Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Satu Hati Dua Rasa

4 Januari 2023   14:39 Diperbarui: 4 Januari 2023   14:43 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kalau sudah tidak bisa ditahan, tidak apa aku mengalah.  Aku akan mengatakannya."

"Apakah aku mengenalnya?"

Nuri diam dan tidak mencoba untuk menjawabnya.

Melihat itu Gagak pun hanya tersenyum apalagi usai mendengar penuturan Nuri tadi. Ia menduga apa yang Nuri bicarakan menyangkut dirinya juga sebagai lelaki yang selalu bertukar pikiran dengannya.

"Jangan-jangan aku yang sedang mengusik hatinya." Ia biarkan dugaan itu terus bersemayam di dalam dirinya.

Sementara itu di tempat terpisah masih di kota yang sama, Elang tidak biasanya di hari Minggu ini tampak tidak bergairah. Ia telah berulang kali menghubungi Nuri, namun tidak kunjung direspon. Meski pesan yang disampaikannya sangat jelas.

Entah kemana dan dengan siapa Nuri pergi ia harus mendatanginya dan mencari tahu. Atau jangan-jangan Nuri sedang jatuh sakit sebab Jumat kemarin kala menjemputnya dengan mengendarai motor dari kantornya hujan deras mengguyur mereka.

Ia pun bergegas pergi, dan tiba taklama kemudian di kediaman Nuri yang ia sewakan untuknya. Namun kata tetangga di samping kediaman itu, Nuri sejak pagi keluar dan belum kembali.

Elang seketika meradang. Emosinya tersulut. Baru kali ini Nuri telah membuatnya kecewa. Kecewa oleh karena ia tidak lagi sanggup menyimpan kata hatinya. Ia sungguh-sungguh mencintai Nuri. Dan ia akan katakan kelak bila Nuri sudah bisa dihubungi kembali.

Seketika Elang beranjak dari kediaman Nuri dan menuju tempat yang biasa ia habiskan waktu bersamanya di hari libur semacam ini. Suatu tempat yang tenang dan nyaman yang banyak menawarkan makanan dan minuman sekadar untuk melepas kerinduannya terhadap Nuri.

Siapa sangka tatkala tiba ia mengenali Gagak yang sedang menikmati secangkir kopi di tempat tersebut. Keduanya kemudian saling menyapa. Dan, memang keduanya telah saling mengenal sejak Kenari mengenalkan Elang pada Gagak, di mana Elang sebagai temannya dan Gagak juga mengenalkan Nuri pada Elang di suatu tempat terpisah beberapa waktu lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun