Mohon tunggu...
Excelindo Krisna Putra
Excelindo Krisna Putra Mohon Tunggu... Freelancer - #IndonesiaExcellent

Pengelana Masa • Perekam Peristiwa • Peramu Peradaban | Blog Pribadi: https://excelindokrisnaputra.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Salatiga, Kota Modern Eropa di Tanah Jawa

24 Juli 2022   06:00 Diperbarui: 24 Juli 2022   06:35 1927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sistem penayangan film bioskop masa itu masih sebatas tampilan video yang diiringi oleh audio musik secara langsung di di dekat layar bioskop, tidak seperti saat ini yang telah menjadi satu kesatuan antara video dan audio, oleh karena itu warga pribumi menyebutnya dengan istilah “gambar sorot”. Terdapat petugas rolling film yang saat itu bertugas menukarkan gulungan film antar bioskop sesuai jam penayangannya.

Warga Belanda turut membawa budaya tradisional mereka di Salatiga yang diwujudkan dengan budaya parade keliling kota oleh warga kulit putih. Parade tersebut menampilkan barisan warga Eropa diiringi oleh musik dimulai dari titik kumpul pertama di Tamansari. 

Barisan tarian dan nyanyian parade diawali dengan Noni dan Sinyo kemudian para orang tua  dan diiringi oleh korps musik dengan terompet sebagai ciri khasnya. Parade ini menjadi hiburan yang menarik baik bagi warga Belanda untuk mengobati kerinduannya dengan tanah kelahiran maupun warga pribumi untuk meningkatkan pengetahuan lintas budaya.

Bagi siswa sekolah Belanda maupun kaum priyayi pribumi terdapat fasilitas rekreasi Kinder Vacantie Colonie yang berada di sekitar Kerkhof. Siswa dari berbagai daerah di Jawa Tengah akan mendapatkan aneka sarana permainan dan makanan bergizi, sehingga diharapkan anak-anak mendapatkan kesegaran jasmani serta penguatan rohani dan spiritual.

Transportasi

Sarana dan prasarana transportasi di Salatiga ditujukan untuk mobilisasi orang dan distribusi barang berupa hasil perkebunan ditopang oleh beberapa moda transportasi yaitu dokar, bus, truk, dan kereta api. Terminal menjadi pusat tersedianya moda transportasi umum bagi masyarakat ke berbagai daerah tujuan maupun sebagai transportasi antar moda untuk mengakses moda transportasi lain seperti dari pusat kota menuju ke stasiun terdekat. 

Moda transportasi bermesin dengan sistem sewa juga terdapat di kota ini, berbagai mobil layaknya taksi masa kini siap melayani masyarakat menuju ke berbagai daerah. Mobil tersebut berderet di Soloscheweg depan Toko Ralata dan depan rumah Kwa Tjwan Ing yang sekaligus perintis bisnis transportasi ini pada tahun 1921.

Terminal Salatiga dibangun di bekas danau yang mengering sehingga memiliki topografi cekungan, hal ini menginspirasi perancang Thomas Karsten untuk membangun terminal sesuai topografi unik tersebut, arsitekturnya dibangun dengan kombinasi dinding halus dan dinding batuan alami. 

Lantai pertama terminal difungsikan untuk kedatangan dan keberangkatan bus, parkir, ruang tunggu penumpang yang dilengkapi dengan kursi jati dan kantor. 

Lantai dua difungsikan sebagai rumah makan dan toko souvenir. Terminal panoramic yang saat itu menyandang predikat terminal terindah di Indonesia ini menyuguhkan pemandangan Gunung Merbabu dan Telomoyo di sisi selatan serta kompleks kebun binatang di sisi utara di pelataran atap beton lantai dua.

Terdapat akses langsung dari lantai dua maupun ruang tunggu penumpang menuju ke jalan raya yang diujung jalannya terdapat pangkalan dokar. Lokasi tersebut saat ini difungsikan sebagai Tamansari Shopping Center dengan tetap mempertahankan karakteristik topografi cekungan.

Transportasi bus diinisiasi oleh Kwa Tjwan Ing pada 1923 dengan mendirikan Perusahaan Otobus (PO) pertama di Indonesia yaitu Eerste Salatigasche Transport Onderneming (ESTO). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun