Mohon tunggu...
Mohammad Djaya Aji Bima Sakti
Mohammad Djaya Aji Bima Sakti Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Life is your choice :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Materialisme dan Problem Kemanusiaan dalam Perspektif Psikologi Islam

9 Oktober 2019   21:45 Diperbarui: 16 April 2021   09:42 2523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dalam perjalanan mencari kebahagiaan tersebut setiap individu memiliki cara yang berbeda-beda. | pexels

Melalui penjelasan ini Al-Farabi ingin memperlihatkan kesempurnaan wujud manusia yang tidak sekedar berbentuk fisik saja namun juga dilengkapi dengan konsep jiwa yang memiliki daya dorong untuk langkah dalam kehidupan. Dengan kata lain, manusia adalah suatu kesatuan mekanisme biologis yang berpusat pada jantung (sebagai pusat kehidupan) dan mekanisme kejiwaan yang berpusat pada cara berpikir dan bersikap.

Manusia dalam Al-Qur'an memiliki siklus yang sederhana dalam satu kalimat, innalillahi wa inna ilaihi rojiun, meski terkesan sederhana namun terdapat arti dan makna mendalam didalamnya yang mampu menjawab persoalan penting tentang manusia, mulai dari penciptaan sampai pada kemana ia akan kembali.

Secara umum Islam menjelaskan bahwa manusia adalah suatu makhluk yang memiliki dua unsur, yaitu materi dan non materi. Allah Meniupkan ruh kedalam jasad manusia setelah sempurna  proses penciptaannya.  Dalam penjelasan ini maka semakin terlihat jelas bagaimana Islam memiliki konsep yang lebih jelas dan lengkap tentang manusia dari pada Barat, dimana Islam melihat manusia bukan unsur materinya saja melainkan dari aspek non materi juga harus diteliti secara mendalam jika berbicara mengenai manusia.

Sedangkan dalam Al-Qur'an, disebutkan kata manusia dalam tiga kata yaitu Alif, nun dan sin. Seperti dalam kata insan, ins, atau nafs kemudian ada juga kata basyar atu bani adam, yang setiap dari kata tersebut memiliki makna dan definisi yang berbeda dan saling melengkapi. Kata insan terambil dari kata uns yang berarti jinak, harmonis dan tampak.

Pendapat lainnya mengatakan bahwa kata insan berasal dari kata nasiya yang berarti melupakan sesuatu atau meninggalkan sesuatu.  Sedangkan kata basyar menunjukkan arti penampakan sesuatu yang dengan baik dan indah, seperti kulit atau hal yang bersifat lahiriyah.

Demikianlah beberapa penjelasan al-Qur'an mengenai manusia dengan menyebutkan beberapa kata yang diartikan sebagai manusia, dengan penyebutan kata yang berbeda-beda tersebut lengkaplah bekal untuk mendefinisikan manusia secara utuh baik rohani dan jasmani. Namun selain dari ketiga kata tersebut, sebenarnya terdapat tiga unsur dalam komponen manusia tersebut.

Adapun tiga unsur tersebut adalah manusia terdiri dari jasmani, didalamnya terdapat unsur air, kapur angin, api dan dan tanah. Kedua unsur ruh, didalamnya terdapat cahaya sebagai bentuk petunjuk yang menghidupkan jasmani. Kemudian unsur ketiga adalah jiwa,  atau dalam bahasa lainnya adalah nafs yang berarti perasaan atau rasa.

Sementara dalam unsur yang terakhir ini sedikitnya terdapat tiga unsur utama yaitu nafs muthmainnah, dipengaruhi oleh sifat malaikat, seperti baik, tenang, bijaksana, berbudi luhur dan berakhlak mulia. Unsur kedua adalah nafs lauwwamah, ada dibawah unsur yang pertama ia berfungsi membentengi diri dari nafsu syahwat dan menentang segala kecerobohan manusia didalamnya, baik ibadah maupun yang lainnya.

Sementara nasf yang ketiga adalah nasf ammarah, dipengaruhi oleh sifat iblis yaitu membiarkan nafsu syahwat bahkan mengikutinya dan mengikuti bisikan setan sehingga bersifat sombong, merusak dan murka.  Begitulah Islam secara menyeluruh mendefinisikan manusia, sehingga ketika masuk ke ranah psikologi tidak ada satu hal pun yang dilewatkan Islam dalam mengkaji jiwa manusia, mulai dari unsur fisiknya sampai pada sifat yang terdapat dalam esensi jiwanya.

Definisi Bahagia

Berbicara mengenai kebahagiaan adalah suatu hal sering dikaitkan dalam kajian psikologis manusia. Kebahagiaan adalah suatu perasaan yang dapat dialami oleh semua orang, namun untuk sampai pada titik kebahagiaan manusia memiliki cara dan langkah yang bermacam-macam. Hal ini sangat berkaitan dengan bagaimana manusia memandang definisi dan konsep dari kebahagiaan tersebut.

Dalam perjalanan memaknai bahagia para psikolog mendapati kebingungan akan makna sejati darinya dan bagaimana bentuknya terutama dalam masyarakat Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun