Saya bingung. Di hadapan saya terdapat seorang Bapak yang penuh kasih sayang, tapi dirinya merasa takut menghadapi putrinya. Tidak mungkin saya terima kenyataan tersebut. Jikalau kondisi keluarga saya tidak dapat diselamatkan, setidaknya keluarga mereka membutuhkan redemption.
"Tidak, Pak, sejujurnya saya bingung betapa Anda mencintai putri Anda, tetapi terlalu takut untuk menunjukkannya. Besok kami akan bersiap-siap untuk mengunjungi acara kelulusan putri Anda!"
Bapak tersebut kaget, tapi sebuah senyuman muncul di mulutnya.
"Sejujurnya, kalian berdua sangat mirip...Baiklah kalau begitu, bantu aku mempersiapkannya nak!" sahut Bapaknya dengan gembira.
...
3 hari berlalu, dan selama waktu tersebut saya membantu Bapaknya mempersiapkan diri. Pada pagi pertama, kita menyewa sebuah Airbnb, dan saya membawa Bapak tersebut ke salon untuk memperbaiki rambutnya. Pada hari kedua, kita mengunjungi sebuah penjahit untuk membeli jas Bapak tersebut.Â
'Untung saja Baht yang sudah disiapkan beliau sangat banyak...Kalau tidak cukup sih, saya tidak ada masalah menggunakan uang sendiri' pikir diriku.
Selanjutnya saya kembali ke kantor polisi bersama dengan sang Bapak. Kali ini berbeda, mereka mau mendengarkan masalah saya, tentu saja dengan bantuan Bapak yang menerjemahkan perkataan saya. Ternyata perampok tersebut tertangkap setengah jam setelah saya masuk ke kantor polisi.
'Ya, apa bisa buat...Untung saja barang-barang saya sudah ditemukan kembali. Sayang sekali saya baru bisa mengambilnya esok hari. Pas setelah seremoni kelulusan putri Bapak lagi! Ah reseh sekali!'
Matahari mulai terbenam, dan saya dengan Bapak kembali ke Airbnb. Esok hari adalah seremoni kelulusan putri Bapak, anehnya malah saya yang gugup. Saya melihat Bapak tersebut yang sudah tidur nyenyak.
'Bagaimana ya, kalo misalnya saya tidak bertemu dengan Bapak tersebut? Saya akan benar-benar hilang! *ketawa* Tapi...saya bersyukur atas pengalaman ini. Siapa tahu nasib saya kalau saya sampai di kantor polisis tersebut saat perampoknya sampai?'