Jarak antara lokasi KKN kami memang lumayan jauh dengan desa perbatasan Majalengka, sekitar enam puluh kilometer dan harus memakan waktu sekitar dua jam jika menggunakan sepeda motor.Â
Itu belum terhitung hambatan lain seperti jalanan yang becek akibat hujan yang tidak memungkinkan sepeda motor melintas dengan kecepatan normal sekalipun.
Irwan berhasil meyakinkan para petugas desa dan mempercayakan sebuah mobil jeep untuk kami bawa ke Majalengka.Â
Kompetisi persahabatan sepak bola tingkat SMP dan SMU antar Sumedang-Majalengka kali ini akan menjadi program kami untuk memajukan olahraga, terutama sepakbola di daerah terpencil ini.
Dan satu lagi, aku memohon pada Irwan untuk mengijinkan hanya aku dan Wilma saja yang berangkat ke Majalengka besok. Aku menjadikan sepatu Vans baru kesayanganku yang sama sekali belum pernah aku pakai, sebagai sogokan dan uang tutup mulut untuk Irwan.
Irwan memahami niat terselubung ku itu. Mungkin hanya Irwan satu-satunya peserta KKN yang menyadari perasaanku padamu selama ini.
"Tengkyu, Wan..," ucapku sumringah dan dijawab dengan lebih sumringah oleh Irwan sembari mengelus dus sepatu yang masih tampak mulus di tangannya.
***
Wilma. Sebuah nama cantik nan klasik dari masa laluku yang menarik.
Mungkin jika dihitung, sudah milyaran kali nama itu ku ucap dalam kerinduan. Entah kenapa, meski aku mencoba melupakannya, aku tidak bisa.
Sihir apa yang sebenarnya kau tanamkan di hatiku, sehingga aku sebegitu kuat terikat dengan pesonamu?