pegawai, jadi beliau sering dipindah kan dari daerah ke daerah, dan disetiap daerah baru yang aku dan keluargaku singgahi, aku selalu mendapatkan teman dengan cepat, dan terasa seperti keluarga. Ya seperti nyonya dan tuan Stark, mereka merupakan salah satu dari bukti keramahan dan kelucuanku.
Tapi, kenapa hanya ada pengalaman pahit yang bisa ku ingat saat aku pertama kali pindah di komplek ini. Dulu saat pertama aku pindah di komplek ini aku ingat, aku masih sama seperti diriku sebelumnya, ramah, lucu, suka menyapa semua orang. Saat itu aku mulai mengenal tetangga-tetanggaku yang baru seperti Nyonya Stark, Tuan Tom dan keluarganya (dia memiliki anak kecil laki laki yang suka ku ajak bermain), dan juga keluarga tuan Muc.Â
Saat itu aku lebih cenderung bermain bersama tuan dan nyonya Stark karena ya memang mereka yang pertama kukenal saat pertama pindah, dan mereka orangnya juga sangat baik. Aku hampir setiap hari mengunjungi rumah mereka, saat aku berkunjung mereka akan menjadikanku seperti cucu mereka sendiri, nyonya Stark membuatkan ku kue dan susu hangat, dan tuan Stark membuatkan ku mainan dari kayu dan mengajarkanku cara membuatnya.Â
Aku sangat senang mereka baik padaku, tapi pada saat itu, tiba tiba tuan Stark jatuh sakit dan harus dirawat dirumah sakit selama berbulan bulan. Aku tak bisa terus bermain dengannya karena hal ini, saat itulah aku mulai mengenal teman-teman baruku yang jauh lebih muda dariku.
Clowy,Katy,dan hamza. Mereka teman teman baruku, mereka berusia 4 tahun lebih muda dariku, aku suka bermain dengan mereka karena mereka lucu. Clowy dan Katy adalah saudara kembar, mereka anak dari tuan Muc. Dan Hamza adalah anak dari tuan Tom. Mereka sangat lucu dan menggemaskan,tak hanya mengajak mereka bermain aku bahkan membantu orang tua mereka untuk merawat mereka seperti adikku sendiri, kumandikan, ku ajak mereka belajar, dan banyak hal yang dilakukan layaknya kakak dan adik.Â
Tapi suatu saat, aku tak tau mengapa tapi saat itu seperti saat yang merubah 180 kehidupanku saat itu, hari itu aku merasa sangat kesepian karena Groove juga tak kunjung pulang dari sekolahnya. Akhirnya aku memutuskan untuk main kerumah Clowy dan Katy, tapi, hal mengejutkan terjadi. Pada saat aku menanyakan Clowy dan Katy pada nyonya Muc ibu mereka, bukan jawaban yang seperti biasanya yang ku dapatkan, " TAK ADA, TAK USAH MENGGANGGU ANAK ANAKKU YANG SEDANG TERTIDUR, APA KAU TAK TAU ? KEDATANGANMU HANYA MENDATANGKAN SEBUAH MUSIBAH UNTUK ANAK ANAKKU,LEBIH BAIK KAU TAK DISINI." jawaban yang tak seharusnya didapatkan oleh anak berusia 6 tahun itu kudapatkan dari nyonya Muc. Aku terkejut,sedih,ingin menangis tapi aku tak boleh menangis. Akhirnya aku memutuskan untuk membeli beberapa snack di Mini market dekat rumahku, dan berencana bermain kerumah Hamza saja. Saat itu aku merasa yakin jika keluarga Hamza tak akan seperti nyonya Muc.Â
Setelah membeli snack, aku pergi kerumah Hamza, kudapati tuan Tom didepan tumahnya sembari menyiram tanaman dipekarangan rumahnya. Tampa segan aku menyapanya " Hai tuan Tom, apakabar?, bolehkah aku mengunjungi rumahmu?" Dengan senang hati tuan Tom mempersilahkan aku masuk. " Oh hai Stormi, masuklah Hamza didalam" jawabnya dengan Ramah. Aku bergegas masuk untuk berbagi snack yang sudah kubeli dengan Hamza.Â
Tapi saat masuk kedalam rumah tak kudapati Hamza disitu, hanya ada nyonya Tom yang sedang berdiri dihadapanku saat ini sambil berkacak pinggang, "Mau apa? Hamza tak ada, dia sedang tidur, tak bisa bermain saat ini,pulang tak usah main disini." Ujar nyonya Tom dengan ketus. Saat itu aku sungguh ingin menangis, Karena aku berpikir kenapa tak ada yang mengizinkan anaknya bermain denganku, salah apa aku ini, tapi saat itu aku menahan diri untuk tidak menangis, " tttapi aku sudah membelikan snack ini untuk Hamza nyonya Tom,aku ingin memakan ini bersamanya" jawabku sedikit ketakutan " Hamza tak akan suka dengan snackmu, makan lah saja sendiri lalu pulang." Jawab Nyonya Tom semakin ketus denganku. Aku tak menolak,tak juga menangis ,aku hanya duduk dan menghabiskan snack yang ku beli sendirian didalam rumah tuan Tom.
Begitu terkejutnya aku ketika tak kusadari snack yang kubeli cukup pedas, karena aku anak kecil, aku tak kuat menahan pedasnya, rasanya ingin menjerit. " Aaaa, pedass, huh hah, nyonya Tom snack ini pedas" aku berteriak kecil memberitahu nyonya Tom bahwa aku merasa kepedasan. " Memangnya kenapa? Itukan salahmu membeli snack tak melihat tulisannya terlebih dahulu." Jawab nyonya Tom yang selalu ketus. "Bolehkah aku meminta minum??" Jawabku lirih. " Kenapa kau tak pulang saja ? Rumahmu dekat,jangan menyusahkan saja dirimu" jawaban ketus yang kuterima dari nyonya Tom.Â
Aku hanya tertunduk ketakutab saat itu karena nyonya Tom terlihat menyeramkan,aku takut. " Yasudah ini kuberi sana sana pulang,menyusahkan kau ini." Nyonya Tom memberiku minum sembari mendorong dorong tubuh kecilku. Aku hanya terdiam dan menunduk, aku berlari menuju kerumah samabil menangis. Aku tak tau kenapa semua orang membenciku, tak memperbolehkan anak anaknya bermain denganku, aku kan hanya ingin bermain.
Aku segera masuk kekamarku dan menangis,terus menangis, aku terus menyalahkan diriku sendiri dan menangis. Sejak saat itu aku menjadi anak yang pendiam dan tidak percaya diri, aku tak berani keluar rumah, tak berani main kerumah nyonya Stark, tak berani berkomunikasi dengan orang orang baru, dan tak berani tampil didepan umum.Â
Semua kualami selama bertahun tahun, sampai saat aku masuk ke Sekolah menengah pertama yang semua siswanya adalah perempuan, aku baru mulai memberanikan diri untuk bersosialisasi, tapi tetap saja, selalu ada yang menghinaku,dan meremehkanku. Saat masuk SMA pun aku tetap tak berani berkenalan dengan teman baru, rasanya takut, tak percaya diri, aku merasa semua orang melihatku dengan tatapan aneh, tatapan tidak suka dan risih denganku.
"Oh tidak aku kan harus mengerjakan tugas essaiku, Ya Tuhan aku sampai lupa begini". " Jam berapa sekarang " gumamku sembari melihat ke arah jam dinding diatas gantungan bajuku." Ya ampun sudah jam 18.00 dan aku belum memulai menulis essai ku ".Â
Bahkan ternyata daritadi ibuku memanggil manggil aku "Stoorm, stormi sayaang sudah petang nak, bantu ibu, antarkan sup ini untuk makan malam nyonya Stark" " iya bu, tunggu sebentar" jawabku lirih, tak ku hiraukan tugas essai ku aku segera berangkat menuju rumah nyonya Stark untuk mengantarkan makan malam untuknya. Aku juga membawa setumpuk tugasku untuk kukerjakan dirumah nyonya Stark sembari menemaninya makan malam dan mengisi malamnya supaya tak kesepian.
Kali ini tak kubunyikan bell sepedaku untuk memberi tanda bahwa aku tiba dirumah nyonya Stark. Aku langsung masuk tanpa berisik membunyikan bell karena sudah malam. Nampak kulihat dari luar, nyonya stark tengah duduk dikursi kesayangannya. Hmm sepertinya dia sedang merajut, atau mungkin sekedar duduk sembari mendengarkan radio klasiknya. Aku segera menutup pagarnya dan memencet bell rumahnya sambil menunggu ia bukakan pintu untukku.Â
Sesaat setelah itu nyonya Stark keluar dari rumahnya dan selalu dengan ekspresi yang sama ketika aku mengunjunginya sangaat senang. " Ayo masuk, cepat,udara diluar tidak enak, masuklah kubuatkan secangkir coklat hangat dan biskuit untukmu" sapaan hangat nan bersemangat darinya membuat aku sangat senang. Aku segera masuk dan menyiapkan makan malam untuk nyonya Stark. " Malam ini ibu membuat sup jagung, dan roti kering ini untukmu nyonya Stark."Â
Jelasku kepada nyonya Stark. " Waah aku yakin pasti lezat, sup buatan ibumu sangat mirip dengan buatan ibuku dulu Storm" nyonya Stark nampak sangat senang mengetahui menu makannya malam ini. " Oh ini, kubuatkan kau kukis coklat kesukaanmu storm" nyonya Stark memberiku sepiring kukis coklat yang sering kulihat saat aku masih kecil. "Wow, ini pasti lezat, kapan kau membuatnya nyonya Stark?akan kucoba sambil menemanimu makan malam " jawabku penuh semangat.Â
" Aku membuatnya tadi siang, aku tak tau harus melakukan apa,jadi aku buat saja kukis ini untukmu, sambil membuat coklat panas " "ah baiklah kalau begitu silahkan makan malam nyonya Stark, makan yang banyak, aku akan menemanimu disini sembari mengerjakan tugas tugasku." Kuberi nyonya Stark tempat duduk untuk makan.
Setelah selesai makan dan lebih dari setengah jam mengobrol dengan nyonya Stark, tiba tiba suasana menjadi sangat hening, aku pun memutuskan untuk pergi kedapur mencuci semua mangkuk dan cangkir. Setelah semuanya selesai aku berencana untuk pulang karena sudah larut malam.Â
"Huft akhirnya semua selesai" gumamku didapur yang cukup luas ini sendirian, dapur rumah nyonya Stark dengan ruang tamu memang sedikit jauh dan ditambah usia nyonya Stark yang sudah tua yang tak dapat mendengarkan suatu hal dengan baik, kurasa dia tak akan dengar jika aku bergumam. Setelah ditinggal suaminya, nyonya stark semakin jarang berada didapur.Â
Alasannya pun sangat klasik, ia hanya tak mau tiba tiba ditengah kegiatan memasaknya teringat mendiang suami tercintanya. Ya karena memang mereka dulu sering sekali menghabiskan waktu bersama didapur untuk memasak. Aku segera menuju ke arah nyonya Stark karena ada hal yang harus kubicarakan dengannya yang membuat aku kepikiran sedari tadi.
" Mmm, nyonya Stark aku ingin bicara denganmu " tukasku memecah keheningan malam ini. " Iya, tentu boleh Stormi, katakan saja " jawab nyonya Stark dengan tenang sembari mendengarkan radio klasiknya lagi. " Aku ingin minta maaf tadi pagi saat aku mengambilkan brangkas milikmu, aku membaca buku pribadimu yang berwarna hijau mint" jawabku yang merasa tidak enak dengan nyonya Stark karena sudah lancang.Â
"Oooh kau sudah mengetahui buku itu ???" Tanya nyonya Stark dengan wajah tersenyum, " ii... Iya maafkan aku aku lancang nyonya Stark" jawabku lirih " hahaha syukurlah kalau kau sudah membacanya, aku justru sangat senang akhirnya kau mengetahuinya Stormi" aku terkejut kenapa respon nyonya Stark begitu santai, apa memang beliau sengaja menulis itu untuk kubaca?
Aku masih heran, tapi nyonya Stark tak menjelaskan secara rinci kenapa dia menuliskan itu hanya saja dia berkata padaku bahwa aku adalah salah satu alasan dia bisa tetap bahagia setelah suaminya pergi meninggalkannya. Aku tak bisa berkata kata, yang kubisa hanyalah mengucapkan terimakasih kepada nyonya Stark. Dan sejak saat itu, aku mulai memiliki keberanian untuk bersosialisasi dengan orang-orang baru disekitarku. Untuk kalian yang mengalami hal serupa denganku, jangan patah semangat. Semua pasti ada jalan keluarnya, dan jangan pernah berkecil hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H