Mohon tunggu...
Eryani Kusuma Ningrum
Eryani Kusuma Ningrum Mohon Tunggu... Guru - Miss eR

Pengajar Sekolah Dasar... Suka jalan-jalan (travelling)... Suka berkhayal lalu ditulis... Suka menjepret apalagi dijepret... kejorabenderang.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksi Islami

Melati Putih di Antara Mega Mendung

30 Mei 2018   23:22 Diperbarui: 30 Mei 2018   23:35 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba-tiba dari jauh ada sosok yang ku kenal. Ya! Ia adalah Santi teman sekelasku juga. Langsung aku sapa dan memeluknya. Kami banyak bercerita hingga akhirnya aku menanyakan soal Mega namun ia pun tak bisa membuat hatiku gembira karena ia pun tak tau nomor kontak Mega yang dapat ia hubungi. Seketika Ibu Santi memanggilnya untuk pulang, aku pun pulang bersama Bunda. Lebaran tahun ini aku tak bersemangat. Entah mengapa ada rasa kehilangan yang mendalam.

"Allahu Akbar.... Allahu Akbar... Allahu Akbar" gema takbir berkumandang.

Aku bersama Ayah, Bunda dan keluarga Ayah segera pergi ke lapangan alun-alun desa untuk melaksanakan sholat ied bersama. Aku merasakan kedamaian luar biasa yang berbeda selama 10 tahun ini. Kedamaian yang tak aku rasakan di Negeri tetangga tersebut. Selesai sholat dan ingin pulang ke rumah aku melihat ada sosok yang tak asing bagiku. Sosok teduh nan ayu dalam balutan jilbab putih berbunga. Namun ah... Bunda sudah menarik tanganku menuju mobil.

Hari kedua lebaran rasanya aku tak enak badan untuk berkeliling ke desa tetangga sebelah. Jadi aku tinggal di rumah sendiri, sementara Ayah dan Bunda sedang bersilaturahmi mengelilingi ke desa tetangga tersebut. Ah! Lama-lama jenuh juga, akupun segera menyalakan mesin motor maticku untuk bersilaturahmi ke rumah Santi. Di tengah perjalanan rasa pusing mendera kepalaku. Tiba-tiba aku "Bruk! Jatuh di antara aspal dan rerumputan. "Aduh" pekikku yang membuat orang sekitar datang untuk membantuku.

Tiba-tiba ada tangan halus yang meraihku sambil berkata, "Coba saya lihat, sepertinya kamu tidak apa-apa".

Aku melihatnya segera, "Megaaaaaa...." pekikku kembali dengan sangat histeris sambil memeluknya.

"Kamuuuu Melati? " Mega pun tertegun heran tak percaya.

"Iya ... ! aku Melati" mataku berbinar haru.

Seketika rasa sakitku hilang dan aku bangun dibantu oleh Mega. Mega sahabatku sekarang sudah menjadi gadis cantik dengan balutan hijab yang manis berwarna pink.

"Terima kasih Bu Dokter" ungkapku.

"Eh tau darimana aku kuliah kedokteran, kepooo deh" dan seketika kami tertawa lepas. Tertawa yang aku rindukan selama 10 tahun ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Fiksi Islami Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun