Sedangkan, menurut filsafat, gairah adalah semangat hidup, rasa ingin tahu, mempermasalahkan perkara, mencari hakikat sesuatu hingga pergolakan pikiran yang membara. Terus, gairah dingin sebagai metafora. Gairah dingin berarti juga malas berpikir dan loyo untuk memahami realitas.
Selain itu, metafora, 'gairah dingin' bisa digiring ke hal lain, seperti 'pikun' menjadi urusan ilmiah. Dingin dan pikun alias dimensia tidak lebih sebagai disfungsi intelektual seseorang.Â
Aduh, dingin atau pikun muncul karena melorotnya kemampuan mengingat, menalar, dan membangun kerangka logika. Tunggu lagi! Hasil temuan, pikun bukan hanya pada orang yang sudah berusia lanjut, tetapi juga tidak mustahil diidap oleh usia muda. Di sini, belum pikun pikirannya, padahal usia bocil belum tujuh belas tahun ke samping.
Sabar dulu! Setelah filsafat dapat kebagian, bagaimana jika dingin dicolek oleh hukum fisika. Katanya, dingin adalah ketiadaan energi kalor atau panas. Ketika saya menyentuh kulit Anda terasa dingin karena punya suhu yang rendah.
Masih sensasi atau gairah dingin. Tebak-tebak sensasi. Seseorang mengeluh lantaran setiap sarapan anjlok nafsu makannya. Dia sendiri menanyakan tentang keluhan pada temannya.Â
Sudah tiga hari, sensasi nasi ditambah ikan kurang sedap. Mulut terasa bagaimana? Apa indeks selera makan sudah melandai atau faktor lain? Saking penasarannya, dia sendiri yang mondar-mandir bertanya. Mudah-mudahan ini bukan gejala "mati rasa" sarapan secara biologis atau fisika? Sejenak dia membatin. Dia mencoba bertanya secara filosofis, 'makan untuk hidup'?
Baiklah, mungkin ini metodenya. Dia seruduk dulu makanan yang lain. Apa gerangan? Dia mengambil keputusan untuk makan es krim setelah sarapan. Bagaimana yang lain?
Ketika saya menikmati es krim, apa yang saya rasakan lewat sensasi 'pengecapan'? Manis atau bukan, dingin atau bukan? Secara ilmiah, memang rasa manis dalam es krim itu nyata. Sebaliknya, dingin tidak nyata terjadi saat lenyap pengukuran lewat indera perasa. Entah terlepas dari suhu tubuh manusia dewasa antara 36,5-37,6 derajat celcius, itu terserah apa yang Anda rasakan.
Tetapi, dalam diskursus filosofis, rasa atau gairah dingin ada dan nyata dalam sensasi eksternal. "Goyang lidah" karena rasa dingin es krim melanda itu realitas adanya. Sudah paham kan?
Apalagi perkara rasa dingin muncul akibat ketidakhadiran panas dibawah ke 'hukum keseimbangan'. Pokoknya, tidak ada dingin atau panas. Keduanya ada tergantung pada hukum keseimbangan bin equilibrium yang mujarab. Menurut diskursus ilmiah, persis ilmu fisika tentang dingin atau panas dipengaruhi oleh pergerakan atom. Jika partikel saling bertumbukan antara satu dengan lainnya, justeru mereka saling berinteraksi dan saling menyalurkan energi dalam momentum yang melekat padanya. Misalnya, segelas air dimasukkan ke dalam kulkas, makin rendah suhu dinginnya membuat air jadi membeku.
Ketika tangan saya menyalurkan emisi air di gelas yang sudah jadi es batu, maka mekanisme muncul bersama kalor atau panas dari tangan merambat ke es batu. Di sini, keduanya bakal mengarah pada keadaan yang lebih berimbang.Â