Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Diary

Jurang Kecil Tanpa Dasar

14 Juni 2024   10:55 Diperbarui: 24 Juni 2024   21:37 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan tetapi, iklan Bimoli merupakan satu sisi dari  ilusi dan nyata. Iklan Bimoli itu nyata betul dari ilusi. Kenapa? 

Karena tersihir dengan iklan, kita ingin beli minyak goreng bermerek Bimoli ternyata anggapan kita jika isinya tiga liter. Hasilnya, cuma satu liter. Kita mulai berpikir tentang dunia dengan caranya sendiri, ilusi dan mimpi antara “tubuh” dan ”hasrat” yang nyata. 

Korbannya pun nyata. Hasratku, tubuhku nyata di balik iklan Bimoli!

Dunia tanda dengan indeks kebahagian global dianggap terlalu besar bagi selera atas iklan Bimoli. Iklan lebih suka dengan rincian kecil. Di situlah peristiwa kecil yang tidak sepeleh. 

Sebaliknya, kita bisa memandang sesuatu dari sisi keindahan dan dalam musik yang menggairahkan setelah iklan Bimoli.

Lebih dari itu, tubuh bukanlah sumber penderitaan, siksaan atau kelesuhan kita, melainkan iklan Bimoli yang telah diketahui. Tatapan terhadap iklan Bimoli tidak lebih sebagai bibit-bibit daya aktif. Ia berkaitan dengan rasa kepo dan tanda hasrat. 

Wah, jadi seru nih! Meskipun iklan Bimoli tidak sepenuhnya disadari sebagai mesin selera dan celah bagi kenikmatan alamiah.

Kata-kata dari ”tapi kecil-kecil” dalam.iklan Bimoli juga bukan sesuatu yang ringan kita menggambarkan sebagai lingkaran luar dan pembacaan kita. 

Batas-batas iklan Bimoli berarti menutup kesadaran mengenai betapa pentingnya gagasan anti kemandekan, kepasrahan, dan gaptek parah.

***

Rasa jenuh dan ngelantur kadangkala memberikan ruang sempit bagi tubuh yang sepenuhnya telah diketahui di dalam pikiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun