Namun di sisi lain hal ini sepertinya tidak begitu disukai oleh Presiden Russia pada saat ini yaitu Vladimir Putin. Putin yang merupakan mantan anggota dari K.G.B. atau Badan Intelijen Uni Soviet yang sangat berpangaruh dan ditakuti pada era Perang Dingin dan juga pernah menjabat sebagai Direktur Badan Intelijen Russia, Federal Security Service yang merupakan agensi pengganti dari K.G.B. dan juga merupakan mantan Perdana Menteri Russia pada era Presiden Boris Yeltsin dan Dmitry Medvedev.
Melihat hal tersebut sebagai semakin menurunnya kekuatan Russia pasca runtuhnya Uni Soviet dan hilangnya kendali dan pengaruh Russia atas negara-negara pecahan dari Uni Soviet. Walaupun beberapa Negara pecahan Uni Soviet juga masih ada yang terus ingin menjalin kerjasama yang erat dengan Russia dan tergabung dalam kesatuan “Commonwealth of Independent States” yang beranggotakan negara-negara pecahan dari Uni Soviet seperti Armenia, Azerbaijan, Belarus, Kazakhstan dan Uzbekistan.
Putin sendiri mungkin memiliki prinsip bahwa walaupun Uni Soviet sudah tidak ada lagi, namun ia tidak ingin kejayaan Russia layaknya kejayaan Uni Soviet pada masa perang dingin meredup. Putin pun sepertinya juga ingin memainkan “Playbook” atau aturan main dari pemimpin-pemimpin Soviet terdahulu. Hal ini dapat terlihat ketika periode pertama Putin sebagai Presiden.
Putin sempat menegaskan kepada rakyat Russia untuk tidak terus menerus melihat Joseph Stalin yang merupakan mantan pemimpin Uni Soviet dari tahun 1922 hingga 1953 dari sisi buruknya saja, namun untuk lebih melihat pencapaian Uni Soviet di era Joseph Stalin, walaupun hingga hari ini Stalin masih tercatat sebagai salah satu ditaktor paling brutal dalam sejarah dan pada masa kepimpinan Stalin diperkirakan 20 juta bahkan lebih warga Uni Soviet tewas akibat dari kekejaman rezim Stalin.
Salah satu insiden paling terkenal pada era Stalin adalah Kelaparan besar-besaran yang terjadi di Ukraine ketika masih menjadi bagian dari Uni Soviet atau yang lebih dikenal sebagai “The Soviet famine of 1932–33” atau “Holodomor” yang menyebabkan jutaan nyawa merenggang.
Bisa dikatakan terinspirasi dengan pemimpin-pemimpin Uni Soviet terdahulu, Putin terus berusaha untuk membuat Russia kembali berjaya layaknya Uni Soviet di era perang dingin. Salah satu caranya adalah dengan terus mempertahankan kepresidenannya agar bisa mempertahankan kejayaan Russia di kancah internasional.
Putin memang sempat turun dari kursi kepresidenan Russia pada tahun 2008 dan digantikan oleh Dmitry Medvedev. Namun pada masa kepresidenan Medvedev, Putin kembali menduduki kursi Perdana Menteri Russia, hingga akhirnya setelah empat tahun kepresidenan Medvedev, pada tahun 2012 Putin kembali menduduki kursi kepresidenan Russia. Namun banyak yang beranggapan pula bahwa Kepresidenan Medvedev sebenarnya secara tidak langsung dikendalikan oleh Putin.
Pada saat naik ke kursi kepresidenan untuk kedua kalinya pada 2012, Putin kembali memainkan playbook para pemimpin Soviet lama namun dengan lebih serius. Salah satu cara yang Putin mainkan adalah dengan mengeliminasi rival-rival Putin, seperti Alexei Navalny yang diracuni oleh para agen-agen yang diduga kuat adalah orang suruhan Putin.
Cara lain yang dimainkan Putin adalah mempertahankan pengaruh Russia di negara-negara pecahan Uni Soviet, salah satu negara yang Putin ingin supaya menjadi terus dekat dan berada di bawah pengaruh Russia tidak lain adalah Ukraine.
Ukraine dianggap memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kepentingan Russia, baik dari segi perekonomian dan juga sejarah hubungan Russia dan Ukraine yang sudah terjalin lama, maka dari itu rezim Putin terus berusaha keras untuk mempertahankan Ukraine agar terus berada di bawah pengaruh Russia. Tidak hanya Ukraine, namun negara-negara pecahan Uni Soviet lainnya, seperti Georgia yang pada tahun 2008 juga diinvasi oleh Russia akibat perebutan wilayah di South Ossetia dan Abkhazia. Hal ini memang Putin lakukan agar kejayaan Russia tidak lah meredup dan Russia terus berjaya layaknya Uni Soviet.
Memang bisa dikatakan jika Putin memang masih belum bisa lepas dari bayang-bayang kejayaan Russia di era Uni Soviet. Putin sepertinya akan terus menggunakan segala cara guna mengembalikan kejayaan Russia layaknya Uni Soviet di era perang dingin, di mana banyak asumsi jika kejayaan Russia sudah mulai memudar kala Uni Soviet runtuh di tahun 1991 dan Putin juga akan terus mempertahankan kejayaan tersebut.