Ada saatnya nafsu harus dikekang sebagai syarat untuk melihat bahwa nafsu serakah sebagai nafsu yang lain itu nyata. Kita akan paham jika hasrat untuk mengetahui sudah ada sejak mesin primitif.
Suatu mesin dalam bentuknya sendiri. Mesin yang masih alami.
Di era medsos ini, kita akan tahu jika mesin primitif dan mesin modern sudah repot dibedakan. Di situlah, saya akan yakin, hasrat untuk mengetahui atau hasrat untuk kuasa. Saya kira, saya ada di sekitar mesin. Suatu mesin yang berkuasa. Hasrat memang ada di dalam dirinya sendiri.
Suatu hasrat akan dihancurkan ketika ia bercampur-aduk dengan selera rendah hingga nafsu serakah. Tepat di atas fenomena hasrat, maka saya menyatu dengan mesin saat saya menerobos ruang benda-benda.
Mesin, Hasrat, dan Sensasi
Wah, masih keterlibatan “mesin.” Hasrat bersama tubuh. Ia sejenis mesin dari hasrat yang menubuh.
Aliran hasrat ditopang oleh tubuh. Suatu tubuh yang berlipatganda setelah berserakan. Tetapi, dalam mesin yang dilihat secara sangat istimewa. Pengetahuan tentang tubuh menjelma mesin yang termolukerisasi. Ia tidak lebih daripada jaringan “mekanisme hasrat yang menubuh.”
Suatu tubuh dalam bentuk “mesin tanpa tubuh,” yaitu dari tubuh murni atau alamiah menjadi tubuh artifisial. Kata lain, hasrat yang menubuh sebanyak mesin virtual.
Saya ada melalui mesin virtual. Hasrat untuk mengetahui datang dari mesin virtual.
Medsos, Google atau internet, dan ruang siber lainnya sebagai mesin virtual. Saya ada dengan tubuh untuk menghidupkan sesuatu yang belum diketahui sama sekali bisa diubah dengan hasrat saling menopang dengan tubuh. Karena hasrat seiring dengan tubuh, maka keduanya hanya sampai kepada dirinya sendiri. Ia hanya meniru dan menampilkan sesuatu dalam mesin artifisial, sekalipun tiruan dan penampilan luar tidak jauh berbeda dengan tubuh bahkan hasrat.
Saya kira, dari satu mesin ke mesin untuk mengetahui tanpa lelucon. Ia adalah mesin super dahsyat di luar pengetahuan sebelumnya.