Mohon tunggu...
Erni Wardhani
Erni Wardhani Mohon Tunggu... Guru - Guru, penulis konten kreator (Youtube, Tiktok), EO

Guru SMKN I Cianjur, Tiktok, Youtube, Facebook: Erni Wardhani Instagram: Erni Berkata dan Erni Wardhani. Selain itu, saya adalah seorang EO, Koordinator diklat kepala perpustakaan se-Indonesia, sekretaris bidang pendidikan Jabar Bergerak Provinsi, Pengurus Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat, Pengurus Komunitas Pegiat Literasi Jawa Barat, Pengurus IGI kabupaten Cianjur, sekretaris Forum Kabupaten Cianjur Sehat, Founder Indonesia Berbagi, Tim pengembang Pendidikan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Provinsi Jawa Barat, Humas KPAID Kabupaten Cianjur.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bibury Village (Bagian 8)

9 Februari 2017   13:37 Diperbarui: 9 Februari 2017   13:47 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Dia kembali ke kamarny, dan membawa anting mutiara, dan highheels.

“Ini sekalian”.

Aku menerima semua itu tanpa banyak tanya, tanpa melihat lagi Saeed.

“Handuk ada di lemari, berikut peralatan mandi”.

“Oke...shutku pendek. Aku kemudian mengambil tas kecilku, untuk selanjutnya masuk ke dalam kamar. Kukunci pintu.

Kamarnya tidak terlalu besar. Single bed, lemari sedang, cermin dan rak, serta kamar mandi. Aku menyimpan semua yang diberikan Saeed berikut tas kecilku di atas kasur berseprai kain putih bersih. Wangi bunga sangat lembut  memenuhi ruangan. Aku menyalakan lampu kamar dan mulai menutup gorden. Kunyalakan juga lampu kamar mandi, biar hangat. Tidak ada bath tub, hanya ada shower.  Kuambil handuk dari dalam lemari. Putih bersih. Lantas aku mandi.
Aku bersenandung kecil.

Selesai mandi, cepat kucoba gaun hitam itu. Karena Cuttingnya bagus, jadi sangat pas jatuh di badanku. Hanya aku kurang terbiasa memakai gaun lengan tiga perempat. Biasanya yang topless. Setelah berbedak dan lipstik sebisanya, aku menyisir rambutku sambil berfikir mau dibagaimanakan. Akhirnya aku mengikat rambutku dan menjadi gulungan kecil di bawah, sedangkan belahan kusisir dari sebelah kiri. Kupakai anting-anting itu. Begitu juga dengn high heels. Sangat pas.
Aku membuka pintu kamar, kulihat Saeed sedang memakai sepatu.

“Pulangnya jangan terlalu malam, Saeed.” Pintaku.

“Iya...tenang sa....”. Saeed tidak melanjutkan omongnnya, malah menatapku tanpa berkedip.

“Oh...shit....you re very very beautiful, Angelica...”

Aku terbahak dia berbicara seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun