Meskipun mesin bisa meniru berbicara, bergerak, dan memudahkan pengenalan, pemenuhan dan kegunaan, ia masih selalu sebagai mesin. Suatu mesin yang tidak terampas hak otonominya.
Karena mesin, langsung ataupun tidak langsung, yaitu hasrat otomat yang dialamiahkan. Mesin bukan tumpangan bagi tubuh karena ia melebihi hasrat atau ketidaksadaran yang khas.
Tetapi, ia tidak pernah mengatakan dengan penuh kesadaran, kecuali kesadaran yang rapuh. ”Saya berpikir” sekaligus ”saya berhasrat” sesuatu di balik tatanan citra atau di seberang tatanan mesin.
Saya memilih e-book, misalnya, berarti mesin dalam tanda hasrat untuk mengetahui, yang menandakan mesin tanpa tubuh melebih kehendak dan selera. Ia tidak sekadar mengada. Tetapi, suatu mesin yang disesaki oleh ritual perayaan seperti membaca, menganalisis, dan menulis.
Untuk bertanya ulang mengapa semua yang kita lihat dan apa yang belum kita tatap dan hasrati sebagai sesuatu yang dikuasai dan lemah dihadapan sesuatu yang menguasai pengetahuan di antara benda-benda.
Karena itu, tanpa hasrat untuk mengetahui, tidak ada pembentukan kata-kata melalui mesin tulisan. Ketidakhadiran ruang kosong akibat kata-kata tidak ada kesesuaian antara apa yang pernah diucapkan dan pembuktian ilmiah.
Apa yang kita ketahui tentang perputaran siang dan malam, ia digiring ke arah pengulangan dan digores ulang, jejak-jejak di mana kata-kata yang menerobos benda-benda yang dituliskan, digambarkan, dan dibacakan secara bergairah.
Apa yang bisa kita bicarakan dari kata-kata dalam ruang berbicara yang disediakan oleh mesin? Saya mendengarkan musik yang ditandai sentuhan hanya satu kali melalui mesin. Bagaimana dengan berulang kali tersentuh oleh mesin?
Karena itu, mata kita masih berkedip sembari acungkan jempol terhadap penyelidikan, verifikasi, dan penemuan sebagai bagian dari hasrat untuk mengetahui, yang dipadukan dengan kata-kata yang pernah kita ucapkan.
Hasrat untuk mengetahui diletakkan dalam ruang yang diartikulasikan sebelum mencapai titik koordinasi, dimana hiruk-pikuk mekanisme pernyataan a priori dan pengalaman bersarang dan meretas di tengah kata-kata atau kalimat.
Pengetahuan dibacakan dalam ketidakterbatasan garis, gambar, warna, tanda, jejak, dan kertas merebak dalam mesin.