Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Panti Pijat Samping Toko Swalayan

27 Desember 2020   14:35 Diperbarui: 27 Desember 2020   14:48 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Begitu, begituan. Pasti pijat plus- plus ini."

Salah seorang polisi gegas melaporkan pada komandannya, bahwa barang bukti telah ditemukan di lantai atas. Sejumlah barang elektronik selundupan tertumpuk rapi, dan juga sabu-sabu yang ditaksir beratnya dua kilogram disembunyikan di bagian dalam salah satu barang elektronik itu .

"Amankan barbuk itu,"tegasnya.

Ia pun sekalian meminta semua orang yang ada di panti agar turut diangkut juga ke markas besar kepolisian untuk dimintai keterangan. Masyarakat ramai menyaksikan itu, dan menyumpahi serapah pada semua perempuan, dan pengunjung tersebut.

"Siapa pemilik barang-barang itu,pak?"tanya pengacara ini memberanikan diri pada komandan itu.

"Seorang yang biasa dipanggil tauke. Ia masih buron."

 "Duh,sial!"bathin pengacara itu sembari menoleh pada petugas kelurahan yang tampak tertunduk pasrah akan nasib selanjutnya.

Sekian.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun