Mohon tunggu...
Hiya Hiya
Hiya Hiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akun ini dibuat untuk keperluan tugas

Journalism Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Korea: Potensi Ancaman terhadap Budaya Lokal di Indonesia

10 Desember 2021   10:33 Diperbarui: 22 Desember 2021   12:59 2417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal ini tentu sangat mungkin dimana Korean Wave dapat menjadi ancaman yang dapat mengikis budaya lokal. Terlebih bila dilihat berdasarkan data Indonesia sebagai negara di Asia yang saat ini merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia merupakan rumah bagi jutaan K-popers atau pecinta K-pop. Pada tahun 2019, data Twitter mengumumkan daftar negara yang paling banyak men-tweet terkait artis Kpop sepanjang tahun 2019 dan Indonesia berada pada peringkat 3 setelah Thailand dan Korea Selatan. Sedangkan untuk penayangan video-video K-pop di Youtube berdasarkan negara, Indonesia menempati posisi ke-2 dengan persentase 9.9% (Won So, 2020). Sementara itu, Korea Selatan berada pada posisi pertama dengan persentase yang tak jauh berbeda dari Indonesia yaitu 10.1%.

Masuknya budaya pop Korea ke Indonesia tentu dapat menimbulkan masalah dan ancaman bagi kebudayaan lokal yang ada di negara ini. Para kaum mudah terpengaruh akan mulai meninggalkan kebudayaan bangsa mereka dan lebih memilih budaya pop Korea yang masuk ke Indonesia. Generasi muda, khususnya mahasiswa dan pelajar yang seharusnya berupaya untuk menjaga dan mempertahankan kebudayaannya atau bahkan dapat mengikuti jejak budaya pop Korea dengan tetap menonjolkan kelebihan dan keunikan kebudayaan bangsa Indonesia sendiri. Jangan sampai di saat budaya kita tergantikan dengan budaya bangsa lain, barulah kita menyadari betapa bagusnya nilai-nilai  yang terkandung dalam budaya kita itu sendiri. Karakter masyarakat Indonesia terutama para generasi mudanya yang suka mengimitasi atau meniru budaya dari negara lainnya dapat membuat matinya kreativitas yang dimiliki oleh generasi mudah tersebut dan dapat menyebabkan hilangnya identitas atau jati diri bangsa Indonesia. Hal ini seolah menjadikan negara Indonesia tidak mempunyai karakter kebudayaan dan kearifan lokalnya sendiri yang khas dan dapat ditonjolkan. Masuknya budaya pop Korea ini dapat dikatakan berpotensi menjadi ancaman bagi eksistensi dan keberadaan budaya lokal Indonesia serta dapat membuat budaya lokal tergeser dari hati masyarakat Indonesia di negerinya sendiri.

Cara Mencegah Budaya Luar (Budaya Korea) Mengikis Budaya Lokal

Kebudayaan Korea yang masuk bersama terpaan Korean Wave ataupun kebudayaan asing lainnya sudah dapat dipastikan memiliki dampak positif dan negatif bagi masyarakat lokal. Hal-hal yang positif dapat dipelajari seperti sikap disiplin dan teratur tentu dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari namun hal negatif perlu diatasi bahkan dicegah, salah satunya terkikisnya budaya lokal serta hal-hal negatif budaya korea seperti bullying dan rasis terhadap suku atau ras dan warna kulit dan. Perlu adanya pencegahan dari berbagai pihak terhadap pengaruh negatif dari masuknya budaya luar khususnya budaya korea (Korean Wave), mengingat generasi muda pada saat ini dapat dengan mudah terpengaruh oleh rayuan-rayuan duniawi dan banyak dari mereka yang masih remaja sehingga masih rentan dalam mencari jati dirinya sendiri. Bahkan tidak sedikit dari generasi muda sudah terjerumus arus negatif budaya asing. Kurangnya rasa bangga dan peduli dalam melestarikan kebudayaan lokal tertanam pada generasi muda saat ini. Mereka lebih tertarik untuk mempelajari bahkan menerapkan kebudayaan asing.

Oleh karena itu, perlu adanya sikap dari kita sebagai generasi penerus dan pewaris bangsa Indonesia. Sikap itu salah satunya dengan menyiapkan diri untuk menghadapi arus globalisasi yang kian merajalela dengan cara membuang dan menghempaskan seluruh pengaruh negatif budaya asing yang dapat mengancam jati diri bangsa ini. Hal-hal yang perlu dilakukan seperti menyaring informasi dan budaya yang masuk, memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme yang tinggi, dan yang paling penting adalah melestarikan kebudayaan lokal. Perlu dipahami juga bahwa kita boleh menyukai budaya luar seperti budaya korea ini, namun harus tetap dalam batas wajar dan jangan berlebihan apalagi sampai fanatik.  Tidak hanya individu yang berperan aktif akan tetapi perlu adanya kolaborasi dari beberapa pihak yaitu orang tua, pemerintah, pengusaha dan budayawan. "Perbanyak acara-acara bertema budaya Indonesia, diperbaiki deh tayangan-tayangan televisi karena semua ini mulainya dari media yg kita lihat atau tonton sehari-hari," tutur Ratu Nadya selaku Dosen ahli di UPN "Veteran" Jakarta.

Untuk pandangan positif nya karena, sikap tertib dan dapat diatur nya rakyat Korea yang bagus, banyak nya universitas impian, dan untuk perfilm juga musik musik nya yang tidak pernah gagal. Negatif nya, masih ada budaya Korea yang merasis kan suku, warna kulit, juga. Pengaruh negatif tersebut akan berpengaruh besar pada Generasi muda Di Indonesia mengingat anak muda jaman sekarang dengan gampangnya terbuai oleh rayuan rayuan perduniawian, dimana anak remaja masih rentan mencari jati dirinya sendiri . Tidak sedikit yang bahkan sudah terjerumus arus negatif budaya asing, kita seharusnya sebagai penerus dan pewaris Negara Indonesia harus siap oleh setiap tantangan globalisasi yang semakin merajarela dengan cara menghempaskan seluruh pengaruh negatif budaya asing yang akan mengancam jati diri bangsa. Oleh karena sikap patriotisme dan nasionalisme perlu ditanamkan pada generasi muda untuk mengantisipasi pengaruh negatif dari adanya kebudayaan asing, yang melibatkan semua pihak terutama peran orang tua, pihak pemerintah dan para ulama budayawan. Jurnal ini menjelaskan Upaya yang harus ditempuh dalam menghadapi pengaruh negatif budaya asing terhadap Generasi Muda Di Indonesia. Hasil riset dipakai buat tingkatan pemahaman khalayak dalam upaya mengatasi pengaruh negatif budaya asing terhadap Generasi Muda Di Indonesia

Persebaran budaya yang masif membuat "Waktu saya mulai menyukai genre musik-musik nya, disitu saya mulai mempelajari dan mencari tahu tentang kebudayaan di Korea Selatan." Oleh sebab itu mereka memiliki banyak kegiatan baru untuk mengisi waktu luangnya salah satunya dengan mempelajari budaya korea. Dilansir dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang telah melakukan survei untuk melihat apakah terjadi peningkatan penggemar drama Korea selama pandemi. Hasilnya yakni sebanyak 842 orang dari 924 responden menonton drama Korea selama pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun