Mohon tunggu...
Ersalrif Ersalrif
Ersalrif Ersalrif Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Saya seorang single mom, bekerja serabutan. Hobi saya membaca, menulis, melukis dan daur ulang barang bekas. Saya seorang yang introvert, tapi berusaha belajar untuk dua buah hati saya. Menulis adalah sarana healing untuk hidup saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anggi

31 Juli 2023   17:20 Diperbarui: 31 Juli 2023   17:23 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Anggi bersih-bersih dulu ya, Ma?" katanya sambil beranjak pergi.

Ana hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum. Awalnya dia ingin pergi bekerja, sepulangnya Anggi dari sekolah.

"Mama nggak jadi berangkat, kan?" bisik Putra sambil memeluk ibunya dengan manja.

"Melihat kakakmu seperti itu, mama nggak jadi berangkat, besok aja, deh!" sahut Ana tak kalah pelan.

Putra mengacungkan jempol sambil tersenyum bangga. Dia paham sekali sang ibu, yang selalu menjadikan kedua anaknya prioritas utama.

Walau sang ibu orang tua tunggal. Dia tahu persis, jika sang ibu akan selalu mengutamakan kepentingan anak-anaknya. Ana selalu berusaha ada di setiap anaknya membutuhkan supportnya.

"Ma, seberapa berartinya Anggi dalam hidup ini?" tanya Anggi tiba-tiba, "kenapa teman-teman Anggi di kelas tampak membenci semua? Anggi merasa tak punya siapa-siapa di kelas. Semua menjauhi Anggi...," katanya lagi dengan suara bergetar.

Ana memeluk tubuh putrinya, yang sudah duduk lagi di sampingnya. Diusapnya lembut punggung Anggi.

"Tadi mereka bersorak, saat ada pengumuman kalo Anggi gagal maju di babak final..., bahkan Ipah bilang akan mengajak teman-teman makan di kantin, untuk merayakan kegagalan Anggi. Tadi Anggi sempat dengar Nadira berkata -anak miskin aja belagu!-, Anggi sedih, Maaa!" lanjut Anggi sambil mengencangkan pelukannya.

Anggi terus meluapkan kesedihannya, tentang perlakuan teman-temannya di kelas. Ana terus mengusap lembut punggung Anggi, selama sang putri bercerita.

"Memang anak orang miskin tak boleh berjuang menoreh prestasi?" tanya Putra spontan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun