Mohon tunggu...
Muhammad Fachru Razi Syarif
Muhammad Fachru Razi Syarif Mohon Tunggu... Lainnya - (Fachru)

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Al-Hikmah Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pendidikan Pancasila terhadap Kualitas Pendidikan di Indonesia

2 Mei 2020   16:00 Diperbarui: 2 Mei 2020   16:01 3276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

1. Kualitas Pendidikan di Indonesia

Berdasarkan data yang diperoleh dari Program for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa kualitas pendidikan Indonesia masih sangat jauh dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Indonesia berada pada peringkat ke-72 dari 77 negara yang mengikuti tes PISA. Indonesia mendapatkan angka 371 dalam hal membaca, 379 untuk matematika dan 396 untuk sains. Pengukuran PISA yang dilakukan oleh The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) melibatkan 12.098 peserta didik dari 399 sekolah di beberapa wilayah Indonesia yang dianggap mewakili. Adapun beberapa hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut.

  • Kemampuan baca (literasi) siswa rendah

Kemampuan baca siswa Indonesia berada dalam kelompok kurang bersama dengan negara-negara seperti Saudi Arabia, Maroko, Kosovo, Republik Dominika, atau Kazakhstan dan Filipina. Apabila dirata-ratakan, kemampuan baca negara-negara OECD berada di angka 487, sementara skor Indonesia berada pada skor 371. Peringkat pertama diraih China (skor 555), kemudian diikuti Singapura (skor 549) dan Makau (skor 525).

Indonesia pertama kali mengikuti tes PISA pada tahun 2000 dan berhasil memperoleh skor 371 untuk kemampuan baca. Kemudian mengalami peningkatan menjadi 382 pada tahun 2003, 393 pada tahun 2006, dan 402 pada tahun 2009. Selanjutnya, Indonesia terus mengalami penurunan menjadi 396 pada tahun 2012, 397 pada tahun 2015, dan titik terendah yaitu 371 pada tahun 2018.

  • Skor matematika dan sains di bawah rata-rata

Kemampuan matematika dan sains siswa Indonesia juga berada dalam posisi kurang jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga.  Apabila dirata-ratakan, skor PISA negara anggota OECD untuk matematika dan sains adalah 489. Indonesia telah mengikuti tes PISA sejak tahun 2000 dan pada tahun 2018 skor PISA Indonesia untuk matematika adalah 379, serta sains pada skor 396. Sebagai pembanding, China dan Singapura menempati peringkat tinggi untuk skor matematika dengan skor 591 dan 569.

Pada tahun 2003, skor PISA Indonesia di bidang matematika mencapai angka 360, kemudian naik menjadi skor 371 pada tahun 2009, dan 375 pada tahun 2012. Indonesia mencapai puncak pada tahun 2015 dengan skor 386, kemudian mengalami penurunan Kembali pada tahun 2018 yaitu 379.

2. Degradasi Moral dalam Pendidikan di Indonesia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), degradasi adalah penurunan, kemunduran, atau kemerosotan. Sedangkan moral adalah akhlak, budi pekerti, susila, atau ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Jika diinterpretasikan, maka degradasi moral merupakan penurunan atau kemerosotan terhadap budi pekerti atau akhlak yang terjadi pada seseorang atau sekelompok orang.

Pada tahun 2019, Indonesia telah mencapai usia yang ke-74 dimana seharusnya telah menjadi semakin dewasa. Ada banyak indicator yang dapat digunakan sebagai tolak ukur suatu negara dapat dikatakan dewasa atau telah maju. Salah satunya adalah melalui pola tingkah laku atau moral masyarakat dalam berbagai sisi, seperti pendidikan, ekonomi, politik, maupun kemasyarakatan.

