Mohon tunggu...
Fadiah Idzni Nadhila
Fadiah Idzni Nadhila Mohon Tunggu... Lainnya - Profil Pribadi

Seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Stormi

3 November 2020   14:25 Diperbarui: 3 November 2020   21:55 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jelasku kepada nyonya Stark. " Waah aku yakin pasti lezat, sup buatan ibumu sangat mirip dengan buatan ibuku dulu Storm" nyonya Stark nampak sangat senang mengetahui menu makannya malam ini. " Oh ini, kubuatkan kau kukis coklat kesukaanmu storm" nyonya Stark memberiku sepiring kukis coklat yang sering kulihat saat aku masih kecil. "Wow, ini pasti lezat, kapan kau membuatnya nyonya Stark?akan kucoba sambil menemanimu makan malam " jawabku penuh semangat. 

" Aku membuatnya tadi siang, aku tak tau harus melakukan apa,jadi aku buat saja kukis ini untukmu, sambil membuat coklat panas " "ah baiklah kalau begitu silahkan makan malam nyonya Stark, makan yang banyak, aku akan menemanimu disini sembari mengerjakan tugas tugasku." Kuberi nyonya Stark tempat duduk untuk makan.

Setelah selesai makan dan lebih dari setengah jam mengobrol dengan nyonya Stark, tiba tiba suasana menjadi sangat hening, aku pun memutuskan untuk pergi kedapur mencuci semua mangkuk dan cangkir. Setelah semuanya selesai aku berencana untuk pulang karena sudah larut malam. 

"Huft akhirnya semua selesai" gumamku didapur yang cukup luas ini sendirian, dapur rumah nyonya Stark dengan ruang tamu memang sedikit jauh dan ditambah usia nyonya Stark yang sudah tua yang tak dapat mendengarkan suatu hal dengan baik, kurasa dia tak akan dengar jika aku bergumam. Setelah ditinggal suaminya, nyonya stark semakin jarang berada didapur. 

Alasannya pun sangat klasik, ia hanya tak mau tiba tiba ditengah kegiatan memasaknya teringat mendiang suami tercintanya. Ya karena memang mereka dulu sering sekali menghabiskan waktu bersama didapur untuk memasak. Aku segera menuju ke arah nyonya Stark karena ada hal yang harus kubicarakan dengannya yang membuat aku kepikiran sedari tadi.

" Mmm, nyonya Stark aku ingin bicara denganmu " tukasku memecah keheningan malam ini. " Iya, tentu boleh Stormi, katakan saja " jawab nyonya Stark dengan tenang sembari mendengarkan radio klasiknya lagi. " Aku ingin minta maaf tadi pagi saat aku mengambilkan brangkas milikmu, aku membaca buku pribadimu yang berwarna hijau mint" jawabku yang merasa tidak enak dengan nyonya Stark karena sudah lancang. 

"Oooh kau sudah mengetahui buku itu ???" Tanya nyonya Stark dengan wajah tersenyum, " ii... Iya maafkan aku aku lancang nyonya Stark" jawabku lirih " hahaha syukurlah kalau kau sudah membacanya, aku justru sangat senang akhirnya kau mengetahuinya Stormi" aku terkejut kenapa respon nyonya Stark begitu santai, apa memang beliau sengaja menulis itu untuk kubaca?

Aku masih heran, tapi nyonya Stark tak menjelaskan secara rinci kenapa dia menuliskan itu hanya saja dia berkata padaku bahwa aku adalah salah satu alasan dia bisa tetap bahagia setelah suaminya pergi meninggalkannya. Aku tak bisa berkata kata, yang kubisa hanyalah mengucapkan terimakasih kepada nyonya Stark. Dan sejak saat itu, aku mulai memiliki keberanian untuk bersosialisasi dengan orang-orang baru disekitarku. Untuk kalian yang mengalami hal serupa denganku, jangan patah semangat. Semua pasti ada jalan keluarnya, dan jangan pernah berkecil hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun