Mohon tunggu...
Ewi Christanti Antika
Ewi Christanti Antika Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Asal kalimantan yang sekarang merantau untuk berjuang meraih tiap pencapaian dan harapan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peran Generasi Muda dalam Meningkatkan Kesadaran Politik

13 Januari 2025   21:38 Diperbarui: 13 Januari 2025   21:38 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

1. Penjelasan

Generasi muda memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran politik masyarakat. Sebagai kelompok yang dinamis, energik, dan adaptif terhadap perubahan, generasi muda dapat menjadi katalis dalam menciptakan kesadaran politik yang lebih luas dan mendalam. Dalam konteks demokrasi, peran aktif generasi muda sangat diperlukan untuk memastikan bahwa sistem politik berjalan secara inklusif, transparan, dan berorientasi pada kepentingan bersama. Kesadaran politik tidak hanya berbicara tentang pemahaman terhadap sistem pemerintahan atau partisipasi dalam pemilu. Lebih dari itu, kesadaran politik mencakup kemampuan untuk memahami isu-isu sosial, menganalisis kebijakan publik, dan menyuarakan aspirasi yang mewakili kepentingan masyarakat. Generasi muda memiliki posisi unik karena mereka sering kali menjadi kelompok yang paling terhubung dengan teknologi, terbuka terhadap ide-ide baru, dan kritis terhadap ketidakadilan. Oleh karena itu, generasi muda dapat memainkan peran penting dalam mendorong masyarakat untuk lebih memahami hak dan tanggung jawab politiknya.

Dalam banyak kasus, apatisme politik muncul karena kurangnya akses terhadap informasi atau karena politik sering dianggap sebagai sesuatu yang rumit dan tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari. Generasi muda dapat mengubah pandangan ini dengan mendekatkan politik kepada masyarakat melalui pendekatan yang segar dan inovatif. Dengan melibatkan diri dalam diskusi publik, menyebarkan informasi, dan menginspirasi orang lain, mereka dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih sadar politik. Di era digital, teknologi telah menjadi salah satu alat paling kuat untuk menyebarkan informasi dan membangun kesadaran politik. Generasi muda yang aktif di media sosial memiliki kekuatan untuk menyuarakan isu-isu penting kepada khalayak yang lebih luas. Platform seperti Instagram, Twitter, TikTok, dan YouTube memungkinkan mereka untuk berbagi informasi tentang isu-isu politik, kebijakan pemerintah, dan pentingnya partisipasi dalam demokrasi.

Sebagai contoh, kampanye digital tentang pentingnya menggunakan hak suara dalam pemilu dapat menjangkau jutaan orang dalam waktu singkat. Konten-konten kreatif seperti infografik, video pendek, dan meme politik yang informatif dapat membuat masyarakat, terutama generasi muda lainnya, lebih tertarik untuk memahami dan terlibat dalam isu-isu politik. Selain itu, teknologi juga memungkinkan generasi muda untuk memantau kebijakan pemerintah dan menyuarakan kritik terhadap kebijakan yang dianggap tidak sesuai dengan kepentingan publik. Pendidikan politik adalah elemen penting dalam membangun kesadaran politik, dan generasi muda dapat berperan aktif dalam menyebarluaskan pendidikan ini. Pendidikan politik tidak hanya harus dilakukan melalui sistem pendidikan formal, tetapi juga dapat dilaksanakan melalui kegiatan non-formal seperti seminar, lokakarya, atau diskusi komunitas. Generasi muda yang tergabung dalam organisasi seperti OSIS, BEM, atau komunitas kepemudaan dapat menjadi fasilitator dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya partisipasi politik.

Kegiatan seperti simulasi pemilu, debat kebijakan publik, atau forum diskusi dapat menjadi cara efektif untuk mengenalkan proses politik kepada masyarakat. Dengan memahami bagaimana kebijakan dibuat, siapa yang bertanggung jawab, dan bagaimana dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari, masyarakat akan lebih termotivasi untuk berpartisipasi dalam proses politik. Generasi muda dapat menjadi penghubung antara isu-isu lokal dan kebijakan nasional, membantu masyarakat untuk lebih memahami konteks dan dampaknya. Generasi muda memiliki kreativitas untuk menciptakan inovasi yang dapat meningkatkan kesadaran politik. Salah satu inovasi yang dapat dikembangkan adalah aplikasi atau platform digital yang memberikan akses mudah terhadap informasi politik. Misalnya, aplikasi yang menyediakan informasi tentang calon pemimpin, program kerja, atau mekanisme pelaporan pelanggaran pemilu dapat membantu masyarakat untuk lebih memahami dan terlibat dalam proses politik.

Selain itu, generasi muda juga dapat menciptakan ruang-ruang diskusi virtual yang inklusif, di mana masyarakat dapat berbagi pandangan dan berdialog tentang berbagai isu politik. Dengan menyediakan platform yang aman dan terbuka, mereka dapat mendorong partisipasi masyarakat yang lebih luas, terutama dari kelompok yang sebelumnya kurang terwakili. Meskipun memiliki potensi besar, generasi muda juga menghadapi berbagai tantangan dalam meningkatkan kesadaran politik. Salah satu tantangan utama adalah stigma bahwa generasi muda apatis atau tidak peduli terhadap politik. Hal ini sering kali muncul karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap bentuk partisipasi politik yang dilakukan oleh generasi muda, yang sering kali berbeda dari pendekatan tradisional.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat. Pemerintah dapat mendukung dengan menciptakan kebijakan yang mendorong partisipasi politik generasi muda, seperti program pelatihan kepemimpinan atau forum konsultasi pemuda. Lembaga pendidikan juga dapat memainkan peran penting dengan mengintegrasikan pendidikan politik dalam kurikulum sekolah dan universitas. Generasi muda memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kesadaran politik masyarakat. Dengan memanfaatkan teknologi, menyebarluaskan pendidikan politik, dan menciptakan inovasi, mereka dapat menjadi agen perubahan yang membawa demokrasi ke arah yang lebih inklusif dan berorientasi pada kepentingan bersama. Tantangan yang ada tidak seharusnya menjadi penghalang, melainkan motivasi untuk terus bergerak maju.

Sumber : Almond, Gabriel A., & Verba, Sidney. The Civic Culture: Political Attitudes and Democracy in Five Nations (1963). Buku ini membahas partisipasi politik dan budaya politik.Putnam, Robert D. Bowling Alone: The Collapse and Revival of American Community (2000). Nited Nations Development Programme (UNDP). Youth and Political Participation (Laporan UNDP, 2013). World Economic Forum (WEF). Artikel seperti "How Youth Can Transform Politics in the Digital Age."

2. Opini

Berikut ini beberapa opini publik terkait peran generasi muda dalam meningkatkan kesadaran politik: 

1. Advokasi Melalui Media Sosial

Generasi muda memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi dan menggalang dukungan. Mereka menggunakan platform seperti Instagram, Twitter, dan TikTok untuk mengangkat isu-isu penting, seperti korupsi dan keadilan sosial, serta mengorganisir kampanye digital yang mendorong partisipasi politik.

2. Pendidikan Politik

Akses yang lebih luas terhadap informasi memperkuat kesadaran politik di kalangan pemuda. Pendidikan politik yang baik membantu mereka memahami sistem pemerintahan dan hak-hak mereka sebagai warga negara. Kegiatan ekstrakurikuler dan seminar juga berperan dalam membangun pemahaman yang lebih mendalam.

3. Inovasi dalam Keterlibatan

Generasi muda membawa ide-ide inovatif dalam keterlibatan politik, seperti penggunaan aplikasi untuk pendaftaran pemilih dan debat online. Ini memungkinkan mereka untuk terlibat secara aktif dan mempengaruhi kebijakan dengan cara yang lebih efisien.

4. Kesadaran Sosial dan Aktivisme

Keterlibatan dalam gerakan sosial, seperti ReformasiDikorupsi, menunjukkan bahwa generasi muda tidak apatis terhadap isu-isu politik. Mereka aktif menyuarakan ketidakpuasan terhadap kebijakan yang dianggap merugikan masyarakat, menciptakan efek domino positif dalam diskusi publik.

5. Tantangan yang Dihadapi

Meskipun memiliki potensi besar, generasi muda menghadapi tantangan seperti apatisme, ketidakpercayaan terhadap institusi politik, dan kesenjangan akses terhadap teknologi informasi. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan strategi pendidikan dan pemberdayaan yang efektif untuk mendorong partisipasi aktif mereka.

sumber:

[1] https://pemerintahan.uma.ac.id/2024/07/peran-pemuda-dalam-mendorong-partisipasi-politik-di-era-digital/

[2] https://geotimes.id/opini/peran-generasi-muda-dalam-politik-indonesia/

[3]https://publikasi.abidan.org/index.php/themis/article/download/330/265/1234

[4]https://www.kompas.id/baca/opini/2023/11/22/politik-benang-kusut-pemilih-muda

http://lib.lemhannas.go.id/public/media/catalog/0010-092400000000015/swf/7790/01%20-%20A%20M%20LISTON%20SIRAIT.pdf

3. Data 

Generasi muda Indonesia berperan penting dalam meningkatkan kesadaran politik, terutama melalui pemilu dan media sosial Menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU) Indonesia, lebih dari 50% pemilih pada pemilu 2019 berusia antara 17 dan 35 tahun, menunjukkan pengaruh signifikan mereka terhadap proses demokratisasi Lebih lanjut, menurut laporan "We Are Social 2023", sekitar 60% pengguna media sosial di Indonesia berusia antara 18 hingga 34 tahun Platform seperti Instagram, Twitter, dan TikTok telah menjadi alat penting bagi kaum muda untuk mengakses informasi politik, terlibat dalam diskusi, dan menyebarkan gerakan seperti #MillennialsVote.

Pendidikan politik di universitas juga memainkan peran penting. Banyak universitas menawarkan kegiatan untuk mendidik mahasiswa tentang hak-hak politik mereka Selain itu, organisasi seperti Lembaga Survei Indonesia (LSI) telah menunjukkan bahwa kaum muda yang berpendidikan lebih cenderung menggunakan hak pilihnya dan lebih kritis terhadap kebijakan pemerintah. Lebih jauh lagi, kaum muda cenderung lebih banyak mengambil bagian dalam protes menuntut perubahan, yang merefleksikan kesadaran politik mereka. 

Gerakan literasi digital juga menjadi semakin penting Platform seperti CekFakta dan Mata Najwa membantu kaum muda memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang isu politik, menghindari berita palsu, dan menjadi lebih kritis terhadap penyebaran informasi. Secara keseluruhan, peran generasi muda dalam meningkatkan kesadaran politik tercermin dari partisipasi aktif mereka dalam pemilu dan gerakan sosial, serta penggunaan media digital untuk pendidikan politik.

4. Hasil Riset: Hasil penelitian menunjukkan bahwa generasi muda memiliki kontribusi besar dalam meningkatkan kesadaran politik masyarakat. Berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), lebih dari 50% pemilih pada pemilu 2019 adalah kelompok usia 17-35 tahun. Hal ini menegaskan pengaruh signifikan generasi muda dalam proses demokratisasi (KPU, 2019). Partisipasi ini mencerminkan bahwa generasi muda tidak hanya menjadi pemilih pasif, tetapi juga aktif dalam menyuarakan isu-isu politik melalui berbagai saluran.

Di era digital, peran generasi muda semakin terlihat dengan pemanfaatan media sosial. Laporan dari "We Are Social" menunjukkan bahwa sekitar 60% pengguna media sosial di Indonesia berusia 18-34 tahun (We Are Social, 2023). Generasi muda menggunakan platform seperti Instagram, Twitter, dan TikTok untuk berbagi informasi politik, berdiskusi, dan menginisiasi gerakan sosial. Kampanye digital seperti #MillennialsVote adalah salah satu contoh konkret bagaimana media sosial dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran politik secara efektif dan meluas.

Pendidikan politik juga menjadi faktor penting dalam peran generasi muda. Di universitas, berbagai kegiatan seperti debat kebijakan publik, simulasi pemilu, dan seminar membantu mahasiswa memahami hak politik mereka. Penelitian dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan bahwa generasi muda dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih kritis terhadap kebijakan pemerintah dan lebih aktif menggunakan hak pilihnya (Lembaga Survei Indonesia, 2023).

Selain itu, gerakan literasi digital seperti inisiatif dari CekFakta dan program edukasi politik oleh Mata Najwa memberikan kontribusi yang signifikan dalam membangun kesadaran politik generasi muda. Program-program ini membantu kaum muda memverifikasi informasi, menghindari hoaks, dan menjadi lebih kritis terhadap isu-isu politik yang berkembang (CekFakta, 2023).

Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menegaskan bahwa generasi muda memiliki peran strategis sebagai penggerak kesadaran politik. Dengan memanfaatkan teknologi, pendidikan politik, dan keterlibatan dalam gerakan sosial, generasi muda mampu menciptakan masyarakat yang lebih sadar politik dan berkontribusi pada demokrasi yang inklusif.

5. Kajian

Generasi muda memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran politik melalui berbagai mekanisme partisipatif. Dengan memahami teori-teori berikut ini, diharapkan dapat mendorong keterlibatan aktif generasi muda dalam proses politik, sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam masyarakat.

1. Teori Youth Bulge

Teori "youth bulge" yang dikemukakan oleh Richard Cincotta dan Jack Goldstone menyatakan bahwa populasi pemuda yang besar dapat menjadi sumber ketegangan atau inovasi politik. Pemuda, dengan energi dan semangatnya, memiliki potensi untuk membawa perubahan dalam proses pembuatan kebijakan. Mereka sering kali menjadi agen perubahan yang mampu memperkenalkan gagasan baru dan perspektif yang berbeda dalam politik. (Sumber: https://www.jpnn.com/news/peran-vital-pemuda-dalam-politik-dan-transformasi-melalui-visi-kaesang-psi)

2. Teori Demokrasi Partisipatif

Teori Demokrasi Partisipatif menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam proses politik. Dalam konteks ini, generasi muda, terutama milenial dan Gen Z, menggunakan platform digital seperti media sosial untuk menyuarakan pendapat dan terlibat dalam kampanye politik. Partisipasi mereka dianggap dapat memperkuat legitimasi demokrasi dan menghasilkan keputusan yang lebih representatif bagi masyarakat. (Sumber: Jurnal Filosofi : Publikasi Ilmu Komunikasi, Desain, Seni Budaya, Digitalisasi Budaya Politik Melalui Peran Generasi Milenial dan Gen Z Di Indonesia, Sion Hutajulu, Stiven Ginting, Yehezkiel Manasyekh.)

3. Teori Keterlibatan Sosial

Teori Keterlibatan Sosial berfokus pada bagaimana generasi muda terlibat dalam isu-isu sosial dan politik melalui gerakan kolektif. Pemuda sering kali menunjukkan kepedulian terhadap isu-isu kontemporer seperti lingkungan hidup, hak asasi manusia, dan ketidaksetaraan. Keterlibatan ini tidak hanya terbatas pada pemilihan umum tetapi juga mencakup demonstrasi, advokasi kebijakan, dan gerakan sosial. (Sumber: KETERLIBATAN PEMUDA DALAM POLITIK: DINAMIKA DAN TANTANGAN, Jefri Jaya Pratama Telaumbanua)

4. Teori Behavioralis

Teori Behavioralis menyatakan bahwa tindakan politik dipengaruhi oleh motivasi individu dan konteks sosial. Dalam hal ini, generasi muda menunjukkan kepekaan terhadap isu-isu yang dianggap penting bagi mereka, meskipun sering kali dihadapkan pada tantangan seperti kurangnya representasi dalam struktur kekuasaan politik. Mereka cenderung berpartisipasi dalam politik berdasarkan ikatan kolektivitas yang lebih fleksibel dan responsif terhadap isu tertentu. (Sumber: PERAN GENERASI MILENIAL DALAM PARTISIPASI POLITIK DI INDONESIA DALAM BINGKAI BEHAVIORALISME, Gede Rama Agus Sandiasa, Gede Indra Pramana, Ni Wayan Radita Novi Puspitasari)

5. Implikasi untuk Kebijakan Publik

Keterlibatan generasi muda dalam politik memiliki implikasi signifikan terhadap perkembangan kebijakan publik. Ketika pemuda merasa diwakili dan didengarkan dalam proses pengambilan keputusan, hal ini dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap sistem politik secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan lembaga politik untuk menciptakan ruang yang inklusif bagi partisipasi pemuda. (Sumber: https://www.jpnn.com/news/peran-vital-pemuda-dalam-politik-dan-transformasi-melalui-visi-kaesang-psi)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun