Mohon tunggu...
Fadiah Idzni Nadhila
Fadiah Idzni Nadhila Mohon Tunggu... Lainnya - Profil Pribadi

Seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Stormi

3 November 2020   14:25 Diperbarui: 3 November 2020   21:55 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tapi suatu saat, aku tak tau mengapa tapi saat itu seperti saat yang merubah 180 kehidupanku saat itu, hari itu aku merasa sangat kesepian karena Groove juga tak kunjung pulang dari sekolahnya. Akhirnya aku memutuskan untuk main kerumah Clowy dan Katy, tapi, hal mengejutkan terjadi. Pada saat aku menanyakan Clowy dan Katy pada nyonya Muc ibu mereka, bukan jawaban yang seperti biasanya yang ku dapatkan, " TAK ADA, TAK USAH MENGGANGGU ANAK ANAKKU YANG SEDANG TERTIDUR, APA KAU TAK TAU ? KEDATANGANMU HANYA MENDATANGKAN SEBUAH MUSIBAH UNTUK ANAK ANAKKU,LEBIH BAIK KAU TAK DISINI." jawaban yang tak seharusnya didapatkan oleh anak berusia 6 tahun itu kudapatkan dari nyonya Muc. Aku terkejut,sedih,ingin menangis tapi aku tak boleh menangis. Akhirnya aku memutuskan untuk membeli beberapa snack di Mini market dekat rumahku, dan berencana bermain kerumah Hamza saja. Saat itu aku merasa yakin jika keluarga Hamza tak akan seperti nyonya Muc. 

Setelah membeli snack, aku pergi kerumah Hamza, kudapati tuan Tom didepan tumahnya sembari menyiram tanaman dipekarangan rumahnya. Tampa segan aku menyapanya " Hai tuan Tom, apakabar?, bolehkah aku mengunjungi rumahmu?" Dengan senang hati tuan Tom mempersilahkan aku masuk. " Oh hai Stormi, masuklah Hamza didalam" jawabnya dengan Ramah. Aku bergegas masuk untuk berbagi snack yang sudah kubeli dengan Hamza. 

Tapi saat masuk kedalam rumah tak kudapati Hamza disitu, hanya ada nyonya Tom yang sedang berdiri dihadapanku saat ini sambil berkacak pinggang, "Mau apa? Hamza tak ada, dia sedang tidur, tak bisa bermain saat ini,pulang tak usah main disini." Ujar nyonya Tom dengan ketus. Saat itu aku sungguh ingin menangis, Karena aku berpikir kenapa tak ada yang mengizinkan anaknya bermain denganku, salah apa aku ini, tapi saat itu aku menahan diri untuk tidak menangis, " tttapi aku sudah membelikan snack ini untuk Hamza nyonya Tom,aku ingin memakan ini bersamanya" jawabku sedikit ketakutan " Hamza tak akan suka dengan snackmu, makan lah saja sendiri lalu pulang." Jawab Nyonya Tom semakin ketus denganku. Aku tak menolak,tak juga menangis ,aku hanya duduk dan menghabiskan snack yang ku beli sendirian didalam rumah tuan Tom.

Begitu terkejutnya aku ketika tak kusadari snack yang kubeli cukup pedas, karena aku anak kecil, aku tak kuat menahan pedasnya, rasanya ingin menjerit. " Aaaa, pedass, huh hah, nyonya Tom snack ini pedas" aku berteriak kecil memberitahu nyonya Tom bahwa aku merasa kepedasan. " Memangnya kenapa? Itukan salahmu membeli snack tak melihat tulisannya terlebih dahulu." Jawab nyonya Tom yang selalu ketus. "Bolehkah aku meminta minum??" Jawabku lirih. " Kenapa kau tak pulang saja ? Rumahmu dekat,jangan menyusahkan saja dirimu" jawaban ketus yang kuterima dari nyonya Tom. 

Aku hanya tertunduk ketakutab saat itu karena nyonya Tom terlihat menyeramkan,aku takut. " Yasudah ini kuberi sana sana pulang,menyusahkan kau ini." Nyonya Tom memberiku minum sembari mendorong dorong tubuh kecilku. Aku hanya terdiam dan menunduk, aku berlari menuju kerumah samabil menangis. Aku tak tau kenapa semua orang membenciku, tak memperbolehkan anak anaknya bermain denganku, aku kan hanya ingin bermain.

Aku segera masuk kekamarku dan menangis,terus menangis, aku terus menyalahkan diriku sendiri dan menangis. Sejak saat itu aku menjadi anak yang pendiam dan tidak percaya diri, aku tak berani keluar rumah, tak berani main kerumah nyonya Stark, tak berani berkomunikasi dengan orang orang baru, dan tak berani tampil didepan umum. 

Semua kualami selama bertahun tahun, sampai saat aku masuk ke Sekolah menengah pertama yang semua siswanya adalah perempuan, aku baru mulai memberanikan diri untuk bersosialisasi, tapi tetap saja, selalu ada yang menghinaku,dan meremehkanku. Saat masuk SMA pun aku tetap tak berani berkenalan dengan teman baru, rasanya takut, tak percaya diri, aku merasa semua orang melihatku dengan tatapan aneh, tatapan tidak suka dan risih denganku.

"Oh tidak aku kan harus mengerjakan tugas essaiku, Ya Tuhan aku sampai lupa begini". " Jam berapa sekarang " gumamku sembari melihat ke arah jam dinding diatas gantungan bajuku." Ya ampun sudah jam 18.00 dan aku belum memulai menulis essai ku ". 

Bahkan ternyata daritadi ibuku memanggil manggil aku "Stoorm, stormi sayaang sudah petang nak, bantu ibu, antarkan sup ini untuk makan malam nyonya Stark" " iya bu, tunggu sebentar" jawabku lirih, tak ku hiraukan tugas essai ku aku segera berangkat menuju rumah nyonya Stark untuk mengantarkan makan malam untuknya. Aku juga membawa setumpuk tugasku untuk kukerjakan dirumah nyonya Stark sembari menemaninya makan malam dan mengisi malamnya supaya tak kesepian.

Kali ini tak kubunyikan bell sepedaku untuk memberi tanda bahwa aku tiba dirumah nyonya Stark. Aku langsung masuk tanpa berisik membunyikan bell karena sudah malam. Nampak kulihat dari luar, nyonya stark tengah duduk dikursi kesayangannya. Hmm sepertinya dia sedang merajut, atau mungkin sekedar duduk sembari mendengarkan radio klasiknya. Aku segera menutup pagarnya dan memencet bell rumahnya sambil menunggu ia bukakan pintu untukku. 

Sesaat setelah itu nyonya Stark keluar dari rumahnya dan selalu dengan ekspresi yang sama ketika aku mengunjunginya sangaat senang. " Ayo masuk, cepat,udara diluar tidak enak, masuklah kubuatkan secangkir coklat hangat dan biskuit untukmu" sapaan hangat nan bersemangat darinya membuat aku sangat senang. Aku segera masuk dan menyiapkan makan malam untuk nyonya Stark. " Malam ini ibu membuat sup jagung, dan roti kering ini untukmu nyonya Stark." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun