Mohon tunggu...
Fadhlan Maulana
Fadhlan Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Haloo

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perjalanan Hidup Nok Yayu

8 Desember 2024   22:59 Diperbarui: 8 Desember 2024   23:35 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Setelah Pendidikan

Setelah menyelesaikan Pendidikan di Bandung, Bu Yayu Kembali ke kampung halamannya di Ciamis. Tidak lama setelah kepulangannya, pada bulan Desember 1997, beliau menikah dengan Bapak Suherman, seorang pria yang kemudian menjadi pasangan hidup sekaligus mitra setia dalam perjalanan hidupnya. Pernikahan ini membawa kebahagiaan baru bagi Bu Yayu, sekaligus membuka babak baru dalam kehidupannya.

Pada bulan September 1998, Bu Yayu melahirkan anak pertamanya di Ciamis. Kehadiran buah hati pertama memberikan warna baru dalam kehidupannya, sekaligus memperkuat peran beliau sebagai seorang ibu. Pada tahun 2000, keluarga kecil Bu Yayu memutuskan untuk pindah ke Jakarta mengikuti pekerjaan sang suami. Di Jakarti Bu Yayu memilih fokus menjadi ibu rumah tangga untuk mengurus anak-anaknya.

Masa awal tinggal di Jakarta tidaklah mudah, keluarga Bu Yayu harus tinggal di rumah kontrakan karena belum memiliki rumah sendiri. Namun, keterbatasan ini tidak membuat Bu Yayu patah semangat. Beliau menjalani kehidupan dengan rasa Syukur dan tetap optimis terhadap masa depan. Pada bulan Mei 2003, beliau melahirkan anak keduanya, yang semakin melengkapi kebahagiaan keluarganya.

Pada tahun 2005, keluarga Bu Yayu memutukan untuk pindah ke Purwakarta. Keputusan ini diambil karena kakaknya yang kelima tinggal di Purwakarta dan berprofersi sebagai guru di sana. Kehadiran kakak di Purwakarta memberikan dukungan moral dan praktis bagi keluarga Bu Yayu, sehingga mereka memutuskan untuk menetap di sana dan membeli rumah. Hingga kini, rumah tersebut menjadi tempat tinggal mereka.

Sebagai seorang ibu, Bu Yayu tidak hanya mendidik anak-anaknya dengan kasih sayang, tetapi juga dengan nilai-nilai keagamaan yang kuat. Beliau selalu menanamkan pentingnya sholat sebagai pondasi kehidupan. Berkat didikan tersebut, anak-anak beliau tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab terhadap tuhan, keluarga, dan diri mereka sendiri.

Karir Sebagai Guru

Setelah menetap di Purwakarta, pada tahun 2006, Bu Yayu memulai karirnya sebagai guru honorer di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di daerah Purwakarta. Langkah ini menjadi awal perjalanan panjangnya dalam dunia Pendidikan, sebuah profesi yang ia jalani dengan sepenuh hati dan dedikasi. Selama tujuh belas tahun, Bu Yayu setia mengabdikan diri sebagai guru honorer, meskipun perjalanan tersebut dipenuhi dengan berbagai tantangan yang tidak mudak untuk dihadapi. Dari segi ekonomi, penghasilan sebagai guru honorer sering kali jauh dari kata mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Namun, kondisi tersebut tidak pernah mematahkan semangat Bu Yayu. Beliau selalu menjalani profesinya dengan penuh rasa Syukur, menyadari bahwa mendidik generasi muda adalah panggilan hati yang bernilai luhur. Setiap tantangan yang dihadapinya justru dijadikan sebagai motivasi untuk terus maju dan memberikan yang terbaik bagi murid -- muridnya.

Keteguhan hati beliau terlihat dari bagaimana beliau tetap konsisten mengajar meskipun dihadapan pada berbagai keterbatasan. Dengan semangat yang tak pernah padam, beliau tidak hanya mengajarkan ilmu kepada siswa -- siswanya, tetapi juga menanamkan nilai -- nilai kehidupan, seperti disiplin, kerja keras, dan rasa hormat terhadap sesame. Peran beliau sebagai guru honorer menjadi salah satu bentuk pengabdian nyata terhadap dunia Pendidikan, meskipun sering kali perjuangannya berjalan tanpa penghargaan yang memadai dari segi materi.

Dengan segala dedikasi dan ketulusan yang dimilikinya, Bu Yayu membuktikan bahwa menjadi seorang guru adalah komitmen untuk menciptakan perubahan positif, bukan semata -- mata mencari penghargaan atau imbilan. Hal ini menjadikan beliau sosok inspiratif yang patut dicontoh, baik oleh rekan -- rekan kerjanya maupun oleh generasi muda yang kelak akan melanjutkan perjuangan dalam dunia pendidikan.

Sebagai seorang guru, Bu Yayu tidak hanya mengajarkan mata Pelajaran kepada siswa-siswanya, tetapi juga menjadi wali kelas yang memberikan arahan yang baik kepada siswa-siswanya. Dengan keteladanan dan kasih sayang, beliau menciptakan suasana belajar yang menyenagkan sekaligus bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun