Mohon tunggu...
Fadhilah Aini
Fadhilah Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan Kewarganegaraan Univ Pendidikan Indonesia

Mahasiswi alumni Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Univ Syiah Kuala 2024 Mahasiswi Pendidikan Kewarganegaraan Univ Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Nilai Budaya dalam Novel Dompet Ayah Sepatu Ibu Karya JS Khairen

28 November 2024   13:41 Diperbarui: 28 November 2024   13:57 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak

Penlitian ini berudul "Analisi Nilai Budaya Dalam Novel Dompet Ayah Sepatu Ibu Karya J S Khairen". Rumusan masalah penelitian ini adalah menihat nilai budaya apasajakah yang terdapat dalam novel Dompet Ayah Sepatu Ibu karya J S Khairen. 

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan nilai budaya yang terdapat dalam novel Dompet Ayah Sepatu Ibu karya J S Khairen. Sumber data penelitian ini adalah novel Dompet Ayah Sepatu Ibu karya J S Khairen yang di terbitkan oleh Penerbit Grasindo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. 

Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah Teknik studi pustaka. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan Teknik kualitatif. Hasil penelitian menujukkan bahwa nilai budaya yang terdapat dalam novel Dompet Ayah Sepatu Ibu karya J S Khairen mengandung lima jenis nilai budaya, yaitu hubungan manusia dengan tuhan, hubungan manusia dengan alam, hubungan manusia dengan sesame, hubungan manusia dengan masyarakat, dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

PENDAHULUAN

Nilai budaya sebagai konsepsi umum yang terorganisasi, berpengaruh terhadap prilaku yang berkaitan dengan alam, hubungan orang dengan orang dan tentang hal-hal yang diingini dan tidak diingini yang mungkin berkaitan dengan hubungan orang dengan lingkungan dan sesama manusia. 

Nilai budaya adalah konsep-konsep mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari warga suatu masyarakat (Hafidhah et al., 2017). Pada dasarnya budaya memiliki nilai-nilai yang senantiasa diwariskan, ditafsirkan dan dilaksanakan seiring dengan proses perubahan sosial kemasyarakatan. 

Pelaksanaan nilai-nilai budaya merupakan bukti legitimasi masyarakat terhadap budaya. Eksistensi budaya dan keragaman nilai-nilai luhur kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan sarana dalam membangun karakter wrga negara, baik yang berhubungan dengan karakter privat maupun karakter public (Rasid Yunus, 2013).

Nilai budaya terdiri atas sejumlah pandangan atau pemikiran terkait hal-hal yang paling berharga dan bernilai dalam hidup manusia (Daeng, 2005:46). Karya sastra memiliki relasi dengan fenomena kehidupan manusia. Penciptaan karya sastra merupakan sebuah proses imajinatif pengaruh terhadap fenomena-femomena yang muncul atau pernah terjadi di lingkungan sekitarnya. 

Pengarang bebas berekspresi dalam menciptakan karya sastra baik tentang budaya, religi, sosial, maupun lingkungan. Lingkungan secara tidak langsung akan memengaruhi karya sastra. Hal itu tidak dapat di pungkiri karena manusia hidup dalam lingkungan (Lutfiana, 2023).

Karya sastra merupakan hal pemikiran yang disampaikan dalam bentuk kata-kata indah dan bahasa komunikatif, serta dimaksudkan untuk menyampaikan informasi melalui bahasa sebagai komunikasi.

 Bersamaan dengan itu karya sastra diciptakan oleh penulis sebagai wadah bagi penulis untuk mengekspresikan dirinya melalui berbagai bentuk karya sastra dan menyajikan pengalaman penulis kepada penikmat karya sastra (masyarakat).

Selanjutnya, penelitian mengenai nilai-nilai budaya memiliki potensi besar untuk menjadi sumber pembelajaran, baik bagi peneliti sendiri maupun bagi masyarakat luas. Oleh karena itu, penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan. 

Pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai budaya tidak hanya memberikan wawasan tentang tradisi dan kearifan lokal, tetapi juga membawa manfaat nyata dalam kehidupan sehari-hari. 

Melalui pembelajaran nilai-nilai budaya, individu dapat merenungkan dan memperbaiki perilaku yang kurang baik, baik yang berhubungan dengan diri sendiri, interaksi dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungan dan alam semesta. Dengan demikian, nilai-nilai budaya tidak hanya berfungsi sebagai cerminan masa lalu, tetapi juga sebagai pedoman etika dan moral untuk kehidupan yang lebih harmonis dan bertanggung jawab. 

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif dalam upaya perbaikan diri serta memperkuat kesadaran sosial dan lingkungan yang lebih baik di tengah masyarakat.

Salah satu novel yang mengandung nilai budaya adalah novel Dompet Ayah Sepatu Ibu. Peneliti memilih novel tersebut didasari oleh beberapa alasan, sebelumnya peneliti telah membaca novel tersebut. 

Dari pembacaan tersebut, peneliti menemukan gambaran nilai-nilai budaya, meliputi beberapa aspek, diantaranya yaitu terkait hubungan manusia dengan dirinya, hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan sesamanya, serta hubungan manusia dengan masyarakat.

Novel Dompet Ayah Sepatu Ibu ini mengangkat tema perjuangan hidup dan kekeluargaan. Tokoh utama, Zenna, digambarkan sebagai perempuan yang cerdas, rajin, dan pantang menyerah. Zenna harus menanggung beban ekonomi keluarganya sejak kecil dan menjadi tulang punggung keluarganya. 

Tokoh lain, Asrul, juga mengalami perjuangan hidupnya sendiri. Ia berjuang untuk menjadi Uwais Alqarni, lelaki yang hidup di zaman Nabi Muhammad dan dikenal karena memuliakan ibunya. Asrul dan Zenna akhirnya bertemu di universitas dan memutuskan untuk menjalani hidup bersama.

Novel ini menyajikan pengalaman emosional yang cukup berat, tetapi juga diselingi dengan humor yang menggelitik. Pembaca akan diajak menyelam pada pahit manis kehidupan Zenna dan Asrul, suka duka, lika liku yang begitu berat. 

Kedua tokoh utama ini bermodalkan semangat dan kerja keras untuk mencapai impian mereka. Asrul menjadi mahasiswa sambil merawat mimpinya sebagai wartawan, sedangkan Zenna menjadi sarjana dan kemudian guru PNS.

Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif karena hasil dalam penelitian ini bukan berupa angka-angka, tetapi mengutamakan kedalaman dalam bentuk deskriptif. dalam penelitian ini, konsep yang dimaksud adalah isi novel Dompet Ayah Sepatu Ibu karya J S Khairen. 

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah metode yang menetili status sekelompok manusia, suatau objek, suatu set kondisi, suatu set pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, dengan tujuan membuat deskriptif gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. 

Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Dompet Ayah Sepatu Ibu karya J SKhairen. Novel ini di terbitkan tahun 2023 oleh penerbit Grasindo.

Teknik pengumpulan daya yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset kepustakaan atau studi pustaka. Metode studi pustaka adalah metode yang mengumpulkan daya dengan cara memahami dan mempelajari teori-teori dari berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian tersebut (Nina Adlini et al., 2022). Dalam kegiatan studi pustaka, peneliti tidak terlibat dengan kegiatan lapangan, melainkan langsung berhadapan dengan teks atau koleksi perpustakaan.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam proses pengumpulan data adalah sebagai berikut:

  • Membaca novel Dompet Ayah Sepatu Ibu karya J S Khairen dengan teliti untuk memperoleh data yang diperlukan.
  • Menandai bagian-bagian yang mengandung nilai budaya.
  • Mencatat data-data yang telah didapatkan dan menyajikannya dalam table.

Adapun langkah-langkah yang ditempun peneliti dalam proses analisis data adalah :

  • Peneliti mengklasifikasikan atau mengelompokkan data yang berupa kalimat atau paragraph yang didapat berdasarkan jenisnya masing-masing.
  • Penelitian membahas nilai budaya dalam data yang didapat yaitu kutipan-kutipan novel berdasarkan klasifikasinya.
  • Peneliti menarik kesimpulan.

Hasil Penelitian

  • Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri 

Dalam novel ini, perjuangan karakter Asrul dan Zeena dalam mencapai impian mereka mencerminkan nilai ketekunan dan pengembangan diri. 

Sebagaimana diungkapkan oleh Mulyasa (2010), "Pengembangan diri merupakan kunci untuk mencapai potensi maksimal individu." Dalam konteks novel, ketekunan Asrul dan Zeena menunjukkan bahwa usaha yang konsisten dapat mengatasi berbagai rintangan. 

Melalui narasi, pembaca dapat melihat bagaimana karakter-karakter ini menghadapi kegagalan dan berusaha bangkit kembali. Hal ini sejalan dengan pandangan Bandura (1997) tentang "self-efficacy," di mana keyakinan individu terhadap kemampuan diri mempengaruhi motivasi dan pencapaian.

  • Hubungan Manusia dengan Tuhan 

Novel ini juga menggambarkan hubungan spiritual yang kuat antara karakter dan Tuhan. Asrul dan Zeena sering kali berdoa dan bersyukur atas pencapaian mereka, menunjukkan bahwa keyakinan religius memainkan peran penting dalam kehidupan mereka. 

Menurut Nisa (2018), "Spiritualitas dapat menjadi sumber kekuatan dalam menghadapi tantangan hidup." Melalui penggambaran ini, pembaca diajak untuk memahami bahwa hubungan dengan Tuhan memberikan harapan dan ketenangan, terutama dalam situasi sulit. Konsep ini juga didukung oleh penelitian oleh Pargament (1997) yang menyatakan bahwa spiritualitas dapat menjadi mekanisme koping yang efektif.

  • Hubungan Manusia dengan Alam 

Teks novel menunjukkan bagaimana karakter bergantung pada alam dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, gambaran tentang cuaca yang berubah-ubah dan dampaknya terhadap kehidupan karakter menekankan pentingnya keselarasan dengan lingkungan. 

Menurut Kearney (2004), "Manusia harus memahami bahwa mereka adalah bagian dari ekosistem dan harus berinteraksi secara harmonis dengan alam." Novel ini mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya menjaga lingkungan, yang menjadi relevan dalam konteks isu lingkungan global saat ini. Ketergantungan ini mencerminkan nilai budaya lokal yang menghargai dan menjaga alam sebagai sumber kehidupan.

Hubungan Manusia dengan Sesama Solidaritas dan empati antara Asrul dan Zeena ditunjukkan melalui dukungan satu sama lain saat menghadapi kesulitan. Dalam pandangan Putra (2020), "Empati adalah dasar dari hubungan sosial yang sehat dan harmonis." Hal ini mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan dan persahabatan yang kuat dalam budaya Indonesia. 

Novel ini menekankan pentingnya saling membantu dan mendukung dalam komunitas, yang dapat memperkuat ikatan sosial. Ini sejalan dengan teori Relasi Sosial dari Simmel (1908), yang menunjukkan bahwa interaksi sosial membentuk identitas individu dalam masyarakat. 

Hubungan Manusia dengan Masyarakat Kontribusi karakter terhadap masyarakat menjadi aspek penting dalam novel ini. Setelah menyelesaikan pendidikan, Asrul dan Zeena berusaha memberikan dampak positif bagi komunitas mereka. 

Menurut Giddens (2006), "Individu memiliki tanggung jawab sosial untuk berkontribusi kepada masyarakat." Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian pribadi tidak terlepas dari peran individu dalam masyarakat. Novel ini mengajarkan bahwa keberhasilan seseorang harus diimbangi dengan kepedulian terhadap lingkungan sosialnya, menciptakan harmoni antara individu dan masyarakat.

KESIMPULAN

Penelitian yang berjudul "Analisis Nilai Budaya Dalam Novel Dompet Ayah Sepatu Ibu Karya J S Khairen" mengungkapkan betapa pentingnya nilai-nilai budaya yang terkandung dalam karya sastra. Melalui pendekatan deskriptif, penelitian ini bertujuan untuk mendalami berbagai nilai budaya yang dihadirkan dalam novel tersebut, yang ditulis oleh J S Khairen dan diterbitkan oleh Grasindo. 

Novel ini tidak hanya menceritakan kisah perjuangan hidup tokoh utamanya, Zenna dan Asrul, tetapi juga mencerminkan berbagai hubungan manusia yang fundamental, seperti hubungan dengan diri sendiri, Tuhan, alam, sesama, dan masyarakat. Dalam konteks hubungan manusia dengan diri sendiri, novel ini menyoroti ketekunan dan pengembangan diri yang ditunjukkan oleh karakter Zenna dan Asrul. 

Keduanya mengalami berbagai rintangan dalam mencapai impian mereka, namun tetap berusaha bangkit dari kegagalan. Hal ini sejalan dengan konsep self-efficacy yang dikemukakan oleh Bandura, di mana keyakinan individu terhadap kemampuan diri sangat mempengaruhi motivasi dan pencapaian. 

Ketekunan mereka menjadi cerminan nilai budaya yang mengajarkan bahwa usaha yang konsisten dapat mengatasi berbagai tantangan. Selanjutnya, hubungan manusia dengan Tuhan juga menjadi tema penting dalam novel ini. 

Zenna dan Asrul sering kali berdoa dan bersyukur atas pencapaian mereka, menunjukkan bahwa keyakinan religius memberikan harapan dan ketenangan dalam hidup mereka. Penelitian oleh Pargament menyatakan bahwa spiritualitas dapat berfungsi sebagai mekanisme koping yang efektif dalam menghadapi tantangan hidup. Dengan demikian, novel ini mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya hubungan spiritual dalam kehidupan sehari-hari. 

Novel ini juga menggambarkan ketergantungan karakter terhadap alam. Melalui penggambaran cuaca dan interaksi mereka dengan lingkungan sekitar, pembaca diajak untuk memahami pentingnya menjaga keseimbangan dengan alam. Kearney menekankan bahwa manusia adalah bagian dari ekosistem yang lebih besar dan harus berinteraksi secara harmonis dengan lingkungan. 

Dalam konteks isu lingkungan global saat ini, pesan ini menjadi semakin relevan. Di sisi lain, solidaritas dan empati antara Zenna dan Asrul mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan dan persahabatan yang kuat dalam budaya Indonesia. 

Dukungan satu sama lain saat menghadapi kesulitan menunjukkan bahwa hubungan sosial yang sehat dibangun atas dasar saling membantu. Hal ini sejalan dengan teori Relasi Sosial dari Simmel, yang menekankan pentingnya interaksi sosial dalam membentuk identitas individu. 

Akhirnya, kontribusi karakter terhadap masyarakat menjadi aspek penting dalam novel ini. Setelah menyelesaikan pendidikan, Zenna dan Asrul berkomitmen untuk memberikan dampak positif bagi komunitas mereka. 

Giddens menyatakan bahwa individu memiliki tanggung jawab sosial untuk berkontribusi kepada masyarakat. Novel ini mengajarkan bahwa pencapaian pribadi harus diimbangi dengan kepedulian terhadap lingkungan sosialnya. Secara keseluruhan, "Dompet Ayah Sepatu Ibu" kaya akan nilai-nilai budaya yang berhubungan dengan berbagai aspek kehidupan manusia. 

Melalui analisis ini, terlihat bahwa hubungan-hubungan tersebut saling terkait dan membentuk karakter serta nilai-nilai yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, novel ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan tetapi juga sebagai sumber pembelajaran tentang nilai-nilai budaya yang dapat membimbing pembaca menuju kehidupan yang lebih harmonis dan bertanggung jawab.

REFERENSI

Hafidhah, N., Wildan, & Sa'diah. (2017). Analisis Nilai Budaya Dalam Novel Lampuki Katya Nur. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Jurusan BPSI, 2(17), 393--399.

Lutfiana, M. S. (2023). Orientasi Nudaya Dalam Novel Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori Terhadap Lingkungan Manusia dan Alam Sekitar Serta Implikasinya Dalam Pembelajaran Teks Novel

Nina Adlini, M., Hanifa Dinda, A., Yulinda, S., Chotimah, O., & Julia Merliyana, S. (2022). Motode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka. Jurnal Pendidikan, 6(1), 974--980.

Rasid Yunus. (2013). Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya Pembangunan Karakter Bangsa (Penelitian Studi Kasus Budaya Huyula di Kota Gorontalo). Jurnal Penelitian Pendidikan, 14(1), 65--77.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun