Mohon tunggu...
Koka Burra
Koka Burra Mohon Tunggu... -

Great minds don't think alike

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Pengkor dan Becaknya

12 September 2013   12:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:00 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku mengangguk-angguk.

"Kalau ada tukang becak di desa ini, ibu-ibu dan nenek-nenek yang tidak bisa naik sepeda motor bisa ke kota kecamatan setiap saat. Dengan naik becak," jelas Ibu.

"Pasti dengan membayar kan?" tanyaku. Kasihan sekali kalau sampai Pengkor tidak dibayar.

"Tentu saja," sahut Nenek tersenyum sambil menyendok nasi.

"Ayah baik sekali," pujiku. Aku bangga punya Ayah berhati baik seperti itu. Mbak Danda dan Ibu juga tertawa. Kami semua bertepuk tangan pertanda senang.

Aku menyelesaikan sarapan dengan cepat. Aku tak sabar, ingin ikut Ayah menemui Si Pengkor untuk menyampaikan kabar baik itu.

Begitulah awal mula Si Pengkor menjadi tukang becak.

**

Kini Si Pengkor selalu menemui Ayah bila kami mengunjungi Nenek. Mereka akan berbincang-bincang sambil minum kopi di beranda rumah nenekku. Pengkor terlihat bahagia. Ia punya penghasilan yang cukup dari ibu-ibu dan nenek-nenek yang ia antar bepergian dengan becaknya. Nenekku juga tidak kesulitan lagi bila hendak ke pasar desa atau ke kota kecamatan mengambil uang pensiun. Dengan becak merahnya, Si Pengkor telah berjasa membantu warga desa.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun