Mohon tunggu...
Eva Nurmayanti
Eva Nurmayanti Mohon Tunggu... Guru - Sebaik baiknya profesi adalah guru, yang ketika tiada maka amalnya akan terus mengalir

Menulis adalah bagian dari jati diri seseorang, dan menulis adalah salah satu cara untuk mengekspresikan diri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sakitku karena Dia

11 Maret 2022   14:50 Diperbarui: 11 Maret 2022   15:00 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gemericik hujan menemani Bu Nur berjalan menyusuri jalan yang belum begitu terang karna waktu baru menunjukan pukul 6. Dengan tarikan napas yang agak cepat Bu nur terus berjalan sambil merangkai kata kata yang hendak diucapkannya saat bertemu erah, amarah yang ada dalam dirinya meluap luap sampai Bu nur tidak menyadari bahwa beliau sudah dekat dengan rumah erah.Sayup sayup terdengar suara angin meniupkan dedaunan, membuat Bu Nur merasakan dinginnya cuaca di pagi hari. Daster tipis yang menutupi tubuhnya tidak bisa menahan hembusan angin yang masuk ke dalam pori pori tubuh Bu nur. Sesekali tangan Bu nur menggosok gosok kedua lengan nya berharap ada sedikit kehangatan namun tetap saja dingin itu sepertinya tidak bisa menjauh dari tubuh Bu Nur. Jarak rumah erah tidak begitu jauh dari tempat Bu Nur, dengan payung lusuhnya Bu Nur bersikeras untuk menemui erah karna ada hal penting yg harus di bicarakan, padahal Clau anak keduanya sudah berusaha melarang untuk pergi.

Awan biru sudah menampakan senyumnya dan Bu Nur pun tiba di depan pintu rumah erah. Dengan masih menahan amarah Bu nur mengangkat tangannya di atas pintu yang bercat putih itu.

Tok... tok.. tok...!!! Tangan Bu nur mengetuk pintu beberapa kali. Sambil menggosok gosok matanya erahpun membuka pintu.

Dan tiba tiba,

....plaaakkkkk !!! Tamparan keras mendarat di pipi sebelah kanan Erah. Seketika suasana hening, kedua nya saling bertatap mata dan Erahpun membuka mulutnya dan memberanikan diri untuk berbicara,

“Dari dulu sampai sekarang aku tidak pernah tau alasan kenapa kau selalu marah kepadaku, dan sekarang tiba tiba kau datang dan menamparku, apa salahku ?!” ucap Erah kepada Bu nur.

“ya aku memang selalu marah kepadamu, dan saat ini kau membuat kemarahanku memuncak” Jawab Bu nur.

“ kau tau kenapa aku sampai datang sepagi ini ?, Karna kau kemarin telah menjual tanah peninggalan almarhum emak” ucap Bu nur.

“Kau sebagai adik tapi kau selalu berkuasa atas semua harta benda peninggalan Emak, kau berani menjual semua peninggalan Emak tanpa berembuk dengan ku”.

Aku anak paling tertua di keluarga ini tapi kau selalu melangkahi ku, kau tidak menganggap aku sebagai kakakmu dan sampai kapanpun aku tidak akan pernah baik kepadamu”, lanjut Bu nur.

“ ini... Inilah... Salah satu alasan kenapa aku tidak pernah melibatkan mu dalam hal apapun, kau sebagai kakak tertua tapi kau tidak pernah bisa menjadi tetua, terimakasih atas tamparannya dan sekarang kau pergi dari rumah ku” ucap erah sambil menangis dan menutup pintu rumahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun