Bagi saya pribadi, dari sudut pandang saya sendiri, ini bukanlah masalah uang semata. Meskipun harus kita akui bersama, bahwa tidak semua orang tua punya kantong yang mencukupi untuk biaya sekolah anak-anaknya.
Memang Sekolah Negeri sudah tidak pakai SPP, tapi ingat, bayar seragam masih ada, beli sepatu, beli tas, beli atribut, lalu apakah harus bertambah lagi dengan beli buku LKS yang cuma terpakai 6 bulan sekali ini?
Mari kita analisa bersama, bukankah sebuah pemborosan ketika beli buku LKS misalnya 8 -10 buku tiap semester, habis semester dibuang tak terpakai lagi karena soal semua sudah terjawab.
Lalu dimana manfaat sebuah buku ketika habis pakai lalu dibuang? Bukankah kita sepakat bahwa buku seharusnya menjadi jendela dunia bagi anak-anak kita? Tak ada faedahnya ketika buku yang ratusan banyaknya ini setiap 6 bulan sekali dibuang percuma.
Tak bisa digunakan oleh adik kelas, karena entah bagaimana tiap tahunnya, selalu buku LKS yang berbeda yang datang dan dipesan. Tidak pernah sama dengan tahun sebelumnya, dan saya bertanya lagi, apa maksudnya?
Di samping itu, buku LKS yang terbuang ini juga berdampak pada lingkungan hidup, entah dalam bentuk sampah maupun akibat banyaknya penebangan pohon.
Perlu dicatat, Umumnya bahan pokok pembuat kertas adalah selulosa yang terdapat pada kayu. Semakin banyak kebutuhan kertas maka semakin banyak pula kayu yang dibutuhkan. Lalu mau berapa lama lagi siklus boros, tak berfaedah dan tak ramah lingkungan ini harus dipertahankan?
Pentingnya Kebijakan Tegas Dalam Bentuk Aturan, Stop Buku LKS
Sebelumnya saya mohon maaf apabila ada tenaga pengajar yang tidak setuju dengan opini saya, sebagai orang tua, sebagai pengajar di rumah, sebagai ASN, bahwa saya memang menentang jual beli buku LKS ini.
Oleh sebab itu, melalui tulisan saya ini, saya ingin menyampaikan bahwa sangat penting bagi pihak-pihak berwenang untuk mengambil kebijakan tegas dalam bentuk aturan terkai buku LKS ini.
Please bapak/ibu yang berwenang di atas sana, tolong buatkan kebijakan agar STOP BUKU LKS ini segera terlaksana. Agar anak-anak kembali lagi ke materi pokok sesuai yang di sediakan pemerintah di tiap-tiap sekolah.
Kepada bapak/ibu guru pengajar, saya sangat berharap adanya keikhlasan untuk tidak membebani siswa dengan membeli buku LKS ini, pesan tiap tahun yang berbeda-beda. Padahal kalau dipikir secara logika, bukankah bisa buku LKS yang lama dijadikan bahan pemberian soal latihan yang dituliskan di papan tulis saja?