Aku menatap serius ke arah layar, supaya terlihat fokus.
Akhirnya aku diselamatkan oleh film yang mulai diputar.
Aksi Dwayne sangat prima. Sesekali aku tertawa melihat penampilan kocaknya, memerankan seseorang yang semasa masih di SMA selalu dibully, sekarang menjadi agen rahasia yang mematikan.
Sedang asyik-asyiknya nonton, celularku bergetar, sengaja tak kumatikan. Ternyata dari Adrian yang menanyakan keberadaanku
.
“Aku di Cameo, Adrian...film baru setengah putar”. Aku membalas sms Adrian.
Tak ada lagi balasan dari Adrian. Akupun asyik nonton kembali.
“You wanna some?” Tom menawariku makanan.
“Aku beli juga, Tom..”
“Kau tinggal di mana, Angie...”
“Newington...”Sahutku sambil menatap pria berbadan atletis itu.
“Nice...Kalau berkenan, boleh kau bermain ke tempatku”. Kata Tom sambil memberikan kartu nama.
“Thank you, Tom...”. Aku menerima kartu nama itu dan langsung memasukkannya ke dalam tas kecilku.
Tom tersenyum. Kami berdua kembali fokus ke layar. Filmnya lumayan menghibur, sehingga waktu pun tak terasa berlalu demikian tanpa terasa. Betul-betul aku tidak salah memilih film.
Dengan hati yang lumayan puas, aku beranjak dari tempat dudukku, begitu pun Tom. Dia tampak tertarik kepadaku, terlihat dari sikapnya yang selalu memperhatikan. Dia membimbingku untuk ke luar dari gedung ini.
“Aku harap kamu berkenan menghubungi, sewaktu-waktu kalau sempat, Angie...”. Sahutnya.
Dia tetap memanggilku Angie....panggilan yang sama dengan yang selalu dilontarkan oleh kedua orangtuaku dulu.
Aku hanya mengangguk kecil.