Mohon tunggu...
Erna Elviani
Erna Elviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Konten ini di buat bagi penggemar pembaca

Erna erviani : tetap terus bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Milenian dalam Membangun Tradisi Kemamah Masakan Khas sebagai Sajian Wajib pada Acara Kenduri Pesta

15 April 2021   15:26 Diperbarui: 15 April 2021   15:39 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dengan mengucap alhamdulillahi robbil alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahakan rahmat, taufik dan hidayahnya, dan yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan ini masih jauh dari kesempurnaan. hal ini tidak lepas dari terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, Untuk itu apapun kekurangan penulis mengharap kritik dan saran. Penulis banyak berterimakasih kepada semua pihak dan hanya berharap semoga  dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan bagi siapa saja yang membaca pada umumnya.

Keberhasilan dan kesuksesan atas terlaksananya penelitian ini yang dilakukan tentunya tidak lepas dari dukungan dan keterlibatan langsung kelompok KPM dengan dosen pembimbing lapangan (DPL), perangkat desa, maupun masyarakat.PERAN MILENIAL DALAM MEMBANGUN TRADISIKEMAMAH


MASAKAN KHAS SEBAGAI  SAJIAN MENU WAJIB PADA ACARA 

KENDURI PESTA 

 

 

Nama erna eviana (1052017007),Kasih Mawardah (3042017003) 

Mahasiswi InstitutAgama Islam Negeri  (IAIN) Langsa, 2021 

 

Abstrak 

Generasi milenial adalah istilah yang mencakup fenomena manusia danseringkali dibicarakan dalam tema kebudayaan masyarakat.  Keindahan rasa yang ditawarkan makanantradisional Aceh dapat tercermin dari sajian Keumamah. Makanan ini merupakansalah satu kuliner primadona di Aceh. Keumamah dibuat dengan proses masak yangtidak sebentar. Ikan terlebih dahulu direbus lalu diiris kecil dan dijemurhingga mengering. Masyarakat setempat sering menyebut makanan tersebut denganikan kayu lantaran teksturnya yang menjadi keras usai dijemur, tradisi keumamahini mulai luntur dikarenakan bermacam bentuk kulier baru yang ada di Aceh,namun disinilah peran milenial dalam membangun tradisi keumamah masakan khas sebagaisajian menu wajib pada acara kenduri.   

  

Kata Kunci  : Milenial, tradisi keumamah masakan khas,acar kenduri pesta 

 

I.  Pendahuluan  

Pemuda merupakan pewaris generasi yangseharusnya memiliki nilai-nilai luhur, bertingkah laku baik, berjiwa membangun,cinta tanah air, memiliki visi dan tujuan positif. Pemuda harus bisamempertahankan tradisi dan kearifan lokal sebagai identitas bangsa. Pendidikanformal yang dilakukan juga harus menjadi bekal untuk bergaul dalammasyarakat.  Mengidentifikasikan bahwawarga negara yang baik yaitu: Warga negara yang memahami dan mampu melaksanakandengan baik hak dan kewajibannya sebagai individu, peka dan memiliki tanggungjawab sosial, mampu memecahkan masalahnya sendiri dan masalah kemasyarakatansesuai fungsi dan perannya (socially sensitive, socially responsible, dansocially intelligence), agar dicapai kualitas pribadi dan perilaku wargamasyarakat yang baik (socio civic behavior dan desirable personal 

qualities). 

Pemuda menjadiperhatian dari berbagai kalangan di segala bidang. Peran pemuda dalammasyarakat sebagai apresiasi pembelajaran. Upaya dalam proses pembentukan warganegara yang baik.  Perubahan dan kondisimasyarakat sebagai penentu peranan pemuda yang ditentukan oleh kemampuannyadalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada pada setiap jamannya,sehingga tidak ketinggalan informasi yang pada akhirnya bisa mengatasi danmempersiapkan solusi yang tepat. Manusia pada dasarnya selalu hidup di dalamsuatu lingkungan yang serba berpranata. Artinya segala tindak tanduk atauperilaku manusia senantiasa diatur menurut cara-cara tertentu yang telahdisepakati bersama.  

            Adat adalah tradisi atau kebiasaan-kebiasaan yang dipegang bersama dalam kultur adat Aceh khususnya dan adat secara umum, ditemukan dua suku kata yang agaknya hampir tidak ditemukan perbedaan jika dipandang sekilas, akan tetapi jika dilihat secara detail maka keduanya sangat berbeda baik pada materinya maupun pada implimentasinya.Sebagai masyarakat aceh, adat ibarat meukohreubong (bagai memotong rebung), maksudnya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.  

Rekam jejakhidangan tak pernah terlepas dari percikan sejarah yang terkandung di balikhidangannya. Demikian pula dengan Aceh, provinsi yang terletak di ujung Utarakepulauan Indonesia, memiliki kekayaan kuliner yang tak terhingga. Pesonainilah yang mengantarkan Aceh menjadi salah satu  wilayah yang memiliki nilai budaya takterkalahkan dengan kawasan lain di Nusantara. 

Keindahan rasayang ditawarkan makanan tradisional Aceh dapat tercermin dari sajian Keumamah.Makanan ini merupakan salah satu kuliner primadona di Aceh. Keumamah dibuatdengan proses masak yang tidak sebentar. Ikan terlebih dahulu direbus laludiiris kecil dan dijemur hingga mengering. Masyarakat setempat sering menyebutmakanan tersebut dengan ikan kayu lantaran teksturnya yang menjadi keras usaidijemur. 

Di balik rasadan ciri khasnya, Keumamah ternyata menyimpan sejarah perjuangan bagimasyarakat Aceh. Dalam masa gerilya melawan penjajah, para pejuang Aceh acapkali mengandalkan Keumamah sebagai kebutuhan pangan. Keumamah dianggap praktisuntuk pasukan yang mengharuskan mereka berpindah-pindah di hutan dalam waktuyang cukup lama. 

 

II.  MetodePenelitian   

Jenispenelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan dengan pendekatankualitatif, karena dalam penelitian ini berusaha menelaah kejadian sosial dalamsuasana yang berlangsung secara alamiah, pada saat peneliti melakukan KPM,Tekhnik dan instrumen merupakan cara dan alat yang digunakan dalam mengumpulkandata sebagai salah satu bagian penting dalam 

penelitian. 

 Tekhnik pengumpulan data penelitian yangterkait dengan pengumpulan data yang digunakan adalah: 

a.      observasi

Observasi atau pengamatanmerupakan suatu tekhnik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakanpengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Metode observasi inidigunakan untuk mendapatkan data secara langsung terhadap peran milenial dalam membanguntradisi keumamah.  

b.     Wawancara

Wawancara atau interviewmerupakan salah satu bentuk tekhnik pengumpulan data yang banyak digunakandalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancaradilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual  

c.      Dokumentasi

Dokumentasi adalah tekhnikpengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, tetapimelaui dokumen. Seperti yang diterangkan sedarmayanti yang dikutip oleh Mahmud,"pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluanpengujian suatu peristiwa, dan berguna bagi sumber data, bukti, informasikealamiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukan, dan membuka kesempatan untuklebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang 

diselidiki" 

 

III.  Hasildan Pembahasan  

Generasimilenial adalah generasi yang lahir dalam rentang waktu awal tahun 1980 hinggatahun 2000. Generasi ini sering disebut juga sebagai Gen-Y, KarakteristikGenerasi Milenial umumnya berbeda-beda disetiap daerah karena dipengaruhi olehkeadaan sosial dan ekonomi dan budaya. Namun, generasi ini umumnya ditandaioleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan 

komunikasi, media, dan teknologidigital. Generasi ini mempunyai sisi positif dan juga sisi negative. Takdiragukan lagi, bahwa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budaya, ratusanbahkan mungkin ribuan, baik budaya yang berupa benda maupun tak benda.  

Terkait dengan tradisi masakan keumamah, Pekarangan rumah salah satu warga masyarakat aceh sering kita jumpai  dihiasi dengan jemuran ikan kayu di halaman rumah. Dan dari atas para-para bambu, terdapat kumpulan ikan tongkol yang sudah tercincang dan sudah mengering dibakar sinar mentari, ikan yang sudah dijemur ini yang disebutkan ikan kayu, pengolah ikan yang dikeringkan. Ikan kayu, dalam bahasa Aceh disebut eungkot keumamah, yang berarti ikan tongkol yang diiris kecil-kecilseukuran dua jari sebelum dijemur.  

Prosespengeringan secara alami ini bisa dilakukan selama seminggu atau 

      lebih     agar      ikan   menjadi  kaku     dan    kenyal.  Agar    lebih    tahan 

lama, keumamah dilumuri tepung tapioka atau digoreng. Ikan ini nantidikasih tepung tapioka, sehingga ikan ini bisa jadi awet lagi. Setelah sampaisetahun pun kita simpan, ikan ini bisa dijemur lagi. 

Keumamah adalah makanan khas Aceh yang bisa dimakan begitu saja. Namun, agar lebih nikmat, sebaiknya ia dimasak atau digoreng terlebih dahulu untuk kemudian dijadikan lauk nasi. Untuk membuat keumamah tidaklah sulit. Jangan ikantongkol yang segar dan berukuran sedang atau besar. Jangan lupa untukmembersihkan ikan tersebut. Agar tak luluh, ikan yang direbus dalam kuali besarkemudian dicampur dengan daun belimbing atau daun nangka. Dedaunan ini akanmenimbulkan keharuman tersendiri. 

Setelah masak,kepala ikan lantas dibuang. Tapi sebelum dijemur, perciki dulu ikannya dengansedikit minyak goreng agar dagingnya tidak terpecah. Sinar matahari yang terikmembuat keumamah cepat kering, tidak berbau, dan akan membuat tulangnya bisadimakan karena empuk seperti ikan sarden. 

Keumamah sendiri terbagi dalam dua pola masak. Kedua pola tersebut adalah keumamahtumeh (tumis) dan keumamah leumak (lemak). Keduanya tidak saja menghasilkan perbedaan rasa, tetapi juga perbedaan tingkat ketahanan atau keawetan. 

Di Aceh, banyak warung yang menyediakanmakanan khas ini. Salah satunya yang sudah dikenal luas adalah Rumah MakanAceh. Bahan dasar yang dipergunakan hanya empat, yakni minyak goreng, bawangmerah, cabai hijau dan sedikit cengkeh. Sedangkan rasa pedas dan asam manisdihasilkan dari bumbu yang merupakan hasil campuran garam, jeruk nipis, asamsunti, cabai rawit, serta kunyit. 

                    Sejarah  makanan                      ini            juga                   terkait      dengan                   daya          tahan                    yang

dimiliki keumamah. Karena mampu bertahan lama, kuliner ini menjadi logistik khusus pasukan Aceh saat berperang melawan Belanda enam abad silam. Keumamah menjadi pengganjal perut pejuang yang bergerilya dari satu lokasi ke lokasi lain. Ikan kayu adalah logistik yang penting bagi orang Aceh saat perang Aceh dulu Di samping keumamah tumis, keumamah lemak juga sudah dikenal lamadi Aceh. 

Serupa keumamah tumis, kekuatan masakan kuahkhas Aceh ini terletak pada santan. Meracik kuah ini juga tidak rumit. Bahandasarnya lebih dodominasi oleh sayuran, seperti kunyit, cabai hijau, dan jagungsetengah matang yang sudah dipotong sebesar 3 cm. Setelah itu barulah ikan kayuini dicampur ke dalam kuah khas Aceh ini. 

Di sini, keumamah lemak dicampur dengan telurbebek. Setelah dicampur ke dalam kuah, agar tak pecah, telur bebek tidak lagidiaduk. Telur bebek hanya dicelup ke dalam kuah selama lima atau tujuh menit.Setelah itu, keumamah lemak pun siap disajikan. 

 

 

 

 

IV.  Kesimpulan  

Keumamah atauUngkot Kayee menjadi salahsatu kuliner masyarakat aceh yang masih digemarisampai sekarang dan disajikan dalam kanduri pesta, asal muasal kuliner berbahandasar ikan ini cukup unik karena tercipta pada saat aceh sedang perang. Dalamcatatan sejarah, keumamah menjadi lauk utama yang selalu dibawa oleh parapejuang aceh saat bergerilya di hutan selain tahan lauk rasanya juga sangatenak. 

Sejak duluKeumamah dikenal dengan sebutan Masakan Perang dan termasuk masakan favoritpara pejuang-pejuang Aceh, dikarenakan masakan ini tahan lama atau tidak mudahbasi dan bisa menambah nafsu makan.  Yangmenjadi daya tariknya, masakan ini semakin dipanaskan akan semakin enak. Meskisudah dikenal sejak lama di kalangan masyarakat Aceh, proses pengolahan 

Ikan Kayu bukanlah berasal dari Aceh,melainkan diadopsi dari Negeri Sakura 

Jepang. 

 

V.  Saran  

Maka darisemua hal-hal tersebut kita bisa mengambil pelajaran yang sangat bermakna,sepatutnya kita sebagai generasi millennial harus terus berusaha untuk melestarikandan menjaga keberagaman tradisi dan budaya sehingga mampu meningkatkan peranbudaya lokal. 

 

VI.  UcapanTerimakasih   

Dengan mengucap alhamdulillahi robbil alamin pujisyukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahakan rahmat,taufik dan hidayahnya, dan yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan padapenulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ini. Penulis menyadaribahwa dalam penyusunan ini masih jauh dari kesempurnaan. hal ini tidak lepasdari terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, Untuk ituapapun kekurangan penulis mengharap kritik dan saran. Penulis banyakberterimakasih kepada semua pihak dan hanya berharap semoga  dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnyadan bagi siapa saja yang membaca pada umumnya. 

Keberhasilandan kesuksesan atas terlaksananya penelitian ini yang dilakukan tentunya tidaklepas dari dukungan dan keterlibatan langsung kelompok KPM dengan dosenpembimbing lapangan (DPL), perangkat desa, maupun masyarakat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun