Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Pejuang, Kafe, dan OTT (Bagian 2)

13 Agustus 2020   10:33 Diperbarui: 16 Agustus 2020   22:53 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Cari siapa mas?"

"Ini betul rumah Naomi?"

"Betul, tapi sudah pindah sejak satu bulan lalu. Papanya ditangkap KPK. Korupsi uang rakyat!"

(Dalam hatiku mendengar itu spontan bilang,"Sok tahu lu mbak!")

" Pindah kemana?"

"Ke rumah yang dulu mereka tinggal, katanya. Di dekat danau sana. "

"Ok deh, mbak. Terima kasih ya saya tahu danau itu. Nanti ke sana."

"Ok mas, salam ya buat Mama, dan Naomi. Mereka orang baik. Eh mas tahu gak?"

"Apa?"

"Rumah ini kan disita.!"

("Sok tahu lagi nih si Mbak,"bathinku.")

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun