Mohon tunggu...
Ersalrif Ersalrif
Ersalrif Ersalrif Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Saya seorang single mom, bekerja serabutan. Hobi saya membaca, menulis, melukis dan daur ulang barang bekas. Saya seorang yang introvert, tapi berusaha belajar untuk dua buah hati saya. Menulis adalah sarana healing untuk hidup saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anggi

31 Juli 2023   17:20 Diperbarui: 31 Juli 2023   17:23 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia tak tahan untuk bertanya, karena mendengar cerita sang kakak. Anggi mengangkat kepala dan memandang adiknya dengan tatapan tak suka.

"Kata siapa, anak orang miskin nggak boleh berprestasi? Kita sekolah, harus bertekad untuk bisa berprestasi, apalagi kamu punya bakat!" sahutnya dengan emosi, "kamu jangan dengarkan apa kata orang, gali potensi diri kamu, dan berjuanglah untuk menorehkan prestasi, itu harus, De!" kata Anggi penuh semangat.

"Iya, Kak! Ade mau seperti Akak, bisa berprestasi dengan bakat Akak!" sahut Putra dengan sorot mata bangga, "Akak itu panutannya Ade, semangat!".

Dia mengepalkan tangan, sambil tersenyum.
Anggi tersenyum puas.

"Ayo semangat untuk berprestasi dan belajar, De!" sahutnya sambil mengepalkan tangan.

Ada pelangi di sorot mata Anggi. Aura positif Putra tertular begitu mudahnya. Ana tersenyum melihat keceriaan sudah tergambar di wajah Anggi.

Rasa sedih di hati Anggi menguap begitu saja. Semua kesal, marah dan kecewa atas perlakuan temannya di kelas, pergi setelah Anggi mencurahkan perasaannya di pelukan sang mama.

Adiknya juga selalu berhasil, menularkan aura positifnya. Putra selalu mampu menularkan keceriaan pada ibu dan kakaknya. Mereka selalu mendukung dengan caranya masing-masing.

"Maaf ya, Ma!" kata Anggi sambil memeluk dan mencium pipi Ana cepat, "gara-gara Anggi, mama pasti batalin orderan sore ini, deh!" ujar sambil tersenyum manis.

"Nggak apa, kerjaan tidak akan ada habisnya, kalo diturutin. Yang penting mama ada di samping kamu dan Putra, saat kalian butuh bahu untuk mencurahkan hati, uhukh!" sahut Ana sambil pura-pura batuk.

"Iiish, ngeledek!" rajuk Anggi sambil tersenyum malu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun