Mereka memisahkan diri dari kaum muslimin dengan perkataan mereka “Tempat diantara dua tempat”
Mereka dikenal sebagai Mu’tazilah setelah Washil bin Atho’ memisahkan diri dari halaqoh Hasan Al Basry dan membentuk halaqoh khusus karena perkataannya tentang tempat diantara dua tempat sehingga Hasan berkata: ”Washil telah memisahkan diri dari kita”(اعتزلنا واصل)
Mereka menyatakan: Wajib berdiam diri tentang para pelaku dosa besar dan memutusnya.
b. Tumbuhnya I’tizal disebabkan pengaruh politik, karena Mu’tazilah adalah pengikut Ali yang memisahkan diri dari Hasan karena menyerahkan haknya
kepada Muawiyah, atau disebabkan karena mereka berhenti dari golomgn Ali dan Muawiyah maka mereka memisahkan diri sari keduanya.6
Qodhi Abdul Jabbar Al Hamdany (Sejarawan tentang Mu’tazilah) menduga bahwa I’tizal / Mu’tazilah bukanlah madzhab atau firqoh atau kelompok atau sebuah perkara yang baru, akan tetapi sudah ada sejak zaman Rasulullah dan para sahabatnya, yaitu memisahkan diri dari keburukan sebagai mana firman Allah : وعتزلوكم وما تدعون
Kemudian muncullah Mu’tazilah seperti firqoh Pemikiran yang diketuai oleh Washil bin Atho’ Al Ghozal (80-131 H) yang merupakan murid dari Hasan Al Bashri, kemudian memisahkan diri dari halaqoh Hasan Al Bashri setelah Washil mengatakan bahwa pelaku dosa besar berada di tempat antara dua tempat (tidak mukmin dan tidak kafir)dan ia kekal di neraka selamanya jika ia tidak bertaubat sebelum ia wafat, ia hidup pada masa Abdul Malik bin Marwan dan Hisyam bin Abdul Malik, dan firqoh Mu’tazilah yang dinisbatkan kepadanya disebut dengan Al Wasiliyah.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!