Mohon tunggu...
Erni Wardhani
Erni Wardhani Mohon Tunggu... Guru - Guru, penulis konten kreator (Youtube, Tiktok), EO

Guru SMKN I Cianjur, Tiktok, Youtube, Facebook: Erni Wardhani Instagram: Erni Berkata dan Erni Wardhani. Selain itu, saya adalah seorang EO, Koordinator diklat kepala perpustakaan se-Indonesia, sekretaris bidang pendidikan Jabar Bergerak Provinsi, Pengurus Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat, Pengurus Komunitas Pegiat Literasi Jawa Barat, Pengurus IGI kabupaten Cianjur, sekretaris Forum Kabupaten Cianjur Sehat, Founder Indonesia Berbagi, Tim pengembang Pendidikan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Provinsi Jawa Barat, Humas KPAID Kabupaten Cianjur.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bibury Village (Bagian 8)

9 Februari 2017   13:37 Diperbarui: 9 Februari 2017   13:47 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Im serious. You are soooo different”.

“Thank you “. Sahutku sambil menghampirinya.

“You look different, too...”. Balasku.

Sejujurnya aku memujinya, karena memang dia terlihat lebih macho dibanding pas kuliah dulu. Dia atlet Softball yang lumayan terkenal, dan menjadi tim inti kampus. Banyak wanita yang menjadikan Saeed idola. Terutama karena dia berkewargnegraan yang berbeda dengan kebanyakan temanku dulu.
Saeed menatap mataku terpesona, ada kejujuran di sana. Aku mengusapkan tanganku ke wajahnya supaya dia tidak memandangku seperti itu. Kami tergelak.

Kamipun keluar ruangan. Saeed menggamit tanganku. Kami menuju lift. Pub berada di lantai dasar. Di dalam lift, Saeed terus memandangiku. AKu melotot. Dia berbicara pelan, tak terdengar. Akhirnya kamipun sampai di lantai dasar. Lift terbuka. Kami keluar lift dan berbelok ke sebelah kanan. Aku mengikuti langkah Saeed, sambil membaca petunjuk arah panah.

Sampailah kami ke Pub, berpintu kaca-kaca. Tidak terlalu banyak orang, tapi kursi-kursi lumayan terisi. Beberapa waiters lalu lalang melayani para tamu. Seorang perempuan berwajah anggun menyanyikan lagu Adelle. Aku mengikuti nyanyiannya. Saeed tersenyum. Kami hanya memesan minuman. Saeed menuju tolilet, membiarkanku seorang diri.

Celullar berdering. Adrian rupanya menelponklu, dia menanyakan keberdaanku. Aku katakan masih di apartemen Saeed, dan bilang padanya kalau aku sekarang sedang berada di pub yang ada di apartemennya. Adrian bilang mau menyusulku, walaupun aku menolak, karena saeed berjanji akan mengantarkanku pulang. Ketika aku masih menerima telpon, Saeed sudah balik lagi, dia memperhatikanku dan berusaha membaca gerakan bibirku.

“Dari siapa, Angelica?”

“Adrian...”.

“Tampaknya dia mengkhawatirkanmu...”. Kata Saeed .

“Ya...Grandma selalu cerewet dengan keberdaanku, mangkanya Adrian suka disuruh menjemputku”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun