Dia kembali ke kamarny, dan membawa anting mutiara, dan highheels.
“Ini sekalian”.
Aku menerima semua itu tanpa banyak tanya, tanpa melihat lagi Saeed.
“Handuk ada di lemari, berikut peralatan mandi”.
“Oke...shutku pendek. Aku kemudian mengambil tas kecilku, untuk selanjutnya masuk ke dalam kamar. Kukunci pintu.
Kamarnya tidak terlalu besar. Single bed, lemari sedang, cermin dan rak, serta kamar mandi. Aku menyimpan semua yang diberikan Saeed berikut tas kecilku di atas kasur berseprai kain putih bersih. Wangi bunga sangat lembut memenuhi ruangan. Aku menyalakan lampu kamar dan mulai menutup gorden. Kunyalakan juga lampu kamar mandi, biar hangat. Tidak ada bath tub, hanya ada shower. Kuambil handuk dari dalam lemari. Putih bersih. Lantas aku mandi.
Aku bersenandung kecil.
Selesai mandi, cepat kucoba gaun hitam itu. Karena Cuttingnya bagus, jadi sangat pas jatuh di badanku. Hanya aku kurang terbiasa memakai gaun lengan tiga perempat. Biasanya yang topless. Setelah berbedak dan lipstik sebisanya, aku menyisir rambutku sambil berfikir mau dibagaimanakan. Akhirnya aku mengikat rambutku dan menjadi gulungan kecil di bawah, sedangkan belahan kusisir dari sebelah kiri. Kupakai anting-anting itu. Begitu juga dengn high heels. Sangat pas.
Aku membuka pintu kamar, kulihat Saeed sedang memakai sepatu.
“Pulangnya jangan terlalu malam, Saeed.” Pintaku.
“Iya...tenang sa....”. Saeed tidak melanjutkan omongnnya, malah menatapku tanpa berkedip.
“Oh...shit....you re very very beautiful, Angelica...”
Aku terbahak dia berbicara seperti itu.