Dewasa ini, ada banyak fenomena yang terjadi di Indonesia yang menjadi penyumbang besar dalam hal kemerosotan moral khususnya dalam dunia pendidikan. Adapun fenomena-fenomena tersebut adalah sebagai berikut:

  • Budaya hedonisme yang tinggi

Budaya hedonisme merupakan budaya barat yang patut dihindari oleh masyarakat Indonesia khususnya kalangan pelajar. Budaya hedonisme merupakan sikap konsumtif yang berebihan, dimana hal tersebut tidak sesuai dengan kepribadian bangsa yang ada pada Pancasila dan UUD 1945. Namun, seiring berjalannya waktu, budaya ini semakin disukai oleh remaja Indonesia. Mereka lebih senang untuk menghabiskan waktu berjalan-jalan bersama teman-temannya dibandingkan belajar di rumah pada malam hari. Hal ini menjadi salah satu penyebab terjadinya degradasi moral dalam pendidikan yang tentunya berdampak besar terhadap kualitas pendidikan di Indonesia.

  • Pola berpakaian yang semakin minim

Jika dibandingkan dengan beberapa tahun-tahun sebelumnya, di tahun 2020 saat ini kita lebih sering menjumpai remaja perempuan menggunakan pakaian yang serba minim seperti memakai hotpants dan tanktop. Seakan-akan budaya memakai pakaian minim yang lebih menonjolkan bagian tubuh terutama kaki saat ini sudah dianggap lumrah oleh mereka. Bukan hanya perempuan, bahkan laki-laki juga terkadang dijumpai bersikap layaknya perempuan. Bahkan, bukan hanya pada kehidupan sehari-hari, tapi budaya ini sudah memasuki dunia pendidikan. Banyak kasus yang kita jumpai, seorang siswa memendekkan dan memperkecil baju seragam sekolah hingga menunjukkan lekuk tubuh. Hal tersebut menjadi penyebab utama terjadinya kasus-kasus pelecehan yang terjadi di sekolah yang tentunya akan mencemari makna pendidikan itu sendiri.

  • Menurunnya sikap sopan santun terhadap orang tua, guru, dan orang lain

Sopan santun merupakan salah satu budaya warisan leluhur yang sangat penting dan perlu dijaga kelestariannya demi kelangsungan bangsa ini. Buadaya tersebut dapat membatasi diri ktia dari perbuatan semena-mena antar satu sama lain dan kita bisa lebih menghargai pendapat orang lain khususnya orang yang lebih dewasa. Sekarang ini, sering kali kita menjumpai kasus siswa memukul guru. Padahal, orang tua kita dahulu, lewat di depan guru pun segan apalagi sampai memukul. Hal tersebut disebabkan karena remaja Indonesia lebih sering dipertontonkan dengan budaya barat hingga mereka lebih paham budaya asing dibanding budaya leluhur yang seharusnya dijada kelestariannya.

Hal-hal di atas menjadi beberapa contoh terhadap degradasi moral yang sedang terjadi di negara Indonesia, khususnya di bidang pendidikan. Sehingga, selain materi pengajaran dalam pendidikan juga seharusnya memperhatikan moral para pelajar agar dapat menghasilkan bibit-bibit unggul yang bermoral dan dapat membawa Indonesia menjadi lebih dewasa dan maju seperti atau bahkan melebihi negara-negara tetangga.

3. Pentingnya Pendidikan Pancasila terhadap Peningkatan Moral Bangsa Indonesia

Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dibutuhkan solusi serta upaya dalam mengikis hal tersebut perlahan-lahan sebelum mengakar dan membudaya pada diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah pendidikan pancasila yang diperuntukkan untuk semua jenjang pendidikan.

Jika dilihat dari segi birokrasi pemerintahan, runtuhnya moralitas para pejabat merupakan cerminan lunturnya nilai-nilai Pancasila di negara yang kita cintai ini. Fakta yang ada sekarang ini adalah merebaknya kasus korupsi di segala lini pemerintahan baik pusat maupun daerah, kasus narkotika yang semakin banyak, pelaksanaan kebijakan pemerintah yang tidak pro-rakyat dan kasus pornografi yang dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Bahkan, di beberapa stasiun televisi memperlihatkan bahwa ada beberapa anggota DPR yang tidak hafal urutan, lambang, dan isi dari Pancasila. Fakta ini menunjukkan bahwa pada zaman sekarang ini, pendidikan Pancasila sangat urgen untuk direvitalisasi kembali agar identitas bangsa Indonesia mampu kembali tercitrakan baik dari dalam maupun luar negeri (Aryanta, 2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun