Mohon tunggu...
Etika Fatana
Etika Fatana Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate

Senang membaca, menulis, dan menonton sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Manusia dan Dosanya Terkurung dalam Bui

5 Juni 2024   13:03 Diperbarui: 5 Juni 2024   13:13 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Kau sudah bertanya puluhan kali dan jawabanku selalu ‘iya’.”

“Tapi kau tidak benar-benar mengerti.”

“Aku mengerti.”

“Tidak!”

“Berhentilah mengatakan hal itu. Kau tidak akan bisa keluar dari sini sebelum kau benar-benar suci. Berhenti membela diri, atasan sudah menetapkan bahwa kau bersalah. Atasan mengetahui segalanya mengenai kasusmu maka terimalah hukuman ini.”

“Kau harusnya tau tentang bisnisku yang memberikan banyak manfaat bagi banyak orang. Aku menyelamatkan banyak orang, aku telah berjasa kepada mereka. Lalu mengapa aku ditahan?”

“Tapi kau membakar hutan, tumbuhan-tumbuhan itu juga makhluk hidup, sama sepertimu.”

“Tapi aku melakukan itu demi hidup manusia yang sejahtera.”

“Sejahtera?”

“Ya, tentu saja!”

“Kurasa kau tidak benar-benar menyejahterakan mereka. Kebakaran hutan yang kau perbuat menimbulkan asap yang mengandung zat berbahaya seperti karbon monoksida dan sulfur oksida, kemudian menyebar ke kota-kota terdekat, rakyat di kota tersebut banyak yang terkena gangguan pernapasan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun