Mohon tunggu...
Amri MujiHastuti
Amri MujiHastuti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Sekolah Dasar

Pengajar, Ibu, pemerhati pendidikan anak

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

"Gendis Sugar", Kesempatan Kedua

24 Maret 2019   11:51 Diperbarui: 24 Maret 2019   12:31 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Benarkah? Hubungan keluarga kalian pasti sangat dekat kan. Apakah kalian masih berhubungan dekat hingga sekarang?" Sugara bertanya menahan perih di hatinya. Dia harus menanyakannya untuk mengetahui reaksi Gendis.


Zach dan Pramana melihat ke arah Gendis yang kelu. Melihat Gendis merasa tak nyaman, Sugara segera bertindak. Tak ada gunanya memaksa Gendis sekarang.


" Terima kasih Pak Pramana, Pak Zach karena sudah menemaniku menyambut staf baru di perusahaan kita. Sekarang saatnya kami, aku, Alisia, dan Ali Nurdin untuk reuni." kata Sugara untuk tak memperlama suasana yang cenderung berat.


Pramana mengangguk dan memandang Gendis sekali lagi.
"Baiklah, kita akan bertemu lagi, Nak. Om ingin sekali mendengar kabarmu." Pramana menunggu Gendis yang dengan sungkan mengangkat kepalanya untuk memandangnya.


" Baiklah, Om...aku juga ingin berbincang lagi dengan Om." kata Gendis sambil tersenyum sopan. 

Om Pramana meskipun sudah tua namun masih menyisakan kerupawanan masa mudanya dan sifat kebapakannya yang menenangkan dan membesarkan hati. Gendis ingat kasih sayang dan kepeduliannya semasa Gendis tinggal di rumah kaki gunung. Setelah seharian bekerja keras beliau masih tidak segan -- segan melakukan hal remeh temeh seperti membantu Gendis kecil mengerjakan tugas prakaryanya. 

Rasanya menyakitkan sekali harus berpikir bahwa om Pramana juga tak ambil pusing dengan keadaannya dan mas Bayu sepeninggal orang tua mereka. Mengapa orang bisa berubah? Apakah karena keluarganya saat itu sudah tak memiliki apapun sehingga orang lain berpikir tak ada gunanya menolong mereka?
Gendis memandangnya menghilang di balik pintu.


"Anda ada janji bertemu klien yang akan menawarkan investasi di daerah kelahiran Anda setengah jam lagi." kata Zach sambil membetulkan letak kacamata minusnya.


"Oke, Zach. Terima kasih." jawab Sugara, "Aku akan mengantar dulu Alisia melihat -- lihat tempat ini dan mengantarkannya ke mejanya."


"Gendis, dulu kami memanggilnya Gendis, Pak. Kurasa kapan -- kapan kita juga harus reuni, Dis. Kamu, aku, Mbak Sukini, dan Sugara."


Gendis membalas senyum Zach dengan susah payah. Saat akhirnya Zach meninggalkan mereka bertiga, Gendis menghela nafasnya seperti lepas dari beban berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun