Ma'mar bin Ibad As Silmi (W: 220 H), ia adalah pembesar Qodariyah yang menekankan tidak adanya sifat-sifat Allah dan tidak adanya taqdir, baik yang baik dan yang buruk dari Allah , kelompok ini disebut Al Ma'mariyah.
Isa bin Shobih yang dijuluki Abi Musa yang diberi laqob Al Mirdar (W: 226H), dia juga disebut dengan rahibnya Mu'tazilah.
Tsumamah bin Asyras An Namiry (W:213H). ia berkeyakinan bahwa orang yang fasik kekal di neraka jika ia mati sebelum bertaubat, dan ia ketika hidup berada di tempat antara dua tempat.
Abu Husain bin Abi Amr Al Hiyat (W:300H), termasuk dari Mu'tazilah Baghdad, ia menyatakan bahwa sesuatu yang tidak ada itu mempunyai bentuk dan sesuatu yang tidak ada sebelum diadakannya mempunyai bentuk, dan itu jelas seperti datangnya alam. Inilah yang menyebabkn ia menyelisihi Mu'tazilah, dan kelompoknya disebut Al Hiyatiyah.
Qodhi Abdul Jabbar bin Ahmad bin Abduk Jabbar Al Hamdani (W:414 H), dia adalah merupakan pembesar yng paling besar dari Mu'tazilah pada masanya, ia telah menyusun undang-undang dan aqidah dan dasar pemikiran untuk Mu'tazilah.