Mohon tunggu...
Franklin Towoliu
Franklin Towoliu Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pemerhati masalah kehidupan

Melayani Tuhan, menulis, melukis, perupa. Tak ada tempat seluas dan selebar hati kita.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ekspedisi Ventira, Negeri yang Hilang (25 / masuk bagian empat)

30 Mei 2020   05:56 Diperbarui: 31 Mei 2020   17:28 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Baiklah. Khalau begitu eee, segera bereskan ini makanan lalu ke rumah Pak Subhan." Daniel berbicara.

 "Ya, dan kita punya Sembilan setengah jam sebelum itu. Itu waktu yang cukup untuk istirahat, kan?" timpal Raiva tanpa sadar kepada Daniel dengan wajah yang sangat ceria dan bersemangat. 

Rainy yang memperhatikan lalu tersipu kecil walau tak sengaja ada sekelebat perasaan aneh melintas di hatinya. 

 "Malam nanti setelah makan saya akan menjelaskan beberapa petunjuk dan cara yang kita semua harus tahu. Itu adalah pedoman yang harus ditaati oleh setiap kita," tambah Pak Subhan lagi.

 Setelah terdiam sesaat, Eva bersuara lagi.

 "Semua sudah? Tak ada pembahasan lagi? Kalau iya, mari kita bersiap sementara saya menyelesaikan pembayaran makan. Jangan lupa bawaan masing-masing di cek."  Katanya.

 "Jangan lupa juga. Si Mamang lagi nyari rokok tuh!" celetuk Baim, kocak.

 "Susah memang kalau tak merokok ya, bang." Canda Burhan.

 Tim kecil ini lalu sibuk mempersiapkan semua barang bawaan masing-masing sambil saling melempar dialog-dialog kecil, sekedar memecah kekakuan. 

Sementara itu instrumen yang sejak tadi setia menemani tim ini makan siang dan berdiskusi, masih mengalun dengan irama-irama lembut. Kini dengan alunan lagu When You Tell Me That You Love Me  yang mengibarkan nama Diana Ross sejak dirilis tahun 1991 lalu. 

Suara melengking seorang diva dunia tergantikan oleh tarikan saxafon yang super indah membawa perasaan terhanyut kedalamnya.  Tak ayal, setelah sebelumnya Raiva dan Rainy diharu biru lewat Careles Whispernya George Michel, kini perasaan Raiva diobrak-abrik perasaan berbunga oleh kedekatannya dengan Dabiel barusan.  Hati yang lama sebeku cluster di kutup, perlahan mencair oleh sebuah rasa baru yang belum mampu diberinya nama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun