Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Kado Istimewa

14 Agustus 2020   20:52 Diperbarui: 1 September 2020   17:43 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kado yang tidak terduga. (sumber: pixabay.com/Bellahu123)

Kata Rahwana, akan saya laporkan pada pihak kepolisian. Kado yang saya terima adalah penghinaan. Bungkus boleh besar, dan bagus tapi isinya tidak berperikemanusiaan. Ini tindakan orang-orang yang memprovokasi saya. Ini juga tindakan politis untuk mendeskreditkan integritas saya.

"Saya akan laporkan ke KOMNAS HAM"!

Sementara di pos ronda Karim tertawa tak henti melihat ulah Rahwana. Kata Zaid, "elu ndut yang ganti isinya?"

"Iye bang. Isi kado itu saya tuker. Handuknya kan abang yang terima.

"Diganti apa isinya?"

"Sempak saya!"

 "Hahahahaha..," keduanya terbahak-bahak puas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun