Mohon tunggu...
Erna Nurhasanah
Erna Nurhasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Setia dan berkarya

Barangsiapa membiasakan diri untuk beristighfar, Allah akan memberikan jalan keluar baginya dari setiap kesulitan (HR. Abu Daud)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Edible Film dan Edible Coating dan Aplikasinya Pada Produk Perikanan

25 November 2022   12:30 Diperbarui: 25 November 2022   12:33 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Lipida adalah nama suatu golongan senyawa organik meliputi sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organik yang dimaksud yaitu pelarut organik nonpolar, seperti benzen, pentana, dietil eter, dan karbon tetraklorida.

Film yang asalnya dari lipida  digunakan untuk menghambat uap air, atau bahan pelapis serta meningkatkan kilap pada produk-produk kembang gula. Film yang terbuat dari lemak murni sangat terbatas dikarenakan menghasilkan kekuatan struktur film yang kurang baik (Krochta et al., 1994). Karakteristik film yang dibentuk oleh lemak tergantung pada berat molekul dari fase hidrofilik dan fase hidrofobik, rantai cabang, dan polaritas. Lipida yang sering digunakan sebagai edible film antara lain lilin (wax) seperti parafin dan carnauba, kemudian asam lemak, monogliserida, dan resin (Hui, 2006). Lipida mengandung sifat hidrofobik (Krochta et al., 1994).

Edible film dari bahan lipid mempunyai kemampuan yang baik guna menghambat penguapan air dari produk. Kelemahan Edible film dari lipid murni yaitu penggunaan terbatas, karena tidak memiliki intregitas dan ketahan yang baik (Irianto et al., 2006).

Bahan film edible lainnya adalah komposit.  Komposit film terdiri atas komponen lipida dan hidrokoloid. Gabungan dari hidrokoloid dan lemak digunakan dengan cara mengambil keuntungan dari komponen lipida dan hidrokoloid. Lipida mampu meningkatkan ketahanan terhadap penguapan air dan hidrokoloid mampu memberikan daya tahan.

Pada edible film yang hanya terdiri dari satu komponen bahan tidak mampu memberikan hasil memuaskan dibanding dengan yang dibuat dari emulsi campuran beberapa bahan (Garnida, 2006). Edible film dari komposit dapat memperbaiki film dari hidrokoloid dan lipid serta mengurangi kelemahannya (Murni et al., 2013; Irianto et al., 2006).

Contoh pembuatan efible film berbahan baku kitosan adalah sebagai berikut :  kitosan dilarutkan dengan asam asetat Glasial 1%. Proses pelarutan dilakukan sedikit demi sedikit agar tercapai sempurna.  Larutan kitosan yang sudah tercampur dipanaskan pada suhu 50C selama 60 menit dengan pengadukan menggunakan magnetic stirrer. Proses pengadukan ini untuk penyempurnaan pembentukan gel campuran kitosan dan asam asetat.  Larutan kitosan kemudian disaring dengan bantuan pompa vakum, agar gelembung udara dan kotoran yang terperangkap di dalam larutan dapat hilang.  Larutan kitosan yang sudah disaring kemudian dipanaskan kembali pada suhu 50C selama 15 menit, selama pemanasan dilakukan dengan penambahan plasticizer.  Larutan edible film kitosan dituang ke media cetak, dan kemudian dikeringkan pada suhu oven 60C selama 6 jam.

Kemudian  edible film yang didapatkan dapat  diaplikasikan pada produk bahan olahan ikan. Pengaplikasian dilakukan dengan bahan pangan dibungkus dalam edible film secara perlahan sampai tertutup.

Edible Coating            

Menurut Gennadios et al. (1990), edible coating adalah lapisan tipis dari bahan yang dapat dimakan. Menurut Santoso et al. 2004 . Keuntungan produk yang dikemas dengan edible coating yaitu (a) menurunkan aktivitas air pada permukaan bahan, sehingga kerusakan oleh mikroorganisme dapat dihindari, (b) memperbaiki struktur permukaan bahan, sehingga permukaan menjadi mengkilat, (c) mengurangi terjadinya dehidrasi, sehingga susut bobot dapat dicegah, (d) sifat asli produk seperti flavor tidak mengalami perubahan, dan (e) memperbaiki penampilan produk.

Bahan yang digunakan untuk edible coating sama dengan bahan yang digunakan untuk edible film.  Golongan polisakarida yang umum digunakan sebagai bahan pembuatan edible coating yaitu pati dan turunannya, selulosa dan turunannya (metil selulosa, karboksil metil selulosa, hidroksi propil metil selulosa), pektin ekstrak ganggang laut (alginat, karagenan, agar), gum arab serta kitosan.

Edible coating yang ideal harus meiliki syarat, antar lain tidak merubah warna dan bau dari produk, tidak berpengaruh pada kualitas dari suatu produk, harus melekat dan cocok dengan produk, harus ekonomis dan mudah terurai, serta tidak beracun (Prasad & Batra, 2015).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun