Mohon tunggu...
Erwindya Adistiana
Erwindya Adistiana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Learning by Experience

Penulis pemula yang tertarik pada hal-hal seperti sejarah, militer, politik dan yang lain-lannya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Membaca Krisis Ukraina dari Beberapa Poin Permasalahan

11 Maret 2022   16:07 Diperbarui: 12 Maret 2022   17:45 1936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unjuk Rasa menolak invasi Russia terhadap Ukraine | Sumber Gambar: Efrem Lukatsky/ AP Photo

Petugas Pipa Gas di salah satu Pipa Gas Ukraine | Sumber Gamber: cfr.org
Petugas Pipa Gas di salah satu Pipa Gas Ukraine | Sumber Gamber: cfr.org

Ukraine di sisi lain juga merupakan salah satu negara dengan sumber daya alam terbanyak di Eropa. Cadangan gas alam yang dimiliki Ukraine merupakan yang terbesar kedua di Eropa setelah Norwegia, sebesar 1,09 triliun meter kubik dan di sisi lain masih banyak pula cadangan energi melimpah di Ukraine yang belum tereksplorasi. Cadangan sumber daya alam di Ukraine yang melimpah inilah yang kemungkinan besar juga menjadi alasan utama mengapa Russia ingin terus mempertahankan Ukraine agar menjadi sekutu terdekatnya.

Terlebih lagi beberapa wilayah di Ukraine juga direncanakan akan digunakan Russia guna membangun pipa gas raksasa yang menghubungkan Russia dengan beberapa negara di Eropa seperti Jerman dan Finlandia.  Russia memang sudah memiliki pipa gas yang menghubungkannya dengan Jerman yaitu pipa gas Nord Stream yang dibangun di dasar laut Baltic. Namun Russia juga terus mengupayakan agar dapat membangun pipa gas raksasa agar bisa terhubung dengan beberapa negara-negara di Eropa Barat melalui Ukraine. Namun hal tersebut masih belum mendapat persetujuan antara pihak Russia dan Ukraine dan hingga hari ini pembangunan pipa gas Russia di Ukraine tersebut masih menjadi dispute.

Akankah Krisis Ukraine Berimbas pada Perang Dunia Ketiga?

Jerman ketika menginvasi Polandia, terlihat pesawat Luftwaffe membombardir Kota Warsawa | Sumber Gambar: tvpworld.com
Jerman ketika menginvasi Polandia, terlihat pesawat Luftwaffe membombardir Kota Warsawa | Sumber Gambar: tvpworld.com

Publik mungkin masih teringat akan imbas dari invasi Nazi Jerman terhadap Polandia pada 1 September 1939 yang pada akhirnya menuntun dunia pada Perang Dunia untuk kedua kalinya dan juga merupakan bagian dari babak awal dari Perang Dunia Kedua. Lantas tidak lah heran jika pada saat Russia mulai menginvasi Ukraine pada 24 February 2022, tagar World War III atau Perang Dunia Ketiga seakan menggema di media sosial. Bahkan invasi Russia terhadap Ukraine diiringi dengan desas desus jika China juga akan turut menginvasi Taiwan, serentak tagar World War III dan isu akan dimulainya Perang Dunia Ketiga pun menjadi trendic topic nomor satu di Media Sosial.  

Namun perlu diketahui, bahwa baik Russia maupun China memiliki tujuan yang berbeda dengan Jerman dan Jepang ketika Perang Dunia Kedua.

Pada waktu Perang Dunia Kedua, Jerman yang pada waktu itu sedang berada di bawah kekuasaan Hitler dan Partai Nazi atau yang lebih dikenal dengan “German Reich” memiliki tujuan utama untuk menguasai sebagian besar belahan bumi Eropa. Hal ini merupakan tujuan utama dari Hitler agar Jerman dapat menguasai seluruh negara-negara di Eropa dan untuk selanjutnya melancarkan invasi menuju benua Amerika dan juga benua Afrika, guna melancarkan ambisinya agar Jerman menjadi penguasa dunia.

Jepang pun sama halnya dengan Jerman pada saat perang dunia kedua. Jepang juga memiliki tujuan utama untuk menguasai hampir seluruh belahan bumi asia di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Hideki Tojo. Ambisi Jepang untuk menguasai seluruh benua asia juga tidak lain karena kekurangannya Jepang akan sumber daya alam. Perlu diketahui sebelum Perang Dunia Kedua import minyak Jepang sangatlah bergantung dengan Amerika Serikat. 

Pada 7 July 1937, Jepang memulai invasinya terhadap China atau yang dikenal sebagai Second Sino-Japanese War dan pada 22 September 1940, Jepang memulai invasi terhadap French Indochina yang hari ini merupakan bagian dari Vietnam, Kamboja dan Laos. 

Invasi Jepang terhadap French Indochina inilah yang membuat Amerika Serikat semakin berang terhadap Jepang hingga pada akhirnya memutuskan untuk melakukan Embargo terhadap Jepang, termasuk import minya Jepang. Jepang pun pada akhirnya membalasnya dengan menyerbu Pearl Harbor dan juga Philippines pada Desember 1941 dan juga menjadi langkah awal Jepang untuk melakukan invasi terhadap Amerika Serikat dan juga melancarkan ambisi Kerajaan Jepang untuk menjadi penguasa dunia.

Pada saat Perang Dunia Kedua, Jepang, Jerman dan Italia pun membentuk poros atau yang dikenal sebagai “Axis Power” dan lawan dari Axis Power tidak lain adalah “Allied Power” yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara sekutu mereka lainnya seperti Russia dan China.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun