“Woww....gaun punya siapa?” Selidikku sambil membeberkan gaun itu di badanku. Kayaknya sangat pas. Potongannya sangat sederhana. Lengan tiga perempat, dengan potongan leher agak pendek. Berbentuk V.
“Gaun buat tunanganku”. Katanya. Nada bicaranya berubah sendu.
“Terus, kenapa masih ada di tanganmu?”
“She passed away”.
“Ups...so sorry, tapi aku tidak berani memakai gaun ini...”. Kataku berterus terang.
Saeed berusaha mencairkn suasana, dia kemudian terbahak.
“Hahhaahah...pakailah, gak akan ada yang marah, believe me...”.
“You sure...?”
“Sure.” Jwabnya mantap.
Aku tidak ingin berlama-lama melihat Saeed bersedih. Aku pura-pura hendak menuju kamar.
“Tunggu, Angelica.....”.