Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Segalanya Mengalir

18 Januari 2024   17:19 Diperbarui: 18 Maret 2024   12:56 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
3 Capres di Debat ke-3 (Sumber gambar: kompas.com)

Pada suatu kesempatan, ruang obrolan lewat grup WhatsApp begitu seru dengan balas membalas komentar. Di satu pihak, luapan dukungan atas calon presiden dan calon wakil presiden. Pihak lainnya, terpesona dengan calon presiden dan calon wakil presiden pilihannya. Pokoknya, pro dan kontra. Bahkan ejekan dan candaan menghiasi obrolan grup. 

Tetapi, saat saling mengoceh dan silang pendapat itulah terjadi apa yang disebut segalanya mengalir. Mengalirnya dari mana dan kemana?

Mohon tunggu dulu, sebelum berlanjut keseruan obrolan grup. Dimana mantulnya? Adakah kacaunya? 

Saya coba numpang lewat obrolan tentang segalanya mengalir. Sambil menengok ke ponsel, mending lebih kepo lagi.  

Berita ”panas” apa lagi hari ini? Hari-hari terlewatkan dengan peristiwa aktual menjadi berita panas. Sebagian warganet rupanya tertarik dengan obrolan panas di medsos berdasarkan sudut pandang soal pilihan sang jagoan yang berbeda.

Mengalirnya sang jagoan lebih tertuju pada ketiga calon presiden dan calon wakil presiden. Karena maknanya tidak muncul yang lain dan baru, maka kita mengutip frasa Panta Rhei adalah 'segalanya mengalir' sebagai terjemahan yang lazim. Kita tahu, frasa Panta Rhei dinisbahkan pada filsuf Yunani Kuno, Heraclitus (540 SM - 480 SM).

Frasa Panta Rhei ternyata tidak selamanya mujur sebagai ujaran atau tulisan dari Heraclitus. Sarjana modern-Barat masih ragu dengan kutipan tersebut. Sejalan dengan John Burnett, filsuf Perancis-Yunani, Kostas Axelos (1942-2010 M) menyatakan bahwa Panta Rhei dari Heraclitus merupakan sesuatu yang kabur karena tidak punya sumber rujukan kuno. Ia adalah frasa yang diragukan.

Sebaliknya, biar pun kita mengabaikan perbedaan pandangan itu, ia segalanya mengalir. Kini dan entah kapan akhir dari segalanya mengalir. Hari, jam, menit, dan detik ini kita berbeda pilihan dan dukungan politik itu akan berjalan terus.

Dalam rumah tangga saja kita beda pilihan. Apalagi kita punya latar belakang organisasi, profesi, kultur hingga kehidupan yang berbeda dijamin tidak ajek, tidak diam di tempat. Politik punya dunia atau alam sendiri. Jika bukan berubah-ubah setiap saat, paling tidak politik itu mengalir. Terlepas dari kontroversi, terkecuali dari kecaman dan umpatan, malah politik adalah politik. 

Mengalir perlu dinikmati. Bersama atau bernafsi-nafsi? Terserah dari masing-masing pilihan kita. Paksa dan rela, bengkok dan tulus mengiringi segalanya mengalir. Dirinya mengalir dan berjalan terus.

Mengapa silang pendapat hingga bertengkar dan ricuh justeru tidak membuat negara cerai berai? Berdebat tidak membuat dunia kiamat, misalnya. Itu karena perbedaan menjadi hal biasa. Ia menempuh jalannya sendiri, yang terus menerus bergerak tanpa henti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun