Disclaimer: Artikel dibuat untuk keperluan akademis  dan tidak untuk menyudutkan atau menyinggung pihak manapun. Judul dan isi dibuat dengan mengacu pada tema tugas.
Sejak memasuki fase transformasi teknologi dan globalisasi, produk-produk asing mulai masuk dan dipasarkan di Indonesia, baik itu menggunakan platform offline bahkan juga platform online yang menjadi pilihan konsumen belakangan ini. Produk yang dipasarkan diantaranya seperti kebutuhan pokok, kebutuhan gaya hidup, sampai kebutuhan akan entertainment. Salah satu dari jenis produk tersebut yang paling diminati masyarakat Indonesia saat ini adalah produk-produk yang berasal dari Korea Selatan. Korea Selatan merupakan salah satu contoh negara penghasil budaya yang telah menjamur ke seluruh dunia. Kondisi dimana menjamurnya budaya ke seluruh dunia ini dinamakan korean wave. Pada dasarnya Korean Wave atau bahasa Indonesianya Gelombang Korea, terjemahan dari istilah (Hallyu) pada bahasa Korea yang artinya adalah 'arus Han' ini sendiri mengacu pada Hankuk atau Korea. Sedangkan berarti 'arus, aliran'. Korean Wave masuk kategori yaitu suatu fenomena (Robertson, 1992: 87).
Beberapa contoh hasil dari budaya Korea yang ada diantaranya K-Pop, Drama Korea, operasi plastik, gaya busana, kuliner, permainan, dan yang lainnya. Budaya tersebut bisa kita lihat penampakannya pada masyarakat di Indonesia, terutama pada generasi z dan millennial. Mulai dari gaya berpakaiannya yang 'korea-an', fanatik terhadap idolanya di K-Pop dan juga aktor pada drama Korea, tren makan-makanan khas korea seperti kimchi, bulgogi dan tteokbokki, modern dance dan masih banyak lagi indikator budaya korea lainnya yang terlihat pada masyarakat. Hal tersebut dapat terjadi atau meluas dengan mudah karena adanya faktor pendukung, seperti media sosial dan media massa serta akses internet membawa suatu kebudayaan berpindah dari negara lain dapat diserap oleh penggunanya.
Pandemi dan Digitalisasi Menjadi Salah Satu Indikator Tersebarnya Korean Wave
Penyebaran budaya Korea semakin masif terjadi disaat kondisi pandemi yang masih melanda wilayah Indonesia, yang mana hal ini membuat banyak orang harus melakukan beberapa aktivitasnya seperti sekolah, kuliah, dan juga bekerja secara daring di rumah. Pandemi juga mendorong digitalisasi dan transformasi teknologi yang faktanya menjadi salah satu indikator yang mempermudah Korean wave masuk ke Indonesia. Kemunculan platform-platform seperti WeTV , iQiyi, Viu yang menyediakan film drama Korea, lalu ada Tiktok dan Youtube dengan konten-konten mukbang, K-POP dan modern dance menjadi jembatan dari penyebaran budaya Korea ke Indonesia. Hal ini menyebabkan banyak dari masyarakat Indonesia terutama generasi millenial dan z mengisi kegiatan dan waktu waktu luang mereka salah satunya dengan mempelajari budaya Korea melalui platform-platform tersebut.Â
Korean Wave: Budaya Populer yang Tersebar di Seluruh Dunia Memberi Keuntungan Bagi Korea Selatan
Berkaitan dengan hal di atas, Hull pada tahun 1998 lewat bukunya menyatakan bahwa budaya populer adalah sebuah budaya yang secara luas dapat diterima oleh kebanyakan masyarakat dimana budaya tersebut diperkenalkan. Selain itu, Huang lewat jurnalnya yang berjudul Korean Wave: The Popular Culture, Comes as Both Cultural and Economic Imperialism in The East Asia pada tahun 2009 menyebut bahwa kepopuleran budaya populer Korea di luar negeri, terutama melalui drama Korea telah memberi keuntungan yang berlimpah bagi negara itu. Budaya populer dari Korea tidak hanya terkenal serta memiliki penggemar fanatik saja, tetapi ternyata juga membawa keuntungan dari segi pendapatan nasional Korea Selatan. Hal ini terbukti dengan jumlah turis yang datang ke negara itu meningkat drastis setelah Korea mengekspor produk drama Korea ke luar negeri. Salah satu contoh diuraikan oleh Lee melalui bukunya pada tahun 2007, intensitas orang Jepang yang mendatangi Korea lebih sering setelah drama Korea berjudul 'Winter Sonata' tayang di Jepang. Mayoritas dari mereka datang ke Korea biasanya ingin melihat langsung lokasi-lokasi syuting dari drama Korea yang telah disaksikan.
Kenapa Budaya Korea Selatan Semakin Digemari Masyarakat Indonesia?Â
Studi jurnal oleh Simbar tahun 2017 yang berjudul Fenomena Konsumsi Budaya Korea pada Anak Muda Di Kota Manado menjelaskan bahwa Indonesia termasuk negara yang sedang terkena demam Korea. Saat ini layar televisi, majalah, media sosial,  internet dan juga perusahaan-perusahaan teknologi  yang sekarang berlomba-lomba untuk menayangkan atau menginformasikan seputar berita dan budaya Korea bahkan sampai membuat platform-platform baru untuk menyajikan konten, film dan hal-hal yang berkaitan dengan budaya Korea. Di televisi bahkan cukup banyak yang menayangkan tayangan-tayangan hiburan setiap harinya yang berkaitan dengan Korea, misalnya film, musik dan infotaiment. Media massa di Indonesia pun ikut andil juga melalui majalah, tabloid bahkan koran sebagai menuliskan tentang berita seputar Korea sehingga para remaja juga bisa melihat dan mendapatkan video-video film, musik sampai dengan berbagai informasi-informasi tentang budaya Korea melalui media elektronik.
Kebudayaan Korea (Selatan) yang telah meluas di berbagai penjuru dunia tidak terkecuali Indonesia, menunjukan bahwa kebudayaan Korea Selatan yang menyebar dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat. Masing-masing orang memiliki perspektif yang berbeda dalam menyukai kebudayaan Korea Selatan. Cindy (nama samaran), seorang penikmat kebudayaan Korea Selatan. "Saya pribadi yang membuat saya menyukai budaya Korea itu karena, selera musik yang sesuai dengan selera saya, gaya berpakaian yang sangat modis dan gak ketinggalan zaman, cara bersikap rakyat korea selatan itu yang lumayan begitu tertib dan bisa diatur, tontonan film dan Universitas di Korea yang bagus." tutur Cindy. Hal yang sama diutarakan oleh Hamzah, seorang mahasiswa di UPN Veteran Jakarta, "karena budaya korea menawarkan hal-hal yang umumnya disukai di zaman sekarang, seperti fashion yang unik dan kekinian, genre lagu yang banyak disukai, penampilan artisnya yg menarik, dan sebagainya," tuturnya